Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Mau Bisnis Mantap Melaju? Jangkau Komunitas di Medsos

6 Oktober 2016   05:34 Diperbarui: 7 Oktober 2016   05:11 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hasil survei tentang pemanfaatan teknologi digital di Indonesia. (Sumber: We Are Social)

Apa sih keunggulan komunitas bagi pemasaran industri perbankan?

Keunggulannya, kata Isjet, komunitas mampu menjadi pembela dari bank yang bersangkutan apabila menghadapi keluhan, complain atau serangan nama baik dari pihak pesaing maupun dari nasabah yang kecewa. Para member komunitas ini akan membela nama baik bank tersebut dengan bahasa yang lebih personal dan sama sekali jauh dari istilah ataupun diksi perbankan yang kaku.

“Selain itu, keuntungan perbankan dengan menjangkau komunitas adalah menempatkan posisi perbankan tersebut pada track yang benar yakni pada para calon nasabahnya sendiri. Kalau masuk ke komunitas, tanpa harus jualan, perbankan ini sudah membuka diri pada seluruh anggota komunitas, dengan memperlihatkan keunggulan, keramahan, keamanan, produk serta layanan perbankannya,” tutur Isjet.

Andreas Aditya, Co-Founder Nebengers[dot]com. (Foto: Gapey Sandy)
Andreas Aditya, Co-Founder Nebengers[dot]com. (Foto: Gapey Sandy)
Jangan Jadikan Komunitas Sekadar Komoditi

Kesiapan segenap komunitas yang siapa tahu bakal “dipersunting” Danamon, jelas menjadi pekerjaan rumah bagi pengelola atau admin komunitas tersebut. Ibarat gadis yang hendak dinikahi pria pujaannya, tentu ia harus lebih dahulu berbenah diri juga bersolek. Pengelola Kompasiana(dot)com dan komunitas Nebengers(dot)com, termasuk yang membuka tangan lebar-lebar bila Danamon mengincar kerjasama saling menguntungkan, win-win solution.

Disadari atau tidak, komunitas juga butuh semaian ide dan inspirasi untuk tetap terus bertumbuh. Maka dari itu, kata Andreas Aditya, Co-FounderNebengers[dot]com, seandainya Danamon merangkul komunitas, maka ini dapat menjadi angin segar yang memang sejak lama ditunggu-tunggu. Tapi, harapannya adalah kerjasama ini harus terhindarkan untuk menjadi komunitas hanya sebagai komoditi belaka.

“Komunitas butuh bertumbuh. Komunitas butuh partner yang tidak serta-merta hanya menjadikan komunitas sebagai 'komoditas' tetapi juga mampu memberdayakan. Artinya, Danamon dapat berperan sebagai 'ayah' atau 'orang tua' yang men-support komunitas, bukan dalam bentuk pemberian uang atau materi belaka, melainkan support dari sisi inspirasi, ide dan lainnya. Hal ini dapat terlihat pada enam akun media sosial resmi yang dimiliki Danamon,” tandas Beng-Beng, panggilan akrabnya.

Membagi inspirasi, tips dan kiat bisnis. Screenshot akun media sosial @DanamonBiz. (Foto: Twitter @DanamonBiz)
Membagi inspirasi, tips dan kiat bisnis. Screenshot akun media sosial @DanamonBiz. (Foto: Twitter @DanamonBiz)
Ia melanjutkan, berkomunitas itu berkumpul sesuai dengan interest dan passion para anggota. Hal ini dapat menjadi jembatan bagi perbankan untuk masuk ke dalamnya, dan menjadi cara untuk men-support komunitas, bukan sebagai “komoditi” tapi justru mitra kerja untuk sama-sama berkembang. “Meskipun, tak bisa dipungkiri, bahwa komunitas juga kadangkala 'naik dan turun' dinamika kelanggengannya,” kata Beng-Beng yang juga menjelaskan bahwa komunitas Nebengers berdiri sejak 2013. “Kini sudah ada sekitar 59.000 member yang tergabung dalam aplikasi online. Mereka semua ada di lima kota, Jakarta, Solo, Bandung, Yogyakarta dan Surabaya. Insya Allah, akan terus bertambah lagi jumlahnya di masa mendatang.”

Oh ya, sekilas saja, Danamon baru-baru ini berhasil menyabet penghargaan. Misalnya, penghargaan MarkPlus WOW Service Excellence Award 2015 kategori Conventional Bank (Buku III) untuk cabang Medan, Aceh, Pontianak, Makassar dan Jayapura. Juga, penghargaan dalam acara tahunan “US Dollar Payments – Straight Through Processing Excellence Award 2015” di Jakarta. Penghargaan diberikan oleh bank korespondensi Deutsche Bank, Citibank, dan Standard Chartered Bank sebagai apresiasi pada Danamon berkat pencapaian STP Rate untuk US Dollar Payments pada periode tahun sebelumnya.

Foto bareng peserta Kompasiana Nangkring Bareng Bank Danamon. (Foto: Iskandar Zulkarnaen)
Foto bareng peserta Kompasiana Nangkring Bareng Bank Danamon. (Foto: Iskandar Zulkarnaen)
So, begitulah. Jangankan industri perbankan, sekarang ini siapa sih yang tidak tergiur dengan pasar komunitas yang tambur di media sosial? Ini juga barangkali, alasan yang membuat tim sukses salah satu pasangan peserta Pilkada DKI Jakarta, konon siap mengguyur cuan senilai Rp 4 miliar untuk 'membeli pengaruh' di media sosial.

* * * * *

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun