Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Mau Bisnis Mantap Melaju? Jangkau Komunitas di Medsos

6 Oktober 2016   05:34 Diperbarui: 7 Oktober 2016   05:11 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dari kiri ke kanan: Andreas Aditya (Nebengers.com), Gandhy I. Sastratenaya (Digital & Online Communication Marketing Head Danamon), Iskandar Zulkarnaen (Asisten Manager Kompasiana), Liviana Cherlisa (moderator dari Kompas TV). (Foto: Gapey Sandy)

Memang, angka ini sekadar taksiran yang berlandaskan metode penelitian juga perhitungan seksama. Karena, kalau mengacu pada estimasi Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) disebutkan, bahwa pada 2015, pengguna internet di negeri ini mencapai 139 juta jiwa. Atau, naik 32 juta jiwa kalau dibandingkan tahun 2014 yang sebanyak 107 juta jiwa. (lihat tabel)

Tak ayal, komunitas-komunitas di media sosial jelas menjadi pasar yang sangat potensial. Karena, yakin saja, kuantitasnya bakal terus menggelembung seiring penggunaan internet di Indonesia yang diyakini akan terus bertumbuh. Salah satu fakta yang dapat memperkuat sinyalemen ini adalah kenyataan bahwa, meskipun penetrasi media sosial di Indonesia masih kalah dibandingkan Vietnam dan Filipina, tetapi pengguna Facebook di Indonesia malah menempati peringkat ketiga di dunia, sesudah Amerika Serikat dan India. Wow… luar biasa, bukan?

Toni Darusman, Chief Marketing Officer Bank Danamon. (Foto: Gapey Sandy)
Toni Darusman, Chief Marketing Officer Bank Danamon. (Foto: Gapey Sandy)
Komunitas, Memudahkan Sosialisasi
Menyadari betapa suburnya lahan komunitas ini, industri perbankan tak mau ketinggalan untuk 'bercocok tanam di dalamnya'. Kini, perbankan seakan berlomba meninggalkan cara-cara lama dan praktik kuno layanan perbankan yang kaku, formal dan cenderung satu arah --- pola komunikasinya --- yakni (hanya) dari pihak perbankan kepada nasabahnya saja. Bank-bank, seolah berlomba untuk tidak ketinggalan menangkap peluang melalui komunitas di banyak platform media sosial. Dan, PT Bank Danamon Tbk menjadi salah satu bank yang tanggap akan hal tersebut.

Di usianya yang tahun ini menginjak 60 tahun, Danamon cekatan melakukan reformasi, adaptasi maupun transformasi. Perubahan signifikan ini diselaraskan dengan perkembangan zaman yang diwarnai dengan begitu implementatifnya penggunaan teknologi digital juga media sosial. Wujudnya? Bank Danamon menggancang tekad untuk menjangkau komunitas melalui media sosial.

Menurut Toni Darusman, Chief Marketing Officer Danamon, keberadaan komunitas dapat dimanfaatkan bank untuk mensosialisasikan produk maupun layanan Danamon. “Karena buat kami, komunitas adalah salah satu wadah untuk bisa menyosialisasikan produk Danamon. Karena di komunitas banyak anggotanya, juga ada transaksi keuangan, sehingga bisa lebih cepat bagi Danamon memperkenalkan bank ini kepada khalayak,” ujarnya ketika membuka acara Kompasiana Nangkring Bareng Bank Danamon dengan tajuk Mantap Melaju Menjangkau Komunitas Melalui Media Sosial, yang diadakan di Gedung Menara Bank Danamon lantai 22, Jakarta, pada Sabtu, 1 Oktober.

Dari kiri ke kanan: Andreas Aditya (Nebengers.com), Gandhy I. Sastratenaya (Digital & Online Communication Marketing Head Danamon), Iskandar Zulkarnaen (Asisten Manager Kompasiana), Liviana Cherlisa (moderator dari Kompas TV). (Foto: Gapey Sandy)
Dari kiri ke kanan: Andreas Aditya (Nebengers.com), Gandhy I. Sastratenaya (Digital & Online Communication Marketing Head Danamon), Iskandar Zulkarnaen (Asisten Manager Kompasiana), Liviana Cherlisa (moderator dari Kompas TV). (Foto: Gapey Sandy)
Mengapa mengincar komunitas? Indonesia itu, jawab Toni, negara yang sangat sosial masyarakatnya dengan berkomunitas dan melakukan kegiatan bersama-sama. Berbagai macam komunitas ini pasti punya kesamaan, seperti hobi, bahkan gadget dan sebagainya. “Maka itu, kami ingin bisa menjadi salah satu tools bagi komunitas. Atau, dalam dunia perbankan, kami menargetkan Danamon menjadi bank yang bisa melayani komunitas, di mana saja berada dan kapan pun juga,” tutur pria berkacamata yang mengenakan t-shirt berkerah warna oranye ini.

Bagi Danamon, usia 60 tahun bukan berarti sudah berakhir masa pengabdian dan pelayanannya. “Malah justru sebaliknya, makin penuh semangat,” tukas Toni. “Apalagi sekarang ini, generasi muda sudah bertipe milenials. Karakteristik, kebutuhan dan interaksinya sangat berbeda dengan generasi sebelumnya. Mereka akrab menggunakan gadget, memanfaatkan media sosial dan adaptif dengan teknologi digital dan sebagainya. Nah, di sinilah Danamon harus ada bersama mereka dan juga relevan. Apalagi, sebagai bank, Danamon tentu harus credible, dapat dipercaya. Tetapi, bukan berarti juga bank itu harus berlaku secara kaku dan formal, melainkan musti relevan untuk pasar anak muda. Contohnya, kita sudah meluncurkan layanan aplikasi D-Mobile, sebuah layanan aplikasi mobile banking yang memudahkan nasabah melakukan aneka transaksi seperti transfer dana, pembelian dan pembayaran dari gawai. Karena itulah, sekali lagi, kami ingin Danamon menjadi pilihan utama dari pasar anak-anak muda sekarang ini.”

'Bermain' di pasar komunitas tidak selamanya menjanjikan. Karena, bisa saja, apabila terjadi sesuatu hal mengecewakan terkait layanan bank misalnya, maka pola informasi yang disampaikan dari mulut ke mulut atau getok tular akan semakin memperparah nama baik dan image bank itu sendiri. Kekecewaan bisa saja muncul, misalnya karena sistem keamanan bank yang tidak aman sehingga mengakibatkan pembobolan dan merugikan konsumen.

Bank harus hadir dan relevan bagi segenap anggota komunitas. Toni Darusman, Chief Marketing Officer Bank Danamon. (Foto: Gapey Sandy)
Bank harus hadir dan relevan bagi segenap anggota komunitas. Toni Darusman, Chief Marketing Officer Bank Danamon. (Foto: Gapey Sandy)
“Dalam kaitan keamanan bank, kami menghimbau kepada para nasabah termasuk setiap anggota komunitas, untuk senantiasa menjaga informasi pribadi. Jangan men-share PIN, username dan lainnya. Juga harus terus melakukan kehati-hatian dalam bertransaksi dan melakukan akses di dunia digital. Sebenarnya, dunia digital perbankan sangat membantu dan memudahkan. Sistem keamanan perbankan itu sudah sangat ketat, dan kami selalu memberikan dan memastikan bahwa sistem di Danamon pun sudah aman,” jamin Toni.

Harus Mendengar dan Bangun Cerita Bersama

Sementara itu, Gandhy Inderayana Sastratenaya, Digital & Online Communication Marketing Head Danamon yang menjadi salah seorang pembicara menandaskan, teknologi digital dan menjamurnya penggunaan media sosial membawa banyak perubahan karakter, bahkan terhadap perbankan. Makanya, bank harus mengubah mindset-nya seirama dengan perkembangan multimedia tersebut. Tak bisa lagi, bank itu melayani nasabahnya dengan kaku dan formal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun