Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Gengsi Kayu Sengon Makin Ciamik

30 September 2016   09:28 Diperbarui: 30 September 2016   15:24 807
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Eco Absorber yang sudah dipasang pada ruangan. (Foto: Kuncoro Diharjo)
Eco Absorber yang sudah dipasang pada ruangan. (Foto: Kuncoro Diharjo)
Efektivitas eco absorber dalam mereduksi gema maupun kebisingan suara terbilang cukup ampuh. Tengok saja hasilnya. Sesudah melalui serangkaian pengujian, ternyata panel eco absorber mampu meredam gaung suara atau absorb noise sebesar 74 sampai 98 persen suara. “Jadi sangat meminimalkan gaung pada rentang frekwensi 63 sampai 1000 Hertz (Hz). Ini rentang frekwensi yang umum pada ruangan, sehingga eco absorber ini mampu efektif dipergunakan untuk meeting room, auditorium yang luas, studio musik, hall dan ruang kelas perkuliahan luas, bahkan tempat-tempat ibadah,” urainya.

Proses pembuatannya?

Andi menguraikan prosesnya, gelondongan kayu Sengon mula-mula dipotong menjadi bentuk balok-balok kayu. Tetapi, bukan sembarangan potong! Karena, pemotongannya punya teknik khusus tersendiri.

“Pemotongannya dilakukan secara melintang atau bukan seperti memotong dalam bentuk papan kayu. Kenapa melintang? Karena membuat bunyi lebih bisa masuk melalui serat-serat kayu Sengon. Beda bila dipotong memanjang seperti bentuk papan, serat-serat kayunya malah akan memantulkan bunyi atau suara alias tak mampu meredam bunyi. Nah, balok-balok kayu Sengon yang dipotong melintang ini kemudian dimasukkan ke dalam oven untuk pemanasan selama sekitar 1 minggu. Memang agak lama prosesnya, karena tergantung juga dengan faktor cuaca. Ukuran oven ini besar ‘kok, ukuran 1,5 m x 1,5 m dengan ketinggian mencapai 3 meter. Proses peng-oven-an ini bekerjasama dengan UKM-UKM yang biasa mengolah kayu Sengon. Pemanasan ini  dilakukan untuk mengeringkan atau mengurangi kadar kandungan air pada kayu. Begitu juga dengan serat Kenaf, kita panaskan menggunakan oven sekitar 5 sampai 6 jam,” tutur Andi.

Anditya Hendar Prabowo memperlihatkan Eco Absorber yang sudah dilapisi kain Linen. (Foto: Gapey Sandy)
Anditya Hendar Prabowo memperlihatkan Eco Absorber yang sudah dilapisi kain Linen. (Foto: Gapey Sandy)
Sesudah melalui proses pengeringan menggunakan oven, potongan kayu Sengon kemudian dibuat panel berbentuk kotak-kotak, lalu diisi serat Kenaf. Setelah itu, ditutup lagi dengan kayu Sengon setebal 1 cm yang sudah dilubang-lubangi dan langsung berhubungan dengan rongga. Jumlahnya sebanyak 121 lubang untuk setiap panel eco absorber. Selesai itu, kemudian dilapisi busa, dan terakhir dibalut kain Linen. Bila sudah jadi dalam bentuk satu panel 50 cm x 50 cm, maka ketebalan eco absorber ini akan mencapai 4 cm,” jelasnya seraya mengatakan bahwa untuk menjaga hama pengerat maupun kelembaban yang menjamur, maka setiap kayu Sengon dan serat Kenaf yang dipakai sudah diimbuhkan anti hama.

Dari referensi yang diperoleh, kayu Sengon cenderung kurang menjadi sasaran hama atau rayap tanah karena memiliki kandungan zat ekstraktif. Tak aneh bila kayu ini menjadi favorit untuk membuat perahu, jembatan dan pendukung bahan baku kayu dalam membangun rumah.

Dibandingkan dengan produk impor, eco absorber buatan UNS jelas mampu bersaing. Bahkan, produk ini lebih inovatif karena sangat concern perihal ramah lingkungan (eco friendly). “Untuk produk-produk impor, mungkin saja menggunakan resin maupun zat-zat kimia dan sebagainya,” tukas Andi sembari menyebut harga Rp 500 ribu untuk panel eco absorber ukuran satu meter persegi.

Serat Kenaf. (Foto: indonesian.alibaba.com)
Serat Kenaf. (Foto: indonesian.alibaba.com)
Di masa mendatang, kalaupun harus ada pengembangan, bisa saja mengganti penggunaan serat Kenaf dengan limbah serat kayu Pohon Aren. “Para pengrajin tepung Pati yang biasa menggunakan bahan baku batang Aren, selalu menghasilkan limbah serat. Nah, limbah serat Aren inilah yang kami fokuskan untuk kelak bisa menggantikan penggunaan bahan baku serat Kenaf,” tutur Andi percaya diri.

Semakin Banyak Dipergunakan   

Sementara itu, menurut Prof Dr Kuncoro Diharjo ST MTselaku penggagas sekaligus peneliti eco absorber, produk inovatif ini sudah memenuhi persyratan untuk digunakan sebagai peredam suara di ruang pertemuan.  Pengujian sudah dilakukan di ruang meeting Hotel Pusdiklat UNS dan ruang kerja Laboratorium Material Teknik Prodi Teknik Mesin Fakultas Teknik Mesin UNS.

Saat ini panel eco absorber sudah dipakai di salah satu ruang kerja Laboratorium Material Teknik. Proses produksi yang sedang dilakukan adalah untuk pemasangan sebagai peredam suara di salah satu ruang kelas Taman Kanak-Kanak Widya Putra, binaan Dharma Wanita Persatuan UNS. Selanjutnya, akan dilakukan proses produksi untuk pemasangan di ruang meeting Hotel Pusdiklat UNS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun