Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Berdayakan Tunarungu, Sesudah Deaf Café Lalu Deaf Car Wash

19 September 2016   12:00 Diperbarui: 19 September 2016   19:43 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dissa Syakina Ahdanisa mencoba menu kuliner yang disajikan chef Deaf Cafe Fingertalk cabang Cinere. (Foto: Dokpri. Dissa)

Inspirasi yang disuguhkan Dissa dengan menunaikan usaha sociopreneurship melalui Fingertalk sudah tentu adalah keuletannya guna membuka lapangan kerja bagi masyarakat tuna rungu. Selain itu, membuka mata semua pihak bahwa masyarakat tunarungu ini juga memiliki kecakapan untuk bekerja dan berkarya secara baik. Semua ini menjadi pembuktian bahwa socio-entrepreneurship memang terus ditekuni secara fokus oleh Dissa.

Ali Wafa Al Aziz, manager Fingertalk. (Foto: Gapey Sandy)
Ali Wafa Al Aziz, manager Fingertalk. (Foto: Gapey Sandy)
Hajjah Lisma Gaus, ibunda Dissa yang selalu mendukung kegiatan positif sang putri. (Foto: Gapey Sandy)
Hajjah Lisma Gaus, ibunda Dissa yang selalu mendukung kegiatan positif sang putri. (Foto: Gapey Sandy)
“Sampai saat ini, pekerja yang bertugas di Deaf Car Wash Fingertalk Cinere ada 12 orang. Sedangkan yang di Deaf Café Fingertalk sini ada 6 orang, plus 2 tenaga pengawas. Jadi, total seluruhnya ada 20 pekerja tunarungu di Cinere ini. Mereka ini awalnya mengajukan lamaran kerja kepada kami. Tadinya, mereka berminiat untuk bekerja di Deaf Café Fingertalk yang ada di Pamulang, tapi karena jumlah staf di sana sudah mencukupi, maka kami menawarkan untuk bekerja di Cinere ini. Mereka, para tunarungu yang bekerja di sini berasal dari berbagai wilayah seperti Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Bogor, Bandung, dan sekitar Cinere - Depok,” urai Ali.

Sebenarnya, Deaf Café and Car Wash Fingertalk ini baru mulai soft launching per 17 September 2016 kemarin. Selama masa “promosi dan persiapan pembukaan” ini, pelanggan diberikan diskon khusus sebesar 50% dari tarif cuci mobil (Rp 40.000) dan cuci motor (Rp 15.000).

Menurut Hajjah Lisma Gaus yang merupakan ibunda Dissa, pihaknya siap melakukan peresmian pembukaan Deaf Café and Car Wash Fingertalk di Cinere ini pada pada Sabtu, 24 September 2016.

Insya Allah, dari pihak Kantor Walikota Depok, Dinas Ketenagakerjaan, Dinas Sosial dan pihak berwajib di sekitar lingkungan akan kami undang dalam Opening Ceremony sekaligus untuk menyampaikan harapan dan doa atas resmi beroperasinya tempat cucian mobil dan motor serta kafe tunarungu ini,” jelasnya ketika diwawancarai penulis di ruang tunggu pelanggan sembari menyantap roti bakar.

Menyinggung target ke depan, Lisma mengatakan, Fingertalk berharap dapat mempekerjakan 100 orang tunarungu pada tahun 2017 mendatang. “Ini target yang pernah disinggung Dissa. Doakan saja semoga terkabul, insya Allah, aamiin,” ujarnya.

Salah seorang pelanggan warga Mampang - Depok, Achmad Bisri N memberi apresiasi dan berharap agar terus berkembang usaha socioentrepreneurship ini. (Foto: Gapey Sandy)
Salah seorang pelanggan warga Mampang - Depok, Achmad Bisri N memberi apresiasi dan berharap agar terus berkembang usaha socioentrepreneurship ini. (Foto: Gapey Sandy)
Apresiasi juga datang dari pelanggan, Alvian, warga Lereng Indah - Cinere. (Foto: Gapey Sandy)
Apresiasi juga datang dari pelanggan, Alvian, warga Lereng Indah - Cinere. (Foto: Gapey Sandy)
Apresiasi Pelanggan

Salah seorang pelanggan, Achmad Bisri N yang merupakan warga Mampang – Depok, usai mobilnya dicuci steam menyampaikan apresiasi atas beroperasinya Deaf Café and Car Wash Fingertalk.

“Saya sangat mengapresiasi dan menyatakan salut melihat pengelola usaha di sini mempekerjakan masyarakat tunarungu. Sungguh luar biasa! Bisa saya buktikan sendiri, hasil kerja mereka sangat bagus. Mobil saya menjadi sangat bersih, tidak saja di bagian luar bahkan dalamnya juga. Semoga usaha sosial bisnis yang mempekerjakan masyarakat tunarungu ini dapat terus berkembang, dan menyerap semakin banyak jumlah tenaga kerja dari mereka yang tunarungu,” ujar bapak dengan sosok tegap yang di kartu namanya tertulis bekerja sebagai Satpatwal atau Brigade Motoris (BM) di Ditlantas Polda Metro Jaya ini.

Hal senada disampaikan Alvian. Anak muda yang tinggal di Lereng Indah, Cinere ini menyatakan sangat surprise dengan adanya tempat cucian mobil lengkap dengan kafe yang mempekerjakan masyarakat tunarungu.

Rachmita M Harahap, warga Joglo - Jakarta Barat yang juga tunarungu dan mengapresiasi kinerja Dissa beserta Fingertalk. (Foto: Gapey Sandy)
Rachmita M Harahap, warga Joglo - Jakarta Barat yang juga tunarungu dan mengapresiasi kinerja Dissa beserta Fingertalk. (Foto: Gapey Sandy)
Staf kasir yang juga tunarungu duduk bersebelahan dengan ruang Taman Baca yang tersedia. (Foto: Gapey Sandy)
Staf kasir yang juga tunarungu duduk bersebelahan dengan ruang Taman Baca yang tersedia. (Foto: Gapey Sandy)
“Saya sangat mengapresiasi usaha seperti ini. Tidak murni bisnis belaka, tapi juga ada nilai sosial yang dijunjung tinggi dengan membuka lapangan kerja bagi masyarakat tunarungu. Jujur, saya baru pertama kali mencuci steam mobil di sini.

Ternyata, begitu tadi pertama kali saya masuk, sempat terheran-heran juga karena sambutan staf di sini tidak ada yang berbicara sama sekali, kecuali hanya senyum sikap santun dan bahasa isyarat. Tapi, lama kelamaan kebingungan saya terjawab dengan sendirinya. Malah, dari sikap bingung saya kemudian justru mengapresiasi apa yang dilakukan Dissa ini,” tutur Alvian yang mengaku baru mendarat di bandara Soekarno-Hatta usai menempuh perjalanan udara rute Bali - Jakarta.

Alvian berpesan, hendaknya di kemudian hari, untuk mengantisipasi kesalahpahaman dan ketidakmengertian pelanggan baru, ada staf yang menyambut kehadiran pelanggan dan memberi penjelasan singkat mengenai apa dan bagaimana Deaf Café and Car Wash Fingertalk ini. “Supaya jangan ada salah paham akibat kekurangmengertian,” saran Alvian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun