Suprapto menambahkan, siaga bencana yang disisipkan melalui sandiwara radio ADB, pada prinsipnya adalah supaya masyarakat siap siaga menghadapi bencana, dalam kondisi apa dan bagaimana pun. “Sebenarnya, kita sendiri sudah punya program sosialisasi waspada bencana kepada masyarakat, tetapi dengan adanya program sosialisasi juga dari BNPB maka semakin menambah kuat program yang punya tujuan sama ini. Apalagi, kualitas rekaman sandiwara radio dan Iklan Layanan Masyarakat dari BNPB ini sangat baik. Sedangkan inti materinya yaitu seruan agar masyaraat senantiasa siaga menghadapi bencana. Apabila sudah siaga, maka akan dapat menyelamatkan diri sendiri, keluarga dan orang-orang terdekat,” ujarnya.
Sewaktu erupsi Gunung Kelud pada 2014 lalu, imbuh Suprapto, pihaknya terus menyiarkan perkembangan aktual dari waktu ke waktu terkait kondisi bencana. “Informasi yang kami sampaikan berasal dari para kru yang berada di lapangan, juga dari aparat Kecamatan Ngancar, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Pos Pengamatan Gunung Kelud milik Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dan sumber-sumber resmi lainnya. Disinilah, stasiun radio kami memainkan fungsi sebagai pihak yang menjalin informasi dari berbagai sumber-sumber resmi tadi untuk segera dan langsung disiarkan kepada masyarakat,” urainya.
Tower Radio Tetap Berdiri tapi Kabel Terbakar
Hingga 25 Agustus 2016 ini, pemutaran ADB sudah mencapai episode ketujuh. Pada awal masa pemutarannya, respon pendengar dirasa masih belum memuaskan. Tetapi ketika sudah memasuki episode ketiga dan seterusnya, semakin banyak respon positif yang muncul dari masyarakat pendengar. Demikian disampaikan Sukiman, pendiri Radio Komunitas Lintas Merapi FM yang berlokasi di Dusun Deles, Desa Sidorejo Kecamatan Kemalang Kota Klaten, atau hanya berjarak 4 km saja dari kawah Gunung Merapi. Selain itu, lokasi radio ini hanya kurang dari 2 km saja dari kediaman juru kunci Gunung Merapi yakni almarhum Mbah Marijan di Dusun Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pendek kata, JALIN MERAPI adalah kumpulan relawan yang peduli dan tanggap akan mitigasi bencana di area Gunung Merapi dan sekitarnya. Berdiri pada 2006, komunitas jejaring masyarakat pegiat media komunitas ini beranggotakan 8 radio siaran komunitas dengan dukungan banyak pihak, seperti Combine Resource Institution (CRI), Merapi Recovery Response UNDP, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) serta berbagai lembaga dan kelompok relawan yang bergiat di Merapi. Sejak 2012 lalu, dukungan penguatan kapasitas pengetahuan dan manajemen radio komunitas juga diberikan oleh tim Radio Komunitas FMYY dari Kobe, Jepang.
Sukiman menjelaskan, Radio Komunitas Lintas Merapi FM --- yang pada 2011 pernah meraih juara II reportase lingkungan dari RRI --- sudah banyak memproduksi dan memutarkan Iklan Layanan Masyarakat yang bertemakan bencana Gunung Merapi. “Misalnya, bagaimana cara masyarakat menghindarkan diri dari wedhus gembel atau awan panas, penjelasan awan panas, karakter gunung, mengapa bencana sampai terjadi, kesiap-siagaan seperti apa yang harus dilakukan masyarakat, bagaimana menghadapi abu vulkanik, apa yang harus dilakukan warga sebelum dan sesudah terjadi letusan Gunung Merapi, penjelasan mengenai Kawasan Rawan Bencana dan lain-lain,” urainya seraya menyarankan agar BNPB juga membuat Iklan Layanan Masyarakat yang lebih spesifik dan beragam varian.
Bagaimana menjelaskan fakta di lapangan bahwa Radio Komunitas Lintas Merapi FM ini benar-benar didengar dan digemari warga masyarakat sekitar?
“Pertama, kami meyakini bahwa apabila hiburannya bagus maka banyak warga yang akan mendengarkan siaran radio kami. Makanya, kami banyak memenuhi permintaan dari masyarakat yang meminta untuk diliput, direkam dan diudarakan acara hiburan yang mereka selenggarakan. Artinya, apabila ada warga yang hajatan dan mempergelarkan acara hiburan maka itu yang kami rekam, dan kemudian rekamannya kami udarakan di studio. Permintaan seperti ini banyak sekali.