Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Perubahan Tiada Henti Toyota Indonesia dengan QCC

21 Agustus 2016   08:32 Diperbarui: 22 Agustus 2016   05:46 2466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Abdul Mukti Suryo Hutomo, GM Press Production Sunter 2 Division PT TMMIN. (Foto: Gapey Sandy)

QCC adalah kependekan dari Quality Control Circle. Sebagian kita mungkin sudah banyak yang tahu. Tapi, sebenarnya apa dan bagaimana QCC? Mengapa ‘tiga huruf’ ini bisa sampai bertahan pelaksanaannya di Toyota Indonesia, bahkan hingga seperempat abad, 25 tahun lamanya? Pastilah, QCC ini sesuatu yang hebat pun luar biasa!

Kamus daftar istilah mengartikan, QCC tak lain sebagai cara untuk mengimplementasikan semangat kaizen dengan efektif. Kelompok-kelompok kecil yang terdiri atas 7 hingga 10 orang itu selalu mencari masalah-masalah untuk dipecahkan, mencari inovasi-inovasi agar dapat memecahkan masalah dan memperbaiki keadaan.

Penjelasan tersebut dijabarkan pada halaman 144 buku “Perubahan Tiada Henti : 25 Tahun Perjalanan QCC Toyota Indonesia - Membangun manusia sebelum membuat produk”. Buku besutan Joice Tauris Santi, wartawati Kompas desk Multimedia ini diterbitkan penerbit buku Kompas. Secara formal, peluncuran buku berwarna sampul merah menyala ini dihelat di ruang Ruby, lantai 7 Gedung Kompas Gramedia Unit II, Palmerah Barat, Jakarta (Selasa, 16 Agustus 2016).

Sonni Irawan dari PQM Consultants menegaskan permintaan terhadap QCC meningkat drastis. (Foto: Gapey Sandy)
Sonni Irawan dari PQM Consultants menegaskan permintaan terhadap QCC meningkat drastis. (Foto: Gapey Sandy)
Permintaan QCC melonjak drastis selama 5 tahun terakhir. (Foto: Gapey Sandy)
Permintaan QCC melonjak drastis selama 5 tahun terakhir. (Foto: Gapey Sandy)
Pada peluncuran buku yang penggarapannya bekerjasama dengan 14 member maupun leader Toyota Indonesia ini sejumlah pimpinan manajemen Toyota Indonesia tampak hadir, seperti Warih Andang Tjahjono (Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia atau TMMIN), Henry Tanoto (Wakil Presiden Direktur PT Toyota Astra Motor), Bob Azam (Direktur PT TMMIN), Abdul Mukti Suryo Hutomo (General Manager Press Production Sunter 2 Division) dan masih banyak lagi. Ada pula Sonny Irawan dari Productivity Quality Management (PQM) Consultants. Juga, Muhammad Zuhri Bahri selaku Direktur Standar Kompetensi dan Program Pelatihan mewakili Dirjen Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas (Binalattas) Kementerian Tenaga Kerja.

Sementara dari manajemen Kompas, nampak Pemimpin Redaksi Budiman Tanuredjo yang didaulat menyampaikan kata sambutan, Pepih Nugraha (jurnalis senior Kompas dan COO Kompasiana), dan sudah tentu Joice Tauris Santi sang penulis merangkap editor buku.

Dalam paparan singkatnya, Sonny Irawan mengungkapkan bahwa di kalangan manajemen dunia usaha, permintaan terhadap QCC tidak pernah surut bahkan cenderung meningkat drastis pada masa-masa belakangan ini.

“Fakta ini kami peroleh dari rutinitas sehari-hari. Lembaga kami, PQM Consultant yang selama ini sudah menambahkan berbagai layanan jasa yang terkait dengan peningkatan Produktivitas dan Kualitas, seperti Total Quality Management (TQM), Lean Manufacturing, Total Productive Maintenance, Six Sigma dan lainnya, tetap menemukan kenyataan bahwa permintaan untuk QCC tidak pernah surut. Bahkan, selama lima tahun terakhir terjadi peningkatan yang cukup berarti dibandingkan periode sebelumnya. Mungkin hal ini dikarenakan tekanan untuk meningkatkan produktivitas semakin tinggi,” ujar Commissioner and Senior Consultant of PQM Consultants ini.

Warih Andang Tjahjono selaku Wakil Presdir PT TMMIN. (Foto: Gapey Sandy)
Warih Andang Tjahjono selaku Wakil Presdir PT TMMIN. (Foto: Gapey Sandy)
Sedikit-sedikit lama kelamaan menjadi bukit dan dalam jangka panjang membuahkan banyak sekali perbaikan. Kutipan dari Warih Andang Tjahjono dalam buku Perubahan Tiada Henti. (Foto: Gapey Sandy)
Sedikit-sedikit lama kelamaan menjadi bukit dan dalam jangka panjang membuahkan banyak sekali perbaikan. Kutipan dari Warih Andang Tjahjono dalam buku Perubahan Tiada Henti. (Foto: Gapey Sandy)
Sementara itu, Warih Andang Tjahjono menegaskan bahwa QCC menjadi salah satu mindset yang berlaku di Toyota Indonesia. “Ini adalah buku pertama yang menulis tentang kegiatan QCC di Toyota Indonesia. Saya mengucapkan terima kasih kepada penulis dan seluruh tim yang terlibat, juga kepada Kompas, Kompasiana bersama seluruh Kompasianer-nya,” ujar Warih ketika memulai sambutan.

Kegiatan QCC, kata Warih, merupakan salah satu mindset atau suatu value khusus berupa kegiatan dengan melibatkan semua member. “Ini sesuai dengan semangat kaizen yang ingin melibatkan secara langsung semua member untuk meningkatkan atau mencapai produksi sesuai yang telah dicanangkan. Kaizen yang baik dan benar merupakan ide atau perbaikan di area kerja masing-masing. Kaizen melibatkan banyak orang di area kerja sehingga ke depan kita semua akan merasa dengan berbagai perbaikan pekerjaan pun akan lebih baik. Disinilah sebenarnya Kaizen itu adalah melibatkan semua member,” urai Warih yang mulai bergabung dengan Toyota Indonesia sejak Juli 1989.

Sebenarnya, secara khusus, apa yang dikemukakan Warih terdapat pada halaman istimewa buku “Perubahan Tiada Henti” yang sengaja dialokasikan guna memuat pernyataan penting dari pria berjanggut putih kelahiran 11 Juni 1963 ini. “Dengan melibatkan semua orang, pergerakan langkah Plan-Do-Check-Act (PDCA) lebih cepat, diharapkan akumulasi ide semakin lama semakin tinggi sehingga terjadi perubahan di area kerja menjadi lebih baik, selanjutnya perubahan lebih baik pun terjadi dan dapat dirasakan di perusahaan. Apalagi memang, nilai respect to people adalah salah satu pilar Toyota Way juga,” sebutnya mantap.

Digelar pula talkshow tentang QCC Toyota Indonesia dengan moderator Cindy Sistyarani dari KompasTV. (Foto: Gapey Sandy)
Digelar pula talkshow tentang QCC Toyota Indonesia dengan moderator Cindy Sistyarani dari KompasTV. (Foto: Gapey Sandy)
Kompasianer dan tamu undangan memenuhi ruang peluncuran buku. (Foto: Gapey Sandy)
Kompasianer dan tamu undangan memenuhi ruang peluncuran buku. (Foto: Gapey Sandy)
Menurut alumnus Fakultas Teknik Kimia, Universitas Diponegoro- Semarang ini, ada dua pilar Toyota Way yaitu continuous improvement dan respect to people. Ini sejalan dengan slogan ‘We make people before we make product’ atau kita membangun manusia sebelum membuat produk. “Nilai itu menjadi salah satu dasar pemikiran kita bahwa dalam proses di sektor manufaktur, proses perakitan yang ada di Toyota tidak dapat terlepas dari manusia, Secanggih apapun perlengkapan mesin yang dimiliki, itu hanyalah mesin. Tetap diperlukan orang. Itulah mengapa kita bicara orang adalah the most important key success,” jelas Warih yang pada 1990 pernah dikirim menimba ilmu ke Jepang, dan bersama tiga rekan lainnya sempat tersesat serta tertinggal rombongan lantaran kelewat takjub mengagumi megapolitan Tokyo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun