Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama FEATURED

Mendamba Habibie, Sang Inspirator Bangsa

17 Agustus 2016   17:18 Diperbarui: 12 September 2019   15:03 2081
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibu Eli dan Bapak Luthfi, pasangan suami istri asal Matraman, Jakarta yang berharap agar generasi penerus ada yang menjadi The Next Habibie. (Foto: Gapey Sandy)

Sementara itu, Panser Anoa 2 6x6 Amphibious, sebenarnya bermula dari platform Armoured Personnel Carrier (APC). Kendaraan tempur (ranpur) taktis ini tidak saja mampu melaju lincah di darat tapi juga andal bermanuver di air.

Penggunaan kata “amphibious” lantaran terdapat water propeller yang berukuran besar pada bagian belakang. Berkat water propeller ini panser dapat melaju lebih cepat, berputar 360 derajat, juga mundur dan mengerem di air. 

Para pengunjung, khususnya anak-anak, saling bergiliran untuk dapat menaiki N250 dan Panser Anoa 2. Semua mengantri dengan sabar.

Sementara itu, terlihat para guru dan orangtua yang tidak sedikit memberi penjelasan kepada anak-anak tentang dua produk sarat teknologi dan kaya inovasi hasil karya asli nan mengagumkan PT Pindad, di mana Habibie pernah menjadi Direktur Utamanya sejak 1983 hingga 1997.

Tercatat, pada 1983, Habibie yang menjabat sebagai Menristek mengambil alih pengelolaan Pindad dari TNI AD. Bersama sembilan perusahaan lain, Habibie menaunginya dibawah Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS).

Stand PT PINDAD yang senantiasa ramai. (Foto: Gapey Sandy)
Stand PT PINDAD yang senantiasa ramai. (Foto: Gapey Sandy)
Berbagai senjata serbu di stand PT PINDAD. (Foto: Gapey Sandy)
Berbagai senjata serbu di stand PT PINDAD. (Foto: Gapey Sandy)
Sungguh, ada rasa bangga sekaligus keharuan manakala melihat masyarakat, tua muda, besar kecil, laki perempuan berbaris antri demi mengantarkan buah hati tercintanya untuk menaiki replika N 250 dan Panser Anoa 2. Insya Allahini menjadi simbol bahwa generasi penerus siap melanjutkan estafet keteladanan dari seorang inspirator bangsa, Presiden RI ketiga, Bapak Negara, dan mentor untuk komunitas IPTEK yakni Habibie. Aamiin

Pada hari ketiga Festival Habibie, antrian pengunjung yang hendak membeli tiket masuk ke Museum Nasional per kepala seharga Rp 2.000 untuk anak-anak, Rp 5.000 orang dewasa, dan Rp 10.000 untuk warga negara asing, cukup mengular panjangnya.

Tetapi hal ini tidak melunturkan niat dan semangat untuk terus berusaha dapat masuk ke dalam arena. Maklum, suasana di dalam hall festival juga tidak kalah serunya. Ada banyak stand yang begitu interaktif kepada pengunjung.

Mulai dari stand Yayasan Amal Abadi Beasiswa Orbit Hasri Ainun Habibie, PT PAL, PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia, PT Regio Aviasi Industri (RAI), Sritex, Mizan Group, Universitas Al Azhar Indonesia, Berkarya!Indonesia yang stand-nya mempromosikan situs www.nexthabibie.com, Bank Mandiri dan lainnya.

Stand PT RAI dengan replika pesawatnya di ajang Festival Habibie. (Foto: Gapey Sandy)
Stand PT RAI dengan replika pesawatnya di ajang Festival Habibie. (Foto: Gapey Sandy)
k-4-57b43904c8afbd2015f2d7da.jpg
k-4-57b43904c8afbd2015f2d7da.jpg
Stand PT Pindad termasuk yang selalu dipadati pengunjung. Di sini, pengunjung “dibebaskan” untuk memegang senjata api yang dipamerkan. Bahkan, para staf pameran dengan ramah mempersilakan pengunjung berpose dengan senjata yang ada.

Tak hayal, banyak pengunjung rela antri untuk berfoto seolah sedang memegang senjata api otomatis. Sejumlah senjata produksi PT Pindad yang dipamerkan misalnya SS1-V1 kaliber 5.56 mm, SS2-V1 berkaliber 5.56 x 45 mm, SS1-R5 kaliber 5.56 mm, SS2-V5 A1 berkaliber 5.56 mm dan masih banyak lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun