Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Segera Hadir, Perpustakaan Apung Pertama di Indonesia

10 Agustus 2016   23:15 Diperbarui: 11 Agustus 2016   07:53 901
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Grafis tiga dimensi fly over Antapani, Bandung. (Sumber: Balitbang Kementerian PUPR)

Prototype Jembatan Apung di Cilacap ini hanya akan difungsikan untuk pejalan kaki dan pengendara sepeda motor. Nah, karena di kolong jembatannya adalah juga dimanfaatkan untuk lalu-lintas air, maka setelah dihitung berdasarkan perahu paling tinggi, lengkungan tengah Jembatan Apung ini akan setinggi 5,5 meter dari atas permukaan air. “Panjang bentang tengah Jembatan Apung ini 35 meter, dan bentang kiri dan kanan masing-masing 20 meter, sehingga total panjang jembatan ini adalah 75 meter,” ujarnya seraya berharap Jembatan Apung dapat diresmikan seturut target yakni pada Selasa, 20 September 2016.

Elis Kurniawati mengatakan Jembatan Apung dapat dipindah-pindahkan menggunakan jalur air. (Foto: Gapey Sandy)
Elis Kurniawati mengatakan Jembatan Apung dapat dipindah-pindahkan menggunakan jalur air. (Foto: Gapey Sandy)
“Keberadaan Jembatan Apung ini nantinya akan mempermudah mobilitas warga masyarakat dari Desa Ujung Alang ke Desa Klaces dan sebaliknya. Yang biasanya mereka harus naik perahu, kini warga bisa melintas dengan mudah dan cepat melalui Jembatan Apung ini,” bangga Elis yang sekaligus merupakan penanggung-jawab project Jembatan Apung ini.

Begitu Banyak Inovasi Balitbang Kementerian PUPR

Hadir di PIST membuat hati siapa saja pasti bangga. Betapa tidak, para peneliti yang merupakan anak-anak bangsa ini mampu menciptakan karya inovatif yang bermanfaat bagi banyak orang. Sebut saja misalnya, inovasi yang dijelaskan Ferri Eka Putra, peneliti sekaligus Kasie Litbang Puskim, yakni Ukuran Modular Untuk Bangunan Rumah Susun. Juga, Teknologi Pracetak Beton Bertulang Brikon Untuk Bangunan Rumah Dua Lantai.

“Brikon ini bisa disebut juga sebagai precast concrete atau sistem struktur pracetak rangka bangunan dua lantai (open frame) yang menggunakan kombinasi sambungan kering (dry joint) dan basah (wet joint) yang terdiri dari komponen pracetak beton berprofil dan komponen sambungan box baja berongga,” jelas Ferri kepada penulis di stand Puskim.

Sejumlah keunggulan Brikon, menurut Ferri adalah mudah dalam pelaksanaan konstruksi, memenuhi kriteria kekuatan, biaya lebih efisien, sambungan kolom dinding dengan sistem interlocking menjamin ikatan kolom dinding baik.

Salah satu stand internal Kementerian PUPR di Pekan Inovasi Sains dan Teknologi. (Foto: Gapey Sandy)
Salah satu stand internal Kementerian PUPR di Pekan Inovasi Sains dan Teknologi. (Foto: Gapey Sandy)
Ferri Eka Putra menjelaskan tentang Modular untuk Bangunan Rumah Susun. (Foto: Gapey Sandy)
Ferri Eka Putra menjelaskan tentang Modular untuk Bangunan Rumah Susun. (Foto: Gapey Sandy)
Ada juga Rumah Unggul Sistem Panel Instan (RUSPIN) yang merupakan teknologi rangka rumah pracetak dengan menggunakan sistem sambungan dan baut. “RUSPIN ini adalah pengembangan dari Teknologi RISHA,” jelas Ferri.

Inovasi lain yang bisa disaksikan pada PIST yaitu Drainase Permukiman Ramah Lingkungan dengan Sub-Reservoar Air Hujan, Teknologi Pengolahan Air Limbah Sistem Bio-Filter, Instalasi Pengolahan Air Siap Minum (MEROTEK), Sumur Resapan Air Hujan, Reklamasi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah Lama Melalui Landfill Mining, Teknologi Pracetak n-panel system, Konsep Peremajaan Kawasan Kumuh melalui Kemitraan, Tenda Huntara, Panel dan Balok Bambu Sarang Tawon (BUSARON), dan Bambu sebagai bahan bangunan alternatif.

Semakin pasti, PIST senantiasa bakal dinanti-nantikan perhelatannya secara rutin. Karena mencerminkan betapa kreatif dan inovatifnya anak-anak bangsa, para peneliti yang tergabung dalam Balitbang Kementerian PUPR ini.

Ciamik!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun