Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Tulisan di Kompasiana Bersambut, Pemagaran di Lahan Jalur Pipa Gas Terwujud

1 Maret 2016   18:48 Diperbarui: 2 Maret 2016   11:46 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="(Lahan parkir di atas lahan jalur pipa gas? || Foto: Gapey Sandy)"]

[/caption]Pendek kata, dalam jarak sepanjang satu kilometer saja, cukup banyak Pertamina Gas memasang rambu-rambu dan papan peringatan. Tambah lagi, sejumlah patok batu berbentuk persegi panjang juga sengaja ditanam untuk memberi tanda pada sepanjang lahan JPG. Artinya, warga maupun instansi dan pihak-pihak di luar Pertamina Gas, harusnya sudah mahfum dan sadar akan status kepemilikan lahan, dan ancaman resiko bahaya bila beraktivitas di atas lahan JPG. Apalagi, kalau nyata-nyata melanggar larangan demi larangan yang telah ditetapkan pihak Pertamina Gas pada setiap papan peringatan.

Tapi apa boleh buat, kenyataan di lapangan menunjukkan, masih banyak warga memanfaatkan lahan di atas JPG untuk berbagai kegiatan. Penulis mencoba untuk membagi kegiatan tersebut menjadi tiga. Pertama, memanfaatkan lahan JPG sebagai tempat usaha atau aktivitas komersial. Kedua, menjadikannya sebagai tempat berkumpul warga untuk bidang kegiatan sosial kemasyarakatan, termasuk olahraga. Dan ketiga, menjadikannya sebagai wilayah private area, atau untuk kepentingan diri sendiri.

Penertiban Tanpa Pemagaran

Sebenarnya, pada September 2013 lalu, Pertamina Gas bersama pihak berwajib terkait telah melakukan penertiban terhadap lahan di atas JPG. Banyak lapak-lapak pedagang kaki lima yang digusur. Tidak sedikit gubuk-gubuk liar “digaruk” habis sampai bersih. Kalau tadinya, banyak pedagang kaki lima menyerobot lahan di atas JPG, kini kondisi tersebut sudah berubah total. Dari yang tadinya kumuh, kondisi lahan tersebut kini telah menjadi tanah lapang nan terbuka. Bahkan mulai berganti menjadi lapangan rumput menghijau. Pemandangan ini dapat disaksikan di dekat Bunderan Pamulang, mengarah ke lahan JPG yang membelah perumahan Pamulang Permai I.

[caption caption="(Papan peringatan dari Pertamina Gas. || Foto: Gapey Sandy)"]

[/caption]Kondisi tertib yang nampak pada lahan JPG di mulut perumahan Pamulang Permai I, memang mudah dilaksanakan, karena pada sisi kiri kanan lahan JPG, dibangun tembok beton nan kokoh. Tembok beton itu diberi cat warna kuning dan diberi tulisan besar-besar BATAS ROW PERTAMINA. Dengan adanya pemagaran tembok beton ini, maka siapa saja yang mencaplok lahan di atas JPG akan dengan mudah terlihat dengan mata telanjang. Nah, pada lahan yang sudah menjadi lapangan terbuka dengan rumput menghijau itu, sejumlah warga kemudian memanfaatkannya sebagai Lapangan Woodball. Tak asal bermain cabang olahraga asal Taiwan itu, para atlet Woodball ini kemudian berprestasi, dengan meraih juara ketiga pada PON Remaja I di Surabaya, Jawa Timur, akhir tahun 2014 kemarin. Baca: Raih Medali dari Lahan Jalur Pipa Gas.

Tapi, keasrian lahan JPG di depan perumahan Pamulang Permai I berbeda sekali dengan kondisi di seberangnya, yaitu lahan di atas JPG yang ada di depan Kampus Universitas Pamulang, dan SMK/SMEA Sasmita Jaya. Karena, meskipun pada 2013 lalu sudah dilakukan penertiban, tetapi kini, penulis menyaksikan sendiri bahwa banyak pedagang kaki lima yang kembali memadati lahan di atas JPG. Mereka digusur, dan kini sudah kembali memadati kawasan lahan JPG itu lagi. Memang, sejak upaya penertiban pada 2013 itu, ada ruang terbuka di atas lahan JPG di kawasan tersebut. Hanya saja, tak ayal, justru dengan adanya lahan terbuka, malah dimanfaatkan sebagai lahan parkir mobil dan motor oleh pihak kampus dan sekolah tersebut. Padahal, aparat berwajib juga telah memasang rambu lalu-lintas tanda “Larangan Parkir” di lahan terbuka tersebut.

[caption caption="(Papan peringatan dari Pertamina Gas. || Foto: Gapey Sandy)"]

[/caption]Kiranya, penertiban yang dilaksanakan Pertamina Gas harus sering-sering dilakukan. Minimal, satu tahun sekali. Atau, kalau Pertamina Gas tidak mau repot-repot melakukan penertiban, yang langsung saja dibangun pagar beton pada sisi kiri dan kanan lahan JPG miliknya. Bukankah langkah itu baik untuk Pertamina Gas, dan juga baik sekaligus aman untuk warga masyarakat sekitar? Lagipula, kalau itu adalah lahan milik Pertamina Gas, siapa juga yang akan berani menggugat, apabila dilakukan pemagaran beton, demi menjaga penyerobotan lahan seperti yang sudah-sudah? Bukan begitu, bukaannn … ?

Alhamdulillah … pemagaran di jalur pipa gas kini telah dilakukan.

Semoga Kota Tangerang Selatan terus semakin baik!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun