Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Motif Batik Banten Tak Boleh Makhluk Hidup

17 Februari 2016   18:21 Diperbarui: 17 Februari 2016   19:34 2738
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Motif Pilin Berganda pada Peci atau Kopiah yang dikenakan Sultan Banten Drs Tubagus Ismetullah Al’Abbas. || Foto: Gapey Sandy"]

[/caption]

Apa yang dilakukan Sultan Banten generasi ke-12 ini memang positif dalam mengangkat ciri khas budaya luhur dan warisan kearifan lokal keraton maupun Kesultanan Banten. “Ini greget dan semacam “protes” dari saya saja. Ketika Pemerintah belum bisa berbuat apa-apa untuk mengangkat seni budaya Keraton Banten. Ini juga tidak harus dipergunakan oleh Pemerintah, tapi setidaknya menandakan bahwa saya sudah bisa berbuat sesuatu. Makanya, saya juga mulai untuk mewajibkan pemakaian Batik Keraton Banten ketika dilaksanakan Forum Dhuriyat Kesultanan Banten,” jelas Tubagus Ismetullah yang menjadi salah satu Ketua pada Forum Keraton Nusantara, dan juga, pendiri sekaligus pembina Yayasan Raja Sultan Nusantara (Yarasutra).      

Tak Boleh Bermotif Makhluk Hidup

Sementara Griya Batik Banten, yang merupakan pionir dan pelopor Batik Etnik Banten, lebih memiliki variasi motif yang erat kaitannya dengan “kepurbakalaan”. Artinya, bersumber pada benda-benda bersejarah hasil ekskavasi (penggalian) sejak 1976 oleh para Arkeolog, yang kemudian disebut Artefak Terwengkal, dan kemudian diwujudkan menjadi ragam hias desain khas Batik Banten.

Pada Rabu siang, 17 Februari 2016, saya sempat melakukan kontak wawancara per telepon dengan Ir Uke Kurniawan SE, pemilik Griya Batik Banten. Boleh dibilang, antara Batik Banten dan sosok Uke Kurniawan sudah menjadi satu. Tak dapat dipisahkan.

[caption caption="Foto ketika Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah meresmikan Galeri Batik Keraton Banten. || Foto: Repro Galeri Batik Keraton Banten."]

[/caption]

Berkat kerja keras dan keuletan Uke, ia berhasil menemukan dan mengenali (sering diistilahkan olehnya sebagai “menemukenali”) ragam hias desain batik khas Banten. Jumlahnya “baru” mencapai ratusan. Mayoritas sudah dikukuhkan Pemerintah Provinsi pada 12 Maret 2003 melalui SK Gubernur Banten No.420/SK-RH/III/2003 yang sudah diaplikasikan kepada 54 desain batik sekaligus memperoleh legitimasi dari lembaga hak intelektual tertinggi di Indonesia pada 25 Mei 2004, atas desain karya ciptanya melalui Peraturan Menteri Kehakiman RI No.M.01-HC.03.01/1987, sesuai UU Hak Cipta Pasal 9.

Uke juga pernah menjabat Wakil Ketua dalam Panitia Peneliti dan Pengembang Batik Banten pada 2003. Pada tahun yang sama, ia memperoleh apresiasi dari Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI lantaran telah melakukan pengkajian motif Indonesia tingkat Internasional di Singapura dan Malaysia yang diikuti 62 negara, pada 14 - 19 Agustus 2003. Uke mengajukan Batik Banten waktu itu, dan mendapat sertifikasi Motif Batik Banten terbaik di dunia.

Tahun 2004, kemudian menjadi salah satu timeline paling berkesan bagi Uke. Pada 22 – 24 September tahun itu, dilaksanakan pengkajian dan evaluasi hasil rekonstruksi Arkeologi untuk menjadikan kreatifikasi bidang Ekonomi berbasis Budaya. Pesertanya kebanyakan para Arkeolog yang berasal dari 30 provinsi se-Indonesia, termasuk dihadiri juga oleh Mendagri dan Menbudpar. Pada event tersebut, Batik Banten didapuk menjadi obyek hasil evaluasi, dan meraih predikat “Satu-satunya Batik Sejarah di Indonesia”.

[caption caption="Inilah Galeri Batik Keraton Banten di dekat Masjid Agung Banten, Serang. || Foto: Gapey Sandy"]

[/caption]

Pada 2004 itu juga, mulailah diluncurkan Batik Banten. Ceritanya, pada 4 November 2004, terjalin program kemitraan dan bantuan perusahaan bersama PT Jamsostek dan PT Krakatau Steel. Yakni, dengan meluncurkan Batik Banten yang pengesahannya dilakukan oleh Mendagri, Gubernur Banten, dan para tokoh, termasuk tujuh Profesor: Prof DR H Hasanmuarif Ambari, Prof DR Uka Tjandrasasmita, Prof DR Herman Hairuman, Prof DR H A Wahab Afif, Prof DR H Imat Tihami, Prof DR H Hariri Hadi, Prof DR Tony Djubiantono selaku Direktur Arkenas) beserta stafnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun