Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Jokowi Kebut Pembangunan 7 Pos Lintas Batas Negara [#6 habis]

1 Januari 2016   19:26 Diperbarui: 4 April 2017   17:26 6730
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya, waktu kepulangan tiba. Terbayang kan, bagaimana Presiden Joko Widodo ini mengisi agenda kunker hari kedua, dengan begitu padat bahkan nyaris tiada waktu sela. Sejak PAGI sudah terbang ke Belu. SIANG meninjau pos perbatasan Motaain. Menjelang SORE menghadiri perayaan Natal Bersama Nasional, dan bakti sosial bersama relawan. Menjelang MALAM kembali ke Jakarta. Semua dilaksanakan demi percepatan pembangunan Indonesia, sekaligus hadir untuk menyapa dan menambah kedekatan dengan rakyatnya dimana saja berada.

Sesuai jadwal, rombongan kepresidenan akan kembali ke Jakarta dengan menggunakan Pesawat Kepresidenan. Pesawat berwarna badan biru muda dan putih, dengan garis pita bendera Merah Putih yang memanjang, memang dijadwalkan akan take off dari Bandar Udara El Tari, Kupang, pada jam 17.15 wita. Begitu terburu waktu, bahkan ketika turun dari kendaraan masing-masing, semua rombongan kepresidenan termasuk wartawan dan BLOGGER KOMPASIANA yang meliput kunker langsung melewati terminal tunggu bandara, dan menuju tangga pesawat.

Jelas beda dong, tangga yang dinaiki Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo langsung menuju pintu depan pesawat, sementara rombongan lain harus naik tangga dan masuk lewat pintu belakang. Wheeeewwwww … inilah pengalaman pertama naik “AIR FORCE ONE” INDONESIA. Ketika langkah kaki satu per satu menaiki tangga, rasanya semakin ingin buru-buru masuk ke Pesawat Kepresidenan. Tidak sabar rasanya, pingin tahu bagaimana suasana di dalamnya itu loh, cyyiiiinnn ...

(Dari Kupang kembali ke Jakarta naik Pesawat Kepresidenan. || Foto: Gapey Sandy/Kompasiana)

Menurut penjelasan salah seorang staf Biro Pers Kepresidenan, ruang kabin Pesawat Kepresidenan ini terbagi tiga. Paling depan adalah ruang khusus untuk Presiden dan Ibu Negara, lalu bagian tengah untuk para menteri dan staf kepresidenan, sedangkan di bagian belakang adalah untuk anggota rombongan lain termasuk para jajaran Paspamres. Kabin bagian belakang ini saja yang bisa nikmati, maklum jatah kursinya ya di bagian belakang … hahahahaaa.

Ruang bagasi barang di atas tempat duduk, sama persis dengan pesawat-pesawat komersial pada umumnya. Saya buru-buru memasukkan satu tas ransel berisi pakaian dan MacBook, dan satu tas kamera ke bagasi di atas kepala itu. Lalu mencari-cari kursi mana yang seharusnya saya tempati. Rupanya, setiap kursi sudah ada namanya yang ditempelkan di bahagian sandaran kepala. Termasuk, kursi untuk staf Paspampres juga tertera namanya.

Satu baris kursi, ditempati tiga penumpang. Iskandar Zulkarnaen (Mas Isjet) selaku admin Kompasiana, memilih duduk dekat jendela. Saya di tengah, dan di sisi kanan adalah seorang anggota Paspampres berkemeja batik lengan panjang dengan warna dominan merah hati. Tak lama duduk, pramugari sudah membagikan sapu tangan berbahan handuk yang basah, untuk membersihkan wajah dan tangan. Segar rasanya. Disusul kemudian makanan ringan, dan aneka minuman pilihan.

(ATAS: Brosur Keselamatan Penumpang di Pesawat Kepresidenan. BAWAH: Sabuk pengaman dengan lambang Burung Garuda. || Foto: Gapey Sandy/Kompasiana)

Perjalanan menuju Jakarta menggunakan Pesawat Kepresidenan ini menghabiskan waktu 2,5 jam. Sepanjang perjalanan, seluruh penumpang diladeni santap malam oleh pramgari. “Bapak, menunya mau nasi dengan ikan, atau nasi dengan daging sapi?” tanya pramugari. Tanpa perlu pikir panjang, kita bertiga ternyata pilihannya sama, nasi dengan lauk ikan. Saya membayangkan, cita rasa menunya pasti akan sama yummy-nya dengan ketika 100 Kompasianer dijamu makan siang oleh Presiden Joko Widodo pada Sabtu, 12 Desember 2015 lalu. Ternyata, tebakan saya tidak salah. Segera saja seporsi nasi dengan menu ikan ditambah lagi capcay seafood segera ludes tanpa sisa. Karena sudah kenyang, saya tidak menyentuh sama sekali roti tawar bulat yang sudah disiapkan dua selai.

Secara umum, suasana di dalam Pesawat Kepresidenan sama dengan pesawat komersial biasa. Eh, tapi ini pada kabin bagian belakang loh, enggak tahu juga kalau di bagian tengah dan depannya sana. Hanya saja memang fitur-fitur berlambang kenegaraan begitu mencolok. Mulai dari jepitan sabuk pengaman yang berwarna kuning keemasan dan berlambangkan Burung Garuda, brosur petunjuk keselamatan yang juga bercirikan lambang kenegaraan dengan bintang, padi dan kapas lalu bertuliskan Republik Indonesia, televisi touch screen pada sandaran kepala yang dominan berwarna biru muda pada layarnya, lengkap dengan lambang kenegaraan yang sama, lalu layanan pada entertainment yang lumayan handal.

(Melalui monitor touch screen yang dilengkapi kamera bisa melihat aktivitas Pesawat Kepresidenan. || Foto: Gapey Sandy/Kompasiana)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun