Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Jokowi Ingin Dekat dengan Rakyat Tanpa Sekat #4

30 Desember 2015   14:10 Diperbarui: 31 Desember 2015   08:44 2341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Staf Paspampres kemudian mempersilakan seluruh Pemred termasuk KOMPASIANA mengumpulkan seluruh handphone di atas baki untuk kemudian dibawa keluar ruangan. Mas Isjet, terpaksa ‘merelakan’ GoPro dan tongsisnya ikut dikeluarkan dari ruangan.

(Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo ketika meninjau pembangunan Pos Lintas Batas Negara Terpadu Motaain di Belu, NTT, pada Senin, 28 Desember 2015. || Foto: Gapey Sandy/Kompasiana)

Sebelumnya, saya sendiri sudah meletakkan tas kamera di luar ruangan. Hanya tasnya saja. Isi kamera DSLR-nya? Ya, karena sedang berusaha untuk memperoleh izin memotret, saya sengaja meletakkan kamera di lantai belakang kursi. Tapi apa hendak dikata, staf Paspampres menghampiri dan meminta saya untuk mengeluarkan juga kamera dari ruangan. Yah sudahlah … apa boleh buat, saya patuhi semua perintah itu. Tinggal tersisa blocknote kecil dan pulpen di saku, untuk mencatat apa saja yang berlangsung selama pertemuan. Beeeuuhhh … no camera, no voice recorder. Ini bisa jadi catatan khusus buat Kompasianer, siapa saja, yang nanti mungkin terpilih mengikuti kunjungan kerja Presiden, untuk selalu siap membawa blocknote. Jangan selalu mengandalkan alat rekam.

Akhirnya acara dimulai. Sukardi Rinakit yang menjadi moderator, segera menyampaikan maksud dan tujuan acara diselenggarakan. “Bapak Presiden berharap masukan dan informasi secara langsung dari para Pemimpin Redaksi yang hadir di sini,” ujarnya.

Penyampaian para Pemimpin Redaksi

Seperti dikomando, sejumlah Pemred langsung mengacungkan jari memohon izin berbicara. Simon dari Timor Express memperoleh kesempatan pertama. Ia menyampaikan masalah jaminan kebebasan pers dan berpendapat untuk menegakkan demokrasi. Selain, masalah percepatan pembangunan.

(Ibu Negara Iriana Joko Widodo turut serta meninjau pembangunan Pos Lintas Batas Negara Terpadu Motaain di Belu, NTT, pada Senin, 28 Desember 2015. || Foto: Gapey Sandy/Kompasiana)

“Kami memohon agar ada jaminan kebebasan pers dan kebebasan berpendapat, karena inilah pilar demokrasi. Kami berharap pula percepatan pembangunan dilaksanakan, terutama masalah pendidikan dan kesehatan di NTT. Untuk masalah kesehatan misalnya, yang perlu dihadapi adalah penyakit malaria dan HIV/AIDS. Selain itu, perlu semakin lebih ditingatkan kapal barang dari Maluku menuju Papua yang pada akhirnya akan membuka banyak akses, termasuk ekonomi. Begitu juga dengan transportasi udara. Provinsi NTT ini berbatasan dengan dua negara yang mata uangnya dolar. Kami berharap Bandar Udara El Tari ditingkatkan jadi berstatus internasional, sehingga Kupang menjadi pintu gerbang Asia Pasifik,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Stasiun RRI Kupang memberi masukan kepada Presiden Joko Widodo tentang betapa positifnya program tunjangan kinerja di lingkungan karyawan RRI. Harapan juga disampaikan tentang kebutuhan akan embung dan bendungan di NTT. “Karena curah hujan sangat minim,” tukasnya seraya menambahkan masalah persoalan tanah adat yang kadangkala menjadi penghambat rencna investasi. “Hal lain, kami berharap ada perbaikan untuk transportasi kapal Ferry, karena kondisi yang sudah ada saat ini, sudah tidak manusiawi”.

Adapun Chris Mboeik, Pemred Victory News secara singkat berharap agar Pemerintah dapat mewujudkan NTT sebagai provinsi ternak. “Untuk mewujudkannya butuh pakan, air dan sebagainya. Jangan sampai berhenti pada wacana saja,” ujarnya.

(Pos Lintas Batas Negara Terpadu Motaain di Belu, NTT. || Foto: Gapey Sandy/Kompasiana)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun