Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Lantunan Qasidah pada Natal Bersama Nasional 2015 di Kupang #2

28 Desember 2015   02:01 Diperbarui: 28 Desember 2015   12:19 2093
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seperti sudah saya sampaikan dalam tulisan sebelumnya, diantara ragkaian kegiatan kunjungan kerja Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo beserta rombongan adalah menghadiri perayaan Natal Bersama Tingkat Nasional 2015. Acaranya bakal dilangsungkan di alun-alun rumah jabatan Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) di Kupang, pada Senin, 28 Desember 2015.

Nah, pada Minggu pagi, 27 Desember 2015, saya bersama admin Kompasiana Iskandar Zulkarnaen (Mas Isjet) berkesempatan menyaksikan pelaksanaan gladi bersih Natal Nasional yang mengusung tema 'Hidup Bersama Sebagai Keluarga Allah'. Berbagai persiapan akhir semakin dimantapkan. Saya melihat ratusan masyarakat yang duduk rapi pada sisi sebelah kiri panggung utama. Mereka ini, tua muda, laki dan perempuan, adalah kelompok paduan suara. Dipandu seseorang yang menjadi dirijen, lagu-lagu rohani yang dinyanyikan begitu penuh semangat dan syahdu. Saya cukup menikmati kekompakan vokal kelompok paduan suara ini, meski kurang memahami maknanya. 

Ada juga sejumlah pemain Sasando, alat musik berdawai khas NTT. Mereka duduk di sisi kiri panggung, tepat di hadapan kelompok paduan suara, dan menghadap ke tamu undangan. Oh ya, panggung utamanya ini berukuran 20 x 70 meter. Panggung ini sebenarnya bukan baru saja didirikan, tetapi merupakan setting panggung sekaligus atap tenda yang dominan dengan warna Merah Putih, dan sempat dipergunakan juga dalam peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN), pada 20 Desember 2015. Pada HKSN ini, hadir Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa.

Di sisi kanan panggung, diletakkan Pohon Natal dengan banyak hiasan. Pada area sebelah kanan itu juga, sejumlah muda-mudi tampak menari dengan rancak sambil membawa bendera Merah Putih yang memanjang seperti selendang. Di atas panggung, dua pembawa acara, laki dan perempuan, berlatih membacakan susunan acara demi acara.

Sembari menyaksikan gladi resik Natal Bersama Tingkat Nasional 2015 ini, saya melangkahkan kaki ke segenap penjuru. Menyaksikan lapangnya alun-alun rumah jabatan Gubernur NTT, sekaligus melihat-lihat kesiapan sejumlah media elektronik mempersiapkan liputannya. Pandangan mata saya tertuju ke arah kiri panggung di penghujung belakang. Ada kendaraan dinas milik Radio Republik Indonesia (RRI) yang berwarna biru muda. Sempat saya katakan kepada Mas Isjet, "Mas Is. Saya kangen sama mobil RRI itu. Dulu, hampir sebelas tahun saya seringkali mempergunakannya untuk melakukan siaran langsung di lapangan". Eh, tak disangka, Mas Isjet justru mengajak saya menghampiri kendaraan dinas wartawan RRI Kupang tersebut.

(Ibu-ibu Majelis Taklim siap melantunkan qasidah bertema kerukunan beragama pada perayaan Natal Bersama. || Foto: Gapey Sandy)

Kendaraan dinas RRI ini sebenarnya merupakan sebuah studio siaran luar. Tak berlebihan, karena kendaraan jenis Land Rover ini biasa saya sebut sebagai OB Van atawa Outdoor Broadcasting Van. Saya sempat menjelaskan kepada Mas Isjet bahwa penyiar atau wartawan RRI biasa melakukan siaran dari dalam mobil OB Van. Karena kendaraan ini dilengkapi dengan perangkat mixer untuk siaran dan antena pemancar radio dengan jarak terbatas. Antena besi berukuran sebesar pohong pisang yang ada di atas OB Van, dapat ditinggikan sesuai kebutuhan siaran. "Dulu, saya suka keliling Jakarta dan melakukan siaran arus lalu-lintas menggunakan OB Van ini," jelas saya kepada Mas Isjet yang kemudian menawarkan selfie berdua dengan kamera GoPro bertongkatnya. Uuuupppsss ... kenapa malah jadi membahas perangkat siar RRI Kupang yak, hahahahaaa ... Maklumlah, it is a memory!  

Tak jauh dari lokasi parkir kendaraan OB Van yang sedang melakukan setting untuk acara siaran langsung itu, saya kemudian mencoba mendekati barisan masyarakat yang bertugas menjadi paduan suara. Ternyata, duduk di bahagian samping, ada sejumlah ibu yang duduk di kursi secara berkelompok. Saya hitung jumlahnya ada delapan ibu-ibu. Usia mereka rata-rata sudah setengah baya. Uniknya, mereka berbusana muslimah, lengkap dengan jilbabnya yang tidak berwarna seragam.

Siapakah mereka, yang berbusana muslimah, berjilbab rapi dan hadir sebagai bahagian pendukung acara Natal Bersama Tingkat Nasional 2015 ini?

Saya coba mendekati mereka. Membuka komunikasi alias wawancara. Ternyata, mereka berasal dari sejumlah kelompok majelis taklim, atau pengajian. Semuanya berasal dari Kecamatan Alak di Kupang, yang memang terkenal memiliki populasi muslim lumayan banyak. "Saya berasal dari Pengajian atau Majelis Taklim Al Anshar yang ada di Kecamatan Alak, Kupang. Saya dan tujuh muslimah ini akan tampil dan terlibat dalam suksesnya perayaan Natal Bersama Tingkat Nasional 2015 ini. Kami, akan memainkan alat musik rebana. Rencananya, kami akan memainkan lagu qasidah yang pernah dinyanyikan oleh Nasidaria yang mengusung tema kerukunan beragama. Durasinya sekitar dua sampai tiga menit. Selain itu, kami juga akan mengiringi Presiden dan Ibu Negara pada saat meninggalkan lokasi acara dengan memainkan rebana ini," jelas Maryam.

Rekan Maryam, yakni Siti Rohaniyah Kamis menambahkan, keikutsertaan mereka dalam acara Natal Bersama ini sebagai bentuk nyata dari upaya mewujudkan keharmonisan hidup antar umat beragama, utamanya Kristiani dan Muslim. "Kami menerima tugas untuk turut tampil dalam perayaan Natal Bersama Tingkat Nasional 2015 ini, demi kebersamaan dan keharmonisan hidup antar umat beragama. Tidak masalah bukan? Karena, mereka yang tengah merayakan Natal ini pun juga merupakan saudara-saudara kami juga. Semua secara sadar kami lakukan, demi silaturahim, kesatuan dan persatuan Indonesia," ujar Siti yang merupakan aktivis penyuluh kewanitaan dan rumah tangga non pegawai negeri sipil. "Saya biasa melakukan penyuluhan soal HIV/AIDS, kepada para pekerja seks komersial di seputar Kupang ini".

(Siti Rohaniyah Kamis. || Foto: Gapey Sandy)

Menurut Siti lagi, kehidupan antar umat beragama di Kupang, sangat rukun dan saling menghormati. "Alhamdulillah. Tidak ada hal-hal yang pernah mengancam kehidupan antar umat beragama. Semuanya baik-baik saja. Kalau ingin melihat kerukunan hidup beragama di Indonesia, maka datanglah ke Kupang," tukas perempuan berusia 44 tahun asli Alor, NTT ini.

Yang menarik, untuk tampil menyanyikan lagu qasidah dengan menggunakan rebana ini, delapan ibu yang aktif dalam berbagai majelis taklim di Kupang ini hanya punya waktu latihan selama dua hari. "Persiapan kami hanya dua hari saja. Setelah ada informasi dan seruan yang disampaikan oleh Ros, staf Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTT. Memang cukup mendadak pemberitahuannya, tapi meski demikian, kami siap sepenuh hati melaksanakannya," jelas Siti.

Melibatkan Qasidah dalam Perayaan Natal Bersama

Keterlibatan tim qasidah dari ibu-ibu majelis taklim diakui oleh Wakil Ketua I Panitia Natal Bersama Tingkat Nasional 2015, Ani Mulyati. "Ya benar, akan ada penampilan ibu-ibu dari majelis taklim yang akan memainkan rebana dan menyanyikan lagu qasidah. Hal ini untuk lebih menciptakan suasana kebersamaan dan keharmonisan bersama," ujarnya ketika diwawancarai saya dan Mas Isjet.

Ani menjelaskan, perayaan Natal Bersama Tingkat Nasional 2015 ini terbagi menjadi dua acara. Pertama, kebaktian pada pukul 11.30 - 13.00 wita. Dan kedua, perayaan yang diselenggarakan pada pukul 14.00 - 15.30 wita. "Nah, rombongan Presiden dan Ibu Negara akan hadir pada saat perayaannya, bukan ketika kebaktiannya," jelas Ani yang merupakan Kepala Pusat Hubungan Masyarakat Kementerian Perdagangan.

Bertindak selaku Ketua Panitia acara Natal Bersama Tingkat Nasional 2015 ini adalah Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong.  "Sebelum pelaksanaan acara Natal Bersama ini, kami sudah melakukan sejumlah kegiatan, misalnya bakti sosial yang ditujukan juga untuk sejumlah pondok pesantren. Bakti sosial ini berupa bantuan pemberian air bersih dalam bentuk sumur bor, sunatan massal, operasi katarak, pemberian komputer kepada sejumlah sekolah. Semua ini dilaksanakan sesuai pesan dan amanat dari Presiden Joko Widodo untuk mengentalkan pesan kebersamaan dalam keberagaman," tuturnya seraya menyebutkan bahwa ada juga pameran dan lelang lukisan hasil karya anak-anak berkebutuhan khusus. "Sebagian dana hasil penjualan lelang lukisan ini disampaikan ke perayaan Natal Bersama Tingkat Nasional 2015 ini, khususnya kepada anak-ana yang membutuhkan. Jadi, dari anak-anak untuk anak-anak".

(Panggung utama Natal Bersama Tingkat Nasional 2015. || Foto: Gapey Sandy)

Kelar menyaksikan gladi resik, saya dicolek salah seorang staf Biro Pers Istana Negara untuk bersiap menuju ke Bandar Udara El Tari, Kupang. Saatnya untuk menyambut kedatangan Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo yang menggunakan pesawat kepresidenan, usai meresmikan terminal baru Bandara Komodo di Labuan Bajo. Sekitar pukul 16.00 wita, pesawat kepresidenan berwarna biru langit dan memiliki strip panjang bendera Merah Putih lengkap dengan lambang Burung Garuda dan tulisan Republik Indonesia mendarat. Rombongan kepresidenan ternyata hanya sejenak saja singgah di bandara, dan langsung beriringan menuju lokasi peresmian proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terbesar di Indonesia yang ada di Desa Oelpuah, Kupang Tengah.

Seperti yang sudah-sudah, Presiden Joko Widodo menunjukkan speed kerjanya yang dinamis dan cepat. Blusukannya ke Desa Oelpuah kali ini cukup luar biasa. Meski hanya sekitar satu jam perjalanan dari bandar udara, tapi medan jalan menuju ke lokasi PLTS yang berkekuatan 5 MWP hasil karya anak bangsa ini, cukup mirip rute kendaraan untuk off road, naik turun bukit, dengan sisi jalan yang terkadang langsung menjorok ke jurang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun