Menurut Siti lagi, kehidupan antar umat beragama di Kupang, sangat rukun dan saling menghormati. "Alhamdulillah. Tidak ada hal-hal yang pernah mengancam kehidupan antar umat beragama. Semuanya baik-baik saja. Kalau ingin melihat kerukunan hidup beragama di Indonesia, maka datanglah ke Kupang," tukas perempuan berusia 44 tahun asli Alor, NTT ini.
Yang menarik, untuk tampil menyanyikan lagu qasidah dengan menggunakan rebana ini, delapan ibu yang aktif dalam berbagai majelis taklim di Kupang ini hanya punya waktu latihan selama dua hari. "Persiapan kami hanya dua hari saja. Setelah ada informasi dan seruan yang disampaikan oleh Ros, staf Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTT. Memang cukup mendadak pemberitahuannya, tapi meski demikian, kami siap sepenuh hati melaksanakannya," jelas Siti.
Melibatkan Qasidah dalam Perayaan Natal Bersama
Keterlibatan tim qasidah dari ibu-ibu majelis taklim diakui oleh Wakil Ketua I Panitia Natal Bersama Tingkat Nasional 2015, Ani Mulyati. "Ya benar, akan ada penampilan ibu-ibu dari majelis taklim yang akan memainkan rebana dan menyanyikan lagu qasidah. Hal ini untuk lebih menciptakan suasana kebersamaan dan keharmonisan bersama," ujarnya ketika diwawancarai saya dan Mas Isjet.
Ani menjelaskan, perayaan Natal Bersama Tingkat Nasional 2015 ini terbagi menjadi dua acara. Pertama, kebaktian pada pukul 11.30 - 13.00 wita. Dan kedua, perayaan yang diselenggarakan pada pukul 14.00 - 15.30 wita. "Nah, rombongan Presiden dan Ibu Negara akan hadir pada saat perayaannya, bukan ketika kebaktiannya," jelas Ani yang merupakan Kepala Pusat Hubungan Masyarakat Kementerian Perdagangan.
Bertindak selaku Ketua Panitia acara Natal Bersama Tingkat Nasional 2015 ini adalah Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong. Â "Sebelum pelaksanaan acara Natal Bersama ini, kami sudah melakukan sejumlah kegiatan, misalnya bakti sosial yang ditujukan juga untuk sejumlah pondok pesantren. Bakti sosial ini berupa bantuan pemberian air bersih dalam bentuk sumur bor, sunatan massal, operasi katarak, pemberian komputer kepada sejumlah sekolah. Semua ini dilaksanakan sesuai pesan dan amanat dari Presiden Joko Widodo untuk mengentalkan pesan kebersamaan dalam keberagaman," tuturnya seraya menyebutkan bahwa ada juga pameran dan lelang lukisan hasil karya anak-anak berkebutuhan khusus. "Sebagian dana hasil penjualan lelang lukisan ini disampaikan ke perayaan Natal Bersama Tingkat Nasional 2015 ini, khususnya kepada anak-ana yang membutuhkan. Jadi, dari anak-anak untuk anak-anak".
Kelar menyaksikan gladi resik, saya dicolek salah seorang staf Biro Pers Istana Negara untuk bersiap menuju ke Bandar Udara El Tari, Kupang. Saatnya untuk menyambut kedatangan Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo yang menggunakan pesawat kepresidenan, usai meresmikan terminal baru Bandara Komodo di Labuan Bajo. Sekitar pukul 16.00 wita, pesawat kepresidenan berwarna biru langit dan memiliki strip panjang bendera Merah Putih lengkap dengan lambang Burung Garuda dan tulisan Republik Indonesia mendarat. Rombongan kepresidenan ternyata hanya sejenak saja singgah di bandara, dan langsung beriringan menuju lokasi peresmian proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terbesar di Indonesia yang ada di Desa Oelpuah, Kupang Tengah.
Seperti yang sudah-sudah, Presiden Joko Widodo menunjukkan speed kerjanya yang dinamis dan cepat. Blusukannya ke Desa Oelpuah kali ini cukup luar biasa. Meski hanya sekitar satu jam perjalanan dari bandar udara, tapi medan jalan menuju ke lokasi PLTS yang berkekuatan 5 MWP hasil karya anak bangsa ini, cukup mirip rute kendaraan untuk off road, naik turun bukit, dengan sisi jalan yang terkadang langsung menjorok ke jurang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H