Akhirnya, sebagai penutup, penulis ingin mengajak kilas balik ke tahun 2013 lalu, dimana KemenPUPR berhasil membangun Jembatan Tumbang Nusa, yang ada di Desa Tumbang Nusa, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah. Jembatan ini dibangun di atas rawa, dan hasilnya begitu terasa untuk kemaslahatan masyarakat. Karena sebelum dilaksanakan pembangunan Jembatan Tumbang Nusa, ketika air Sungai Kahayan meluap dan mengakibatkan banjir, maka genangan air itu akan bertahan minimal selama satu bulan. Padahal, banjir itu bisa terjadi sebanyak dua sampai tiga kali dalam satu tahun. Nah, bisa dibayangkan bagaimana manfaat kehadiran Jembatan Tumbang Nusa sepanjang 10 kilometer yang dibangun di atas lahan gambut tersebut. Aktivitas masyarakat dapat terus berlangsung normal meskipun banjir menggenang, dan terpenting lagi pasokan pangan ke Palangka Raya menjadi aman dan tidak terputus.
Begitulah urgensi sebuah jembatan, dapat memberi solusi dan inovasi yang aplikatif bagi masyarakat. Begitu juga dengan teknologi jembatannya itu sendiri, dalam konteks ini Jembatan Ortotropik yang terbukti andal dalam menjawab berbagai tuntutan dan harapan masyarakat.
Solusi dan inovasi tiada henti dari KemenPUPR demi kemaslahatan bangsa!
Â
o o O o o
Â
(Foto #1: Teknologi Pelat Ortotropik Baja Segmental untuk Lantai Jembatan Rangka Baja. || Foto: pusjatan.pu.go.id)
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H