“Setelah banyak melakukan pertemuan dengan JNE, saya sampai pada kesimpulan bahwa perusahaan ini memang tampil beda dibandingkan dengan perusahaan logistic atau express lainnya. Dulu, maaf, kantornya dekil. Kini, kantornya keren dan penuh kehangatan. Manajemen JNE ternyata juga memiliki kepedulian terhadap spiritual. Mereka, kerapkali memberi santunan kepada anak-anak yatim dan dhuafa, serta menyelenggarakan acara spiritual lainnya. Jadi, perusahaan ini tidak sekadar mencari duit dan profit dibalik pengiriman barang, tapi ada ‘sesuatu’ dibalik pengiriman barang itu. There is something deep meaningful about pengiriman barang,” jelas nilai Iwan.
Dengan cerdas, Iwan menambahkan, pelanggan yang mengirim barang dan orang yang akan menerima barang, dalam bisnis jasa pengiriman ini akan sama-sama merasa deg-degan, khawatir. “Ibaratnya sama seperti ketika Ibunda Nabi Musa menghanyutkan bayinya di Sungai Nil yang arus airnya sangat deras. Ibu Nabi Musa begitu khawatir terhadap keselamatan bayinya yang sengaja dihanyutkan, dan untuk itu terus melakukan pemantauan agar sang bayi dapat selamat sampai ke tepian sungai. Nah, suasana deg-degan ini coba diantisipasi oleh JNE, sehingga pengiriman dan penerimaan barang dapat lancar. Inilah yang dikerjakan JNE yaitu melakukan Connecting Happiness. Antara yang mengirim dan menerima barang kiriman, akan sama-sama bahagia bila kirimannya sampai sesuai jadwal,” tutur Iwan disambut tepuk tangan meriah hadirin.
Sudah terbukti, JNE memang Connecting Happiness … !
o o o O o o o
(Foto #1: Para pembicara dalam acara Kompasiana Nangkring bersama JNE dalam rangka memeriahkan HUT ke-25 JNE. || Foto: Gapey Sandy)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H