Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Pengrajin Batik Etnik Tangsel Tuntut Perhatian Pemkot

16 Desember 2015   16:47 Diperbarui: 17 Desember 2015   02:34 1290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada berapa motif Batik Etnik Tangsel yang sudah diproduksi?

Wah, banyak. Mungkin sudah ada seratusan motif Batik Tangsel yang saya buat. Belum lagi, motif Batik Benteng. Apalagi, unsur budaya yang saya masukkan itu selalu berubah-ubah atau berinovasi. Silakan saja, mana yang lebih disukai oleh masyarakat.

(Batik etnik produksi Nelty sudah seringkali dipesan untuk berbagai kegiatan yang melibatkan para pesohor. Tampak Gubernur Banten ketika itu Ratu Atut Chosiyah beserta rombongan juga mengenakannya. || Foto: Dokpri. Nelty)

Apa Anda berharap segera dikeluarkan Perda atau Perwal untuk menetapkan ikon khas Tangsel yang berimbas ke motif Batik Etnik Tangsel?

Soal Perda yang belum memberi kepastian terkait ikon khas Kota Tangsel, saya pikir yang namanya budaya itu ‘kan terus berkembang dan berubah, tapi kita sedang membangun sehingga tidak harus kaku dengan musti begini-musti begitu. Yang penting ada sosialisasi juga dari Pemkotnya, jangan menutup sebelah mata. Misalnya, Pemkot melakukan sosialisasi tentang adanya batik yang coba mengangkat budaya Kota Tangsel. Mulai dari motif Blandongan, Bunga Anggrek, Kesenian Betawi seperti Ondel-ondel, dan masih banyak lagi. Nah, ini ‘kan kekayaan budaya kita semua. Tak hanya itu, kami inginnya para birokrat yang mengurus masalah seni budaya dan industri ini peduli dan terus berusaha mengembangkan Batik Tangsel.

Sebagai pengrajin batik etnik, apa yang paling Anda harapkan dari Pemkot Tangsel?

Saya menginginkan adanya bantuan dari Pemkot Tangsel untuk memberdayakan para pengrajin batik yang ada di kota ini. Hal ini saya pikir menjadi sesuatu yang paling penting, karena bukankah keberadaan para pengrajin batik itu adalah kekayaan atau asset Tangsel itu sendiri? Untuk hal ini saya belum puas dengan kinerja Pemkot Tangsel. Karena, meskipun batik sudah menjadi kebanggaan Indonesia dan diakui forum internasional, tetapi budaya membatik ini belum diprogramkan secara rutin alias masih musim-musiman saja. Padahal, kita para pengrajin batik ini juga berusaha seiring dengan perjalanan waktu dan lika-liku bisnis yang panjang.

Pemberdayaan pengrajin batik sebagai aset daerah, itu harapan utama Anda?

Ya, tapi harap diingat juga, membuat batik itu selalu ada ruh-nya. Artinya, para pengrajin batik itu membuat karya-karya batiknya berdasarkan ekspresi jiwa. Karena itu, saya berharap, apabila ada pelatihan membatik yang dilakukan kepada anak-anak muda, jangan mendatangkan instruktur yang bukan berasal dari kalangan pengrajin batik. Alasannya, membuat batik memerlukan ruh dan ekspresi penjiwaan yang khusus. Jangan sampai, teori membatik dikuasai oleh sang instruktur, tetapi penjiwaannya yang ditularkan kepada generasi muda tidak dapat tersampaikan. Malah ironisnya, kejadian yang sudah-sudah, kalau pun kami para pengrajin batik ini dilibatkan, hanya dijadikan sebagai anggota dewan juri untuk menyeleksi hasil pelatihan saja. Yang demikian justru bukan melatih kader pengrajin batik, melainkan justru seolah merusaknya.

(Nelty, berjilbab putih. Bersama para model yang mengenakan busana Batik Etnik Tangsel hasil karya Nelty dalam satu event. || Foto: Dokpri. Nelty)

(Gubernur Provinsi Banten Rano Karno turut bergembira ketika menerima pemberian batik etnik. || Foto: Dokpri. Nelty)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun