Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Terbukti, Jokowi Wujudkan Konsep Trisakti Bung Karno

15 Desember 2015   22:13 Diperbarui: 16 Desember 2015   07:44 10187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika tengah melakukan lawatan kenegaraan ke Amerika Serikat, Presiden RI Joko Widodo sempat ditanya oleh anggota parlemen dari satu negara besar di dunia. Pertanyaan yang sederhana sebenarnya. Anggota parlemen ini bertanya: “Bagaimana keseriusan upaya pemberantasan korupsi di Indonesia?”

Kisah itu diceritakan kembali oleh Jokowi, ketika menerima kehadiran 100 Kompasianer untuk jamuan makan siang di Istana Negara, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, pada Sabtu, 12 Desember 2015. Kunjungan ini terkait dengan dibukanya secara resmi gelaran hajat tahunan Kompasiana yakni #Kompasianival2015 yang mengusung tema #IndonesiaJuara. Saya, yang duduk di meja bundar dekat lukisan Bung Karno bersama sejumlah Kompasianer seperti Ben Baharuddin Nur, Agung Han, Muthiah Alhasany dan Thamrin Sonata, termasuk yang menyimak penuturan tersebut secara langsung.

“Mendengar pertanyaan anggota parlemen ketika sama-sama sedang berada di Amerika Serikat seperti itu, darah saya sempat naik sedikit,” ungkap Presiden Jokowi sembari memberi simbol meninggikan sedikit tangannya ke atas telinga kanan.

Meski mengaku geram menyimak pertanyaan anggota parlemen yang bernada melecehkan itu, Presiden Jokowi tetap meluncurkan jawaban. Bukan secara diplomatis apalagi menggunakan kalimat bersayap. Melainkan langsung tepat menuju sasaran.

“Begini saya menjawabnya waktu itu. Kepada si anggota parlemen tadi saya menjelaskan, terkait keseriusan penegakan hukum di Indonesia, sudah ada sembilan menteri, 19 gubernur, dan 340 bupati dan walikota, serta dua gubernur Bank Indonesia yang dipenjara karena terbukti melakukan tindak pidana korupsi. Nah, bagaimana dengan di Amerika Serikat sendiri? Sudah berapa menteri atau pun gubernur yang dipenjara terkait korupsi? Ternyata, si anggota parlemen tadi tidak bisa menjawab pertanyaan saya,” tutur Presiden Jokowi yang seperti biasa mengenakan kemeja putih dengan lengan panjang yang sedikit digulung.

(Sejumlah Kompasianer berfoto di halaman Istana Negara, sebelum melakukan jamuan makan siang bersama Presiden RI Joko Widodo. || Foto: Nanang Diyanto)

Begitulah, Presiden Jokowi menunjukkan kepada publik, bahwa Indonesia punya kedaulatan politik dan hukumnya sendiri. Apa yang dituturkan memang terkesan serius. Presiden Jokowi sendiri mengakui suasana kaku tersebut, sehingga beberapa kali coba memancing gerrr. “Ini kenapa jadi kelihatan serius semuanya ya?” heran Presiden disambut gelak tawa Kompasianer.

Pertemuan yang akrab. Hangat. Nyaris tanpa sekat. Presiden Jokowi sendiri duduk sama-sama di meja bundar pada sisi paling sentral. Nampak duduk mengelilingi Presiden, diantaranya Kompasianer Christie Damayanti dan Tjiptadinata Effendi.

Menyimak penuturan Presiden Jokowi tentang kedaulatan politik (dan hukum) Indonesia ini, pikiran saya melayang pada sosok yang 'ada' di dekat meja bundar tempat saya duduk. Sosok Bung Karno! Meskipun terpajang dalam bentuk lukisan. Saya coba mengaitkan pernyataan Presiden Jokowi dengan apa yang pernah disampaikan Bung Karno, yaitu konsep Trisakti.

Trisakti adalah tiga konsep yang harus dimiliki Indonesia apabila ingin digjaya di percaturan dunia global. Pertama, Indonesia yang berdaulat secara politik. Kedua, Indonesia yang mandiri secara ekonomi. Dan ketiga, Indonesia yang berkepribadian secara sosial budaya.

(Sejumlah Kompasianer berfoto di halaman Istana Negara. || Foto: Nanang Diyanto)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun