Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kompasianer Ini Guru Berprestasi dan Penyair Muda Bersinar

3 November 2015   22:23 Diperbarui: 4 November 2015   08:01 1001
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Puisi Kritik Sosial itu menyuarakan keadilan dan sebagainya. Tapi menurut kamu, maknanya yang lebih dalam untuk apa?

Makna yang lebih dalam adalah untuk membangun spirit moral pada publik supaya melakukan hal-hal kebenaran yang seharusnya dilakukan. Jangan sampai hal itu mengalami pembiaran. Melalui puisi inilah branding image sosial berusaha untuk saya bangun. Meskipun saya paham betul bahwa puisi tidak akan mengubah kehidupan. Tetapi sekecil apapun dengan bahasa puisi saya akan tetap mengkritisi hal-hal yang bengkok, tidak lurus, tidak sebenarnya, tidak semestinya. Sebagai kritik kehidupan.

Pada saat Umi Azzurasantika membaca puisi. (Foto: Akun Facebook Umi Azzurasantika)

Bagaimana dengan puisi bertema cinta?

Jelas. Puisi cinta itu ada. Sangat populer. Puisi cinta masuk dalam dua kategori. Yaitu hablum minanas (sesama manusia) dan hablum minallah (kepada Tuhannya). Kalau menulis puisi kepada sesama manusia, jujur saja itu dianggap picisan oleh para sastrawan. Tapi kalau cinta kepada Tuhannya itu adalah bagian dari yang saya tulis. Itulah cinta sebenarnya.

Apa lebih susah menulis puisi cinta, karena penuh rintihan, kerinduan dan sebagainya?

Menulis puisi cinta dianggap orang lebih mudah, karena seperti membahasakan perasaan yang sedang dialami oleh penulis puisi tersebut. Namun bagi saya, menulis puisi cinta itu lebih sulit. Karena puisi itu hanya akan berkutat pada persoalan-persoalan pribadi dan sejenisnya. Sehingga hanya menjadi bentuk puisi liris. Hal itu saya alami waktu awal saya belajar menulis puisi.

Seorang penulis puisi, apa harus juga pandai membaca puisi?

Tidak selalu. Penyair tidak harus seperti menjadi dua sisi mata uang. Yaitu tidak harus menjadi penulis puisi yang baik dan sekaligus menjadi deklamator yang baik. Misalpun keduanya bagus itu lebih baik. Menjadi satu kelebihan bagi seorang penulis puisi.

Bagaimana seharusnya menjadi pembaca puisi yang baik?

Seorang pembaca puisi yang baik adalah dia harus bermain perasaan saat membacakan sebuah puisi; Memainkan ritme dan vokal dengan baik; Mimik, ekspresi, dan gestur yang baik; Mampu menyampaikan isi puisi; dan, Tidak salah mengintepretasikan isi puisi tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun