Kau obral janji
Sambil kau hunus
Pisau amukmu yang rakus
![](https://assets.kompasiana.com/items/album/2015/11/03/umi-baca-puisi-5638cbb7347b61ba1778a183.jpg?v=400&t=o?t=o&v=555)
Selain buku Di Antara Perempuan tadi, sepanjang 2015 ini, karya puisi Umi juga diterbitkan dalam banyak wujud lainnya. Seperti buku Puisi Penyair Lima Kota; Pelangi Perempuan Negeri (Pemenang ke 2 penulisan Cermin event Kartini); Puisi Menolak Korupsi 4; Puisi Menolak Korupsi 5; Jalan Remang Kesaksian; antologi Puisi Kompasianer DIY - Jateng (proses terbit); Pemenang pertama dalam lomba cipta puisi event Merah Putih di Kompasiana (RTC); Antologi buku populer: Inspirasi Nama Bayi Islami Terpopuler (IIDN); Antologi buku populer: Buku Pintar Kesehatan (IIDN); dan Buku Populer Solo: Kamus Pintar Kecantikan Muslimah (proses terbit).
Mengomentari prestasinya itu, Umi tetap menampakkan kerendah-hatiannya. “Sebenarnya saya tidak bermimpi untuk berprestasi, anggapan dan julukan dalam bidang puisi dan kepenyairan. Saya hanya terus saja menulis. Berjalannya waktu, para pengamat menemukan karya-karya saya, dan diapreasi oleh mereka,” ucap Umi yang sejak 2006 mengajar di SMKN 3, Jalan Pierre Tendean No.1, Magelang.
Sebagai guru, Umi baru-baru ini berhasil terpilih menjadi Juara I Guru Berprestasi se-Kota Magelang selama dua tahun berturut-turut, 2014 dan 2015. Wowww … Kompasiana patut berbangga deh, punya Kompasianer multi talenta seperti Umi. Sedangkan pada 2013, Umi mencatatkan diri diantara 32 finalis besar tingkat Nasional untuk Karya Ilmiah dan Inovasi Pembelajaran SMK.
![](https://assets.kompasiana.com/items/album/2015/11/03/umi-koran1-5638cc31347b61bc1778a182.jpg?v=600&t=o?t=o&v=555)
Untuk mengenal lebih dekat sembari mengambil inspirasi dari Kompasianer Umi Azzurasantika, berikut wawancara saya via email (3/11) dengan empunya nama asli Sumiatun yang lahir di Gunungkidul, pada 14 Agustus 1980 ini:
* * * * *
Sejak kapan mulai menulis puisi?