Sosok Kang dalam Tari Nong Anggrek tidak ada. Apa kelak akan dimasukkan unsurnya juga?
Nah, kalau untuk memasukkan sosok Kang dalam Tari Nong Anggrek ini memang belum ada. Tapi, dari harapan banyak teman-teman terutama dari Kang dan Nong Kota Tangsel, mereka ingin ada sosok Kang yang terlibat dalam tarian ini. Nantilah akan kita pikirkan bagaimana memasukkan sosok Kang dalam Tari Nong Anggrek. Semua ini perlu dipikirkan secara masak-masak karena jangan sampai ujug-ujug muncul sosok Kang, tapi tanpa inspirasi maupun simbolisasi yang ingin ditampilkan. Bisa juga, sosok Kang tampil bukan untuk menjadi pasangan para penari wanita, melainkan menjadi sosok seorang petani atau pembudidaya Bunga Anggrek, dan sebagainya.
Bagaimana respon Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany terhadap Tari Nong Anggrek?
Respon Ibu Walikota Airin, yang awal saja ketika beliau menyaksikannya, saya masih ingat, beliau berkomentar soal warna kostum yang ditampilkan. Beliau bilang, “Itu ungu ya?”. Selain itu, Ibu Walikota Airin juga pernah memberi penilaian tepat usai tarian dilaksanakan. Waktu itu, ada penari yang kesulitan memekarkan mahkota kelopak Bunga Anggreknya. Kontan, Ibu Walikota Airin bertanya, "Itu kenapa enggak bisa mekar terbuka?" Jadi, beliau sangat perhatian sekali.
Memang sih, ketika pertama kali orang melihat tarian ini yang dilihat adalah soal keanggunannya. Mereka akan berpikir-pikir, tarian ini sebenarnya jenis tarian apa, modern atau tradisional? Tapi, ketika mereka sudah menyaksikannya secara utuh, barulah mereka akan paham bahwa ini adalah tarian tradisi yang merupakan ikon, dengan tema Bunga Anggrek. Termasuk, pasti akan ada yang bertanya-tanya, kenapa para penarinya mempergunakan semacam mahkota yang warnanya ungu. Jadi, wajar akan banyak pertanyaan ketika orang baru pertama kali menyaksikan Tari Nong Anggrek ini.
Maka dari itu, Ibu Walikota Airin akhirnya menyarankan agar kostum penari tidak dipilihkan warna ungu, melainkan warna pink, merah muda. Sedangkan untuk gerak tarinya, Ibu Walikota Airin juga menyarankan agar geraknya dibuat secara menghibur dan tidak membosankan. Respon terakhir ketika Ibu Walikota Airin melihat tari kolosal di puncak acara Harganas ke-XXII pada 1 Agustus 2015, di Lapangan Sunburst, BSD City, dari mimik wajah dan apresiasi tepuk tangan Ibu Walikota Airin yang tiada henti, saya merasa beliau sudah puas menyaksikan Tari Nong Anggrek ini.
Sanggar tari Anda sendiri, sejak kapan mulai aktifnya?
Secara legal melalui Notaris, Sanggar Tari Ragam Budaya Nusantara ini berdiri sejak 2012. Waktu itu, akte pendiriannya diurus demi memenuhi undangan dari KBRI di Oman. Tapi, sebenarnya penari angkatan pertama berlatihnya sudah sejak 2003. Sedangkan untuk Tari Nong Anggrek baru dimulai sejak 2013, dan sudah menghasilkan dua angkatan penari. Angkatan ketiga, insya Alloh akan dijaring dari para peminat tari dari sekolah-sekolah yang segera akan kita laksanakan program sosialisasinya.
o o o O o o o