Bagaimana memaknai filosofi dibalik Tari Nong Anggrek itu?
Tarian Anggrek ini sengaja diciptakan untuk kota Tangsel yang berkarya, bukan karya saya sendiri. Saya hanyalah yang diminta oleh teman-teman untuk menjadi eksekutor penciptaan tariannya, sedangkan bantuan pemikiran datang dari banyak pihak, termasuk dari Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) Pemkot Tangsel lain. Sampai akhirnya, Tari Nong Anggrek ini tampil pada wujud terakhirnya yaitu ketika ditampilkan pada saat peluncuran film Paradise of Tangsel, pada 16 April 2015.
Secara umum, Tari Nong Anggrek memiliki simbol untuk menampilkan kecantikan, keanggunan, kecerdasan, ketangkasan dan kegesitan yang diwakili dengan Bunga Anggrek. Tarian ini menggambarkan cantiknya Tangsel, yang kalau bisa, kota ini “laku” dalam arti seperti potensi unggulan Bunga Anggrek Van Douglas yang dihasilkan oleh Tangsel. Tarian ini juga hanya semata sebuah ikon, sehingga saya tidak menampilkan hal-hal lain seperti misalnya, simbol gotong-royong, maupun simbol gerak pencak silat. Tari Nong Anggrek ini bisa lebih kepada tarian yang disuguhkan secara khusus untuk menjadi sambutan sekaligus penghormatan kepada para tamu yang hadir di Tangsel, atau menjadi tarian selamat datang (welcome dance).
Untuk menarikan Nong Anggrek, musti berapa jumlah penarinya?
Idealnya ditarikan oleh minimal tiga penari. Kalau hanya satu orang saja maka estetika dan keindahannya tidak akan menonjol kelihatan. Karena, Tari Nong Anggrek ini property atau kostumnya akan mengenakan rok-rok yang mekar dan melambangkan situ-situ yang ada di Tangsel. Nah, pada saat penari memutarkan tubuhnya untuk kemudian turun ke lantai, maka rok-rok yang mekar ini juga akan ikut berputar. Tadinya, saya buat semuanya ada tujuh setel property yang bentuknya rok-rok mekar ini, sebagai perlambang Situ Tujuh Muara, salah satu sitru yang ada di Tangsel. Tapi, kalau sudah masuk ke dunia industri, maka Tari Nong Anggrek ini bisa saja ditarikan oleh tiga sampai lima penari. Karena, kalau tujuh penari, kadang space atau ruang tari yang dibutuhkan harus lebih luas lagi untuk memastikan rok-rok mekar penari tersebut dapat berputar dan tak terganggu atau saling bertabrakan.
Untuk mempelajari Tari Nong Anggrek, berapa lama seorang penari dapat menguasainya?
Untuk lama waktu belajar dan menguasai Tari Nong Anggrek ini, tergantung dari si penari yang bersangkutan. Karena, dari sisi usia penari, tidak terlalu berpengaruh. Siapa saja bisa menarikannya. Paling-paling yang menjadi titik perhatian adalah masalah kelenturan tubuh, artinya benar-benar olah tubuh yang dipraktikkan pada gerak tarian ini. Selain itu, ada juga beberapa teknik-teknik gerak yang harus dikuasai. Misalnya, teknik penari yang berputar hingga 360 derajat, bagi yang tidak biasa melakukannya akan terasa pusing. Untuk ini ada teknik yang harus dipelajarinya terlebih dahulu.
Lalu, ada juga gerakan split, dimana penari melakukan gerak memutar, kemudian meloncat ‘terbang’ dan langsung jatuh ke bumi melakukan split dengan kali lurus dan kepala menunduk. Gerakan ini berat karena mirip seperti senam atau pun balet, yang mengandalkan olah tubuh, dan kekuatan otot. Sebelum belajar gerak tariannya, para penari harus membiasakan diri untuk berlatih dasar-dasar teknik olah tubuh, kelenturan, pakem gerak misalnya pakem gerak Betawi. Jadi ketika menarikannya, semua penari akan kompak dan sama, sehingga indah tampilannya. Paling-paling tiga sampai empat bulan mereka baru akan terlatih kelenturan dan kekuatan ototnya, sehingga tidak akan rumit dengan gerakan swing juga split.
Apalagi, dari sisi musik ada tempo-tempo yang cepat, dan disesuaikan dengan gerak tarinya itu sendiri. Dalam satu penampilan bersama, masing-masing penari tidak bisa mencontek penari lainnya. Ini tarian yang mengandalkan soliditas dan performa grup, sehingga butuh kekompakan, meskipun Tari Nong Anggrek ini adalah merupakan paduan dari penampilan antar individu penarinya.