Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Urgensi Pendewasaan Usia Perkawinan

30 Juli 2015   19:11 Diperbarui: 12 Agustus 2015   03:52 2093
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Saat ini penduduk remaja atau kaum muda mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan. Hal ini tidak dapat dipungkiri karena secara global, jumlah remaja adalah sebanyak 1,8 miliar atau seperempat dari jumlah total penduduk dunia. Sedangkan secara nasional, kita sedang berada dalam sejarah demografi yang belum pernah terjadi sebelumnya, dimana proporsi dan jumlah remaja sangat tinggi terhadap total populasi. Menurut data proyeksi penduduk tahun 2014, jumlah remaja mencapai sekitar 65 juta jiwa, atau 25% dari total penduduk. Mengingat jumlah dan proporsinya yang besar ini, maka pengetahuan, pandangan, sikap dan keputusan remaja sangat berpengaruh tidak hanya bagi kelompok remaja sendiri, tapi bagi seluruh penduduk atau masyarakat. Tidak hanya berpengaruh bagi masa depan, namun juga pada masa kini,” tutur mantan anggota Majelis Pakar Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) periode 2003-2006 ini.

Meski demikian, Surya Chandra mengingatkan, jumlah populasi kaum muda yang besar ini hendaknya dilanjutkan dengan peningkatan kualitas. Apalagi, pada tahun sebelumnya, survei Indeks Kesehatan Remaja Secara Global menempatkan Indonesia berada pada posisi ke-19 dari 30 negara lainnya.

”Besarnya jumlah remaja ini menjadi tantangan bagi kita sebagai Pemerintah untuk dapat membina mereka melewati masa transisi hidupnya yaitu mencapai pendidikan setinggi-tingginya, mendapatkan pekerjaan yang memadai, berkeluarga pada waktu yang tepat, menjadi anggota masyarakat yang baik, dan melaksanakan pola hidup sehat. Secara global, menurut CSIS dan International Youth Foundation pada tahun 2014, dikemukakan bahwa Indeks Kesehatan Remaja Secara Global menempatkan Indonesia pada posisi ke-19 dari 30 negara di dunia. Indeks ini terkait Kesehatan, Pendidikan, Ruang Ekonomi, Keamanan, Teknologi Informasi dan Komunikasi, serta Hidup Bermasyarakat Bernegara,” jelas Surya Chandra yang terlahir di Palembang, 23 Juni 1951 ini.

Kepala BKKBN Pusat Surya Chandra Surapaty ketika usai acara diwawancarai KompasTV. (Foto: Gapey Sandy)

Kepala BKKBN Pusat Surya Chandra Surapaty ketika menyampaikan sambutan. (Foto: Gapey Sandy)

Selain itu, Surya Chandra juga mengungkapkan keprihatinannya, karena ternyata angka pernikahan usia muda di Indonesia masih termasuk yang sangat tinggi di seantero jagat.

“Fakta lain juga menunjukkan masih tingginya angka pernikahan dini di beberapa wilayah Indonesia. Indonesia termasuk negara dengan persentase pernikahan usia muda tinggi di dunia, yaitu ranking ke-37. Untuk menanggapi masalah tersebut, salah satu rekomendasi dan temuan CSIS pada tahun 2014 dinyatakan bahwa, masyarakat yang peduli terhadap keterlibatan remaja atau kaum muda akan cenderung lebih sejahtera. Karenanya, sudah merupakan sebuah keharusan bagi suatu masyarakat atau bangsa untuk berinvestasi pada remaja atau kaum muda dengan menyediakan pendidikan, sistem kesehatan, lapangan kerja, kebijakan, serta berbagai fasilitas yang mampu mengadopsi keinginan remaja untuk sukses dan berkembang.

Tak ayal, pembacaan ikrar pendewasaan usia perkawinan yang dilakukan oleh 22.253 pelajar se-Kota Tangsel ini memperoleh apresiasi tinggi dari Pemerintah Pusat, melalui Kepala BKKBN Pusat Surya Chandra Surapaty. Karena, selain memasyarakatkan menunda perkawinan usia 21 tahun bagi wanita dan 25 tahun bagi pria, ikrar ini juga bermanfaat menciptakan landasan yang kuat bagi keluarga berkualitas, diantaranya melalui program yang telah dilaksanakan BKKBN Pusat yaitu ‘Genre’ atau Generasi Berencana.

“Dalam rangka melakukan intervensi atas situasi di atas, maka BKKBN telah menyiapkan program Generasi Berencana atau Genre, yang menitikberatkan pada upaya pendewasaan usia perkawinan sekaligus pembekalan, keterampilan hidup terhadap remaja dalam rangka menghadapi tantangan terutama kesehatan reproduksi remaja, yang salah satunya melalui pusat informasi dan konseling remaja di sekolah, pesantren, perguruan tinggi, LSM dan mastarakat. Ikrar program Genre ini sesuai dengan ikrar pendewasaan usia perkawinan yang sudah dibacakan bersama. Pilihan ada di tangan kita, akankah kaum muda akan menjadi masalah dan beban bangsa, atau akankah menjadi solusi dan investasi bagi Negara,” seru peraih penghargaan Peneliti Emas Keluarga Berencana pada Harganas ke-IX tahun 2002 di Gorontalo.

Manajemen MURI ketika menyampaikan piagam penghargaan kepada Ketua TP PKK Pusat sekaligus Ketua Umum Harganas XXII Tahun 2015 yakni Ny Ernie Tjahjo Kumolo. (Foto: Gapey Sandy)

Surya Chandra juga menyerukan kalimat ajakan, agar seluruh remaja yang hadir pada pembukaan rangkaian acara Harganas ke-XXII di Kota Tangsel ini, menjadi remaja luar bisa, dan tidak sekadar menjadi remaja yang biasa-biasa saja. Salah satu kiatnya, adalah dengan melaksanakan revolusi mental. Sebuah konsep budaya dan sosiologi, yang senantiasa digaungkan secara penuh semangat oleh Pemerintahan Presiden RI Joko Widodo dan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun