Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Waspada, Human Error Dominasi Penyebab Kecelakaan di Tol Cipali

7 Juli 2015   20:56 Diperbarui: 7 Juli 2015   20:56 5688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Dengan time management yang baik, kita didalam perjalanan tidak merasa tergesa-gesa. Dan tanpa merasa tergesa-gesa, maka secara otomatis kita akan menurunkan tingkat resiko kita selama perjalanan. Dalam rangka menikmati perjalanan, di jalan tol Cipali ini ada delapan rest area, dan empat SPBU yang tersedia. Sebagai manusia biasa, tentunya kita punya keterbatasan terhadap fisik. Karenanya saya menyarankan, setiap dua sampai tiga jam sekali, manfaatkanlah fasilitas rest area yang ada di jalan tol. Ketika ingin beribadah, makan, dan isi bensin, semua ada di rest area. Satu hal lagi, psikologi pengemudi akan terganggu ketika melihat bahwa jarum penunjuk bensin ada di bawah. Saya menyarankan agar jarum itu lebih dari tiga perempat karena itu akan sangat membantu pengendara merasa nyaman selama perjalanan,” jelas Rifat.

Kata Rifat lagi, tol Cipali memang memperpendek jarak, memangkas waktu, dan menghemat biaya bagi pengendara yang menuju ke arah Pantura. Teknologi hebat dipergunakan untuk membangunnya, termasuk membelah bukit.

“Jalan tol Cipali dikenal sebagai tol paling panjang yang ada di Indonesia dengan sepanjang 116 km. Namun dengan pembangunannya banyak teknologi-teknologi yang dipakai demi kemudahan para penggunanya. Salah satu hal yang membuat jalan tol ini berjarak lebih pendek dibandingkan dengan jarak aslinya adalah pemakaian teknologi pembangunan jembatan yang menghubungkan berbagai kontur tanah yang ada di sekitar. Kemudian, kontraktornya juga berpikir untuk membelah bukit, agar jaraknya lebih pendek lagi. Salah satu teknologi yang dipakai adalah dengan menahan bukit tersebut agar bisa dibelah tengahnya untuk dibuat jalan tol,” urai Rifat.

Rambu lalu-lintas dari arah gerbang Palimanan, dengan latarbelakang pemandangan hamparan sawah menghijau dengan pegunungan di kejauhan. (Foto: Gapey Sandy)

Tipsnya, tambah Rifat, tol Cipali ini baru, jalanannya juga ada di tengah-tengah lahan terbuka. “Konsekuensinya, banyak sekali hembusan angin yang tidak bisa terdeteksi dari mana arah datangnya. Semakin tinggi kendaraan, semakin waspada melaju. Karena, hentakan angin dari samping atau cross wind bisa berbahaya sekali ketika mengemudi. Selalu waspada, fokus ke depan. Insya Allah selamat sampai tujuan, dan selamat menikmati perjalanan di tol Cipali,” tutur Rifat yang pada 2013 mengikuti Rally America – Fastron World Rally Team di Oregon Trail Rally, dan New England Forest Rally, dengan prestasi masing-masing meraih juara ketiga.

Rifat memahami, ada dua jenis karakter permukaan jalan di tol Cipali, yakni semen atau beton, dan aspal. “Ini adalah dua karakter yang berbeda. Ketika kita melintas di jalan beton, tentu noise-nya lebih tinggi, jalanan lebih bumpy dan pengemudi selalu aware. Tapi ketika masuk di jalan yang beraspal, maka jalannya jauh lebih smooth, noise rendah, dan sangat nyaman didalam kendaraan,” terangnya.

Rifat juga mengatakan, sebanyak 70% kecelakaan yang terjadi di tol Cipali adalah kecelakaan tunggal, yang disebabkan karena kelalaian driver. “Kelalaian ini disebabkan juga, mungkin karena jalan yang terlalu baik, sehingga driver lengah. Mungkin juga karena jalanan yang terlalu smooth, sehingga menimbulkan kantuk, atau karena alasan kelalaian lainnya. Selain itu, yang juga harus diperhatikan adalah, karena jalan yang mulus dan lebih smooth, maka membuat orang jadi memacu kendaraan lebih kencang. Atau, melebihi batas minimum kecepatan yang dianjurkan yakni 60 km per jam, dan maksimum 100 km per jam. Ini yang harus sangat, sangat diperhatikan!” tegas Rifat.

Gerbang tol Palimanan. (Foto: Gapey Sandy)

Nah, dengan kondisi tol Cipali yang baru dan bagus, perilaku pengemudi juga harus seiring sejalan. Berperilaku mengemudi yang aman, memanfaatkan rest area sebaik-baiknya, dan tidak melebihi batas kecepatan maksimum. Bukankah keselamatan adalah hal utama.

 

* * * *

 

Ket: Foto#1 Ruas tol Cipali yang membelah Bukit Salam, Cirebon. (Foto: Gapey Sandy)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun