Setelah enam tahun tahun berselang, tepatnya 2013, kejadian yang nyaris sama terulang. Pepohonan di ibukota merana lagi. Kali ini, proyek pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) yang menjadi pemicunya. Moda transportasi dengan rute dari Lebak Bulus hingga Bunderan Hotel Indonesia dan berlanjut ke Kampung Bandan ini, mau tak mau harus melenyapkan (sebagian) lahan jalur hijau berikut pepohonan di atasnya.
Hal ini telah diakui manajemen PT MRT Jakarta. Sejak 15 November 2013, penebangan sudah dilakukan. Ada sebanyak 1.560 pohon siap tebang! Untuk pembangunan MRT di Jalan Sisingamangaraja, Jalan Jenderal Sudirman, dan Jalan MH Thamrin, minimal sudah 458 pohon ditebang!
Miris ya? Pas, ketika seluruh dunia memperingati Hari Pohon Internasional pada setiap 21 November, eh … justru di Jakarta, dimulai penebangan pohon demi kelancaran pembangunan proyek MRT.
Tapi, penebangan yang dilakukan bukan asal tebang. Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo kala itu, mensyaratkan bahwa, setiap satu penebangan pohon wajib diganti dengan melakukan penanaman lagi sebanyak 10 pohon baru. Tak ayal, PT MRT pun mematuhi aturan main ini. Penanaman kembali 3.000 pohon baru dilakukan di tujuh titik di Jakarta, yaitu Jalan Swadarma, Taman Bambu, Jalan Rajiman, Jalan Manunggal, Jalan Kumis Kucing, Jalan Asyafiah, dan Jalan Aselih. Adapun jenis pohon-pohon baru yang ditanam, berupa pohon pelindung, yaitu Mahoni, Flamboyan, Bungur, dan Trembesi.
Penanaman pohon-pohon baru sebanyak 10 kali lipat dari pohon-pohon yang ditebang, memang menjadi keharusan. Malah mungkin, seharusnya tidak cukup kalau ‘hanya’ diwajibkan menanam kembali 10 pohon baru. Mustinya, lebih! Lho, kenapa? Marah? Enggak kok.
Begini alasannya. Berdasarkan ilustrasi ‘Angka’ yang dibuat TEMPO edisi 29 Maret 2015, Jakarta ternyata hanya memiliki 6 juta pohon yang berumur lebih dari 15 tahun. Sedangkan dari sisi kebutuhan ideal, Jakarta masih membutuhkan adanya 10 juta pohon lagi. Padahal, angka penebangan pohon di Jakarta, justru semakin memuncak. Pada 2007 (terjadi 518 penebangan pohon), 2010 (223 penebangan), 2011 (865 penebangan), 2012 (825 penebangan), dan puncaknya pada 2013---ketika proyek MRT berlangsung---terjadi 1.560 penebangan pohon.
Proyek MRT memang memangkas 973 pohon di sepanjang Jalan Sisingamangaraja hingga Jalan Jenderal Sudirman. Tetapi, 2.568 pohon baru disiapkan sebagai penggantinya, dimana sebanyak 228 pohon baru sudah ditanam di ruang terbuka hijau Taman Swadarma, Jakarta Selatan.
Oh ya, sebenarnya jenis pohon apa saja yang ada di Jakarta? Ternyata, ada tujuh besar pohon yang mendominasi, mulai dari Akasia (10.055 pohon), Bambu (1.355 pohon), Jati (36.405 pohon), Mahoni (2.709 pohon), Sengon (41.763 pohon), Jabon (21.000 pohon), Jati Putih (4.000 pohon), dan Suren (150 pohon).
Dari data tersebut, sebaran pohon di Jakarta terbagi secara tidak rata: Jakarta Pusat (13.440 pohon), Jakarta Barat (9.515 pohon), Jakarta Utara (500 pohon), Jakarta Timur (56.621 pohon), dan, Jakarta Selatan (36.731 pohon).
Sementara itu, menurut data Dinas Pertamanan dan Pemakaman (DPP) DKI Jakarta, terdapat 3.120 taman di seantero Jakarta. Masing-masing terklasifikasi menjadi Taman Kota, Taman Lingkungan, Taman Interaktif, Jalur Hijau Jalan, Refungsi, dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Pemakaman. Ya, tugas pokok DPP ini adalah memang melaksanakan pengelolaan pertamanan dan pemakaman. Sedangkan diantara fungsinya adalah melakukan pembangunan, penataan, pemeliharaan dan perawatan taman, jalur hijau, keindahan kota dan makam.