Banu menambahkan, rombongan Kompasiana Visit ke Pabrik Toyota Sunter 1 ini, apabila ingin menuangkan tulisannya, dapat mengawali dengan menentukan, topik apa yang akan dituliskannya. Mulai dengan mengumpulkan berbagai hal yang ditemui.
“Hal-hal yang sederhana ini dikumpulkan sebagai sebuah fakta. Misalnya, bila kita ingin menulis tentang Toyota, maka tentukan akan menulis dari sisi mana, apakah sisi human, sisi tentang rules, atau sisi teknologi. Tinggal dari tangan kita, semua itu akan keluar dan tertulis. Nah, semua itu bisa menarik untuk kita tulis, asal kita memiliki pengetahuan. Dan kita bekerja dengan hati dan pikiran. Kalau itu kita punya, maka apa yang akan kita tulis menjadi mudah. Jadi menulis itu mudah, tidak ada yang sulit,” ujarnya.
Banu menandaskan, yang pasti, semua orang bisa menulis. “Semua orang itu bisa menulis. Dan bakat itu bukan monopoli untuk bisa menulis. Jadi enggak usah khawatir.”
MENULIS ITU MUDAH:
- Setiap orang pasti bisa menulis.
- Bakat bukan monopoli untuk bisa menulis.
- Keterampilan tingkat dasar.
- Perlu latihan dan keinginan kuat untuk membaca.
- Cerdas mengolah kata-kata dari realitas atau imajinasi.
Sumber: Presentasi Banu Astono
Penulis yang Baik itu Membaca Novel
Ketika mulai menulis, Banu berujar, segeralah tentukan topik. Tak perlu khawatir bahwa tulisan kita akan menarik, atau malah tidak menarik. Karena, menarik atau tidaknya sebuah tulisan, adalah dalam kerangka berpikir kita saja, yang selebihnya harus diterjemahkan ke dalam bentuk tulisan.
“Segala hal dalam kehidupan yang kita perhatikan, dapat menjadi bahan tulisan. Lalu, ditulis menjadi tulisan yang topiknya harus ditentukan sejak awal. Kita ini mau menulis apa? Menulis itu, menarik atau tidak menarik, adalah dalam kerangka berpikir kita, dan harus bisa diterjemahkan dalam bentuk tulisan,” tutur Banu yang humoris.
Tanpa sungkan, Banu memberi contoh dirinya yang dahulu pernah menjadi wartawan pemula dan kurang memiliki skill jurnalistik yang mumpuni.
“Saya, dulu, ketika baru masuk di Kompas, berada dalam grade terendah. Saya termasuk yang kurang cerdas, juga kurang bisa menulis. Tapi saya belajar, dan saya banyak membaca. Nah, kepada orang-orang yang baru ingin belajar menulis, saya selalu menyarankan kepada mereka untuk membaca Novel. Karena, tanpa Novel, kemampuan menerjemahkan kata-kata akan sangat miskin. Dengan Novel, kita bisa berimajinasi, dan mengumpulkan banyak kata-kata,” saran Banu.