Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Menimba Ilmu ‘Monozukuri’, Melihat Langsung ‘Toyota Way’

18 Juni 2015   08:50 Diperbarui: 20 Juni 2015   02:44 3077
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seluruh proses produksi ini menerapkan konsep Clean, Bright and Comfort (CBC). Penjabarannya, begini: Clean (bring member to worlk with passion and enthusiasm), Bright (clear visualization of working environment), dan Comfort (no contamination to working environment). Prinsip ini dikolaborasikan dengan Passion, Profesionalitas dan Komitmen dari setiap SDM TMMIN, guna menghasilkan produk Indonesia berkualitas internasional yang senantiasa bersinar di ranah global.

Beginilah, Filosofi ‘Monozukuri

Sementara itu, dalam paparannya, Turmudi menjelaskan, Toyota berawal dari Negeri Matahari Terbit, Jepang. Produsen otomotif unggulan dunia ini bisa sedemikian maju dengan pesat karena filosofi dan spirit yang senantiasa digenggam erat.

Turmudi S selaku Executive General Manager PT TMMIN. (Foto: Kompasiana/Santo)

Salah satunya adalah, filosofi MONOZUKURI. Apa itu?

Monozukuri terdiri dari dua suku kata. ‘Mono’ artinya, produk atau barang. Sedangkan ‘Zukuri’ berarti proses pembuatan. Apabila digabung menjadi ‘Monozukuri’, maka itu artinya, bagaimana membuat barang dengan melakukan proses-proses yang perlu dilakukan perbaikan secara terus-menerus. Sehingga mulai dari proses hingga hasil finalnya akan jauh lebih baik. “Monozukuri, juga diterapkan di Indonesia,” tukas alumnus UGM Jurusan Teknik Kimia tahun 1983 ini.

Sebelum berkembang menjadi pabrikan mobil terbesar di dunia saat ini, Toyota hanyalah pabrik tekstil. Barulah kemudian fokusnya merambah ke industri otomotif. Pada 28 Agustus 1937, Toyota Motor Corporation (TMC) berdiri, dengan kantor pusat berada di Prefektur Aichi, Jepang. Dalam perjalanannya, ketika terjadi Perang Dunia, Jepang sempat mengalami petaka, termasuk dijatuhkannya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki. Tapi setelah itu, kebangkitan Jepang, termasuk Toyota, sangat cepat sekali.

Nah, mustinya Indonesia bisa bangkit seperti itu. Karena, kalau kita bandingkan dengan Jepang, semua bahan baku industri otomotif ada di Indonesia, mulai dari besi, aluminium dan sebagainya. Bila dibandingkan dengan Jepang, maka Indonesia itu lebih kaya. Tapi, inilah yang menurut saya, masalah spirit di Indonesia yang kurang bersinergi. Beda dengan Jepang yang punya filosofi dan spirit untuk membangkitkan kekuatan semua bangsanya,” tutur Turmudi yang mulai bergabung di TMMIN sejak 1989.

Bisnis TMC kini telah merambah ke banyak negara. Sebut saja misalnya, di kawasan Amerika Selatan mencakup Brazil, Venezuela, Kolombia dan Argentina. Juga, di kawasan Afrika, dan Asia meliputi Thailand, Filipina, Indonesia, India, Taiwan, dan Vietnam. Lalu, di Eropa, Amerika Utara, dan China. Di Indonesia sendiri, Toyota baru mulai produksi pada sekitar tahun 1973, dengan membuat Toyota Corona dan Corola. Lalu, membuat Toyota Kijang yang didesain secara khusus untuk market di Indonesia. Barulah kemudian, diproduksi Toyota Kijang untuk kebutuhan pasar global.

“Memang, mau tidak mau, dengan kemajuan Teknologi Informasi yang terbuka, kebutuhan otomotif sudah menjadi kebutuhan global, tidak saja menjadi kebutuhan suatu negara. Misalnya, kebutuhan yang unik dalam hal engine. Salah satunya, kita memproduksi dan mengekspor engine ke Kazakhstan, satu negara yang kabarnya memiliki suhu hingga minus 40 derajat celsius. Artinya, engine tersebut harus kita produksi sesuai kebutuhan Kazakhstan, yang memiliki iklim ekstrem seperti itu. Sekaligus ini membuktikan bahwa memang produk Toyota selalu disesuaikan dengan kebutuhan market,” jelas Turmudi yang mengawali karir di TMMIN pada bidang Quality, Engineering, Produksi, hingga kini di Plant Administration Division sebagai Executive General Manager.

Selain memenuhi kebutuhan domestik, produksi TMMIN juga digenjot untuk pasar ekspor yang kini mencapai 72 negara meliputi kawasan ASEAN, Asia Selatan, Timur Tengah, Afrika, Asia Timur, dan Oceania. Sukses menjadi eksportir terbaik, membuat TMMIN akhirnya kembali memperoleh Primaniyarta Award dari Kementerian Perdagangan RI. Penghargaan diserahkan oleh Menteri Perdagangan RI, Muhammad Luthfi kepada Presiden Komisaris TMMIN, Hiroyuki Fukui, pada Rabu, 8 Oktober 2014 ketika acara pembukaan Trade Expo 2014 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta. Penghargaan ini tentu saja teramat membanggakan, sehingga untuk itu akan terus diupayakan untuk dipertahankan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun