Pada Hari Jumat petang, tanggal 25 Januari 1946, telah terjadi Peristiwa Berdarah Lengkong/Serpong, dimana pasukan dari Akademi Militer Tangerang yang dipimpin oleh Mayor Daan Mogot yang tengah merundingkan penyerahan senjata dari pasukan Jepang di Lengkong kepada pasukan T.R.I, secara tiba-tiba sekali telah dihujani tembakan dan diserbu oleh pasukan Jepang sehingga mengakibatkan gugurnya 34 Taruna Akademi Militer Tangerang dan 3 Perwira T.R.I, diantaranya Mayor Daan Mogot sendiri.
Untuk mengenangkan para kesuma bangsa yang telah gugur ketika menjalankan tugas untuk negara, pada bulan Maret 1946, telah diciptakan lagu “Pahlawan Lengkong” :
Jauh di sana di balik tembok / Terletak Taman Pahlawan Raya / Terus berjuang di medan Lengkong / Untuk membela nusa dan bangsa / REFF: Selamat tinggallah Ibunda / Selamat tinggallah Ayahanda / Ku pergi jauh ke sana / Mencari bahagia //
. . .
Adapun ketiga perwira TRI yang gugur dalam Peristiwa Lengkong adalah Mayor Daan Mogot (Direktur Akademi Militer Tangerang), Lettu Soebianto Djojohadikoesoemo (Polisi Tentara Resimen IV), dan Lettu Soetopo (Polisi Tentara Resimen IV).
Sedangkan ke-34 Taruna Akademi Militer Tangerang yang gugur yakni, Said Mohammad Alhadad, Mohammad Arsad bin Moesanip, Bacharoedin, R Brentel Soegito, Harsono Pramoegiri, Rudolf Maringka, Marsono, Martono, Matdoellah, Memed Danoemihardja, Oemar Ali bin Ali, Rafli Agoes, Mohammad Ramli Achmad, Rohadi, Saleh Bachroedin bin Haji Soehaemi, R Santoso Koesman, Sasmita, Sasmito Soenarjo, Sarjanto Sarnoe, Sjamsir Alam, Sjewket Salim, Soebandi, Soebijanto Hardjowijoto, Soegianto, Soegito, R.M. Soedjono Djojohadikoesoemo, Soekadi (meninggal beberapa saat setelah Peristiwa Lengkong di Rumah Sakit Tangerang), Soekiswo, Somantri Martaatmadja, Soerardi, Soerjani, R Soeseno, Soewirjo Tjokrowigeno, dan Zainal.
Perlu diketahui, diantara dua nama yang gugur yakni Lettu Soebianto Djojohadikoesoemo dan R.M. Soedjono Djojohadikoesoemo, tak lain adalah kakak beradik, dan merupakan anak kandung dari R Margono Djojohadikoesoemo, selaku pendiri BNI 1946.
[caption id="attachment_318109" align="alignnone" width="567" caption="Tulisan lirik lagu Pahlawan Lengkong, dan Daftar Anggota Tentara Republik Indonesia (TRI) serta Taruna Akademi Militer Tangerang yang gugur dalam Peristiwa Lengkong. (Foto: Gapey Sandy)"]
R Margono Djojohadikoesoemo juga memiliki anak bernama Soemitro Djojohadikoesoemo, seorang begawan ekonomi nasional, yang tak lain adalah ayah dari mantan Danjen Kopassus Prabowo Soebijanto Djojohadikoesoemo, dan pengusaha Hashim Djojohadikoesoemo. Artinya, terdapat dua orang paman kandung dari Prabowo Soebijanto dan Hashim, yang gugur dalam peristiwa heroik nan bersejarah di Lengkong.
Ada pula, nama Taruna Akademi Militer Tangerang yang turut gugur, yakni Sjewket Salim, yang merupakan putra kandung dari Haji Agoes Salim, seorang pejuang kemerdekaan Indonesia sekaligus pahlawan nasional, pemimpin Sarekat Islam, dan mantan Menteri Luar Negeri RI ke-3.
Akhirnya, seperti juga dinyatakan oleh Mayjen TNI (Purn) R.H.A. Saleh, Peristiwa Lengkong ini adalah peristiwa kecil apabila dilihat dari sudut besarnya usaha bangsa untuk memperoleh dan mempertahankan kemerdekaannya. Tapi, Peristiwa Lengkong mempunyai arti besar, apabila dijadikan ukuran dari pengorbanan yang dapat dan patut diberikan bagi kepentingan Nusa dan Bangsa.