Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Infrastruktur PU Mengagumkan, Perpustakaan PU Mencerdaskan

13 Mei 2014   08:33 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:34 1834
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Melalui situsnya, KemenPU menandaskan tiga fungsi pembangunan Jembatan Suramadu: Menjadi bagian penting dalam mengintegrasikan Pulau Madura menjadi suatu sistem pengembangan wilayah gerbangkertosusilo (GKS) maupun pengembangan wilayah di Jawa Timur; Meningkatkan aksesibilitas Pulau Madura yang berpengaruh terhadap orientasi pembangunan, dimana saat ini kegiatan perekonomian lebih berkembang ke arah Gresik, Sidoarjo, Mojokerto, Pasuruan, dan Malang; serta, Memacu percepatan dan pemerataan pembangunan antar daerah.

Proyek infrastruktur lain yang juga disampaikan Agoes, adalah Rusunawa Unpad, yang terletak di Sumedang, Jawa Barat. Terdiri dari dua twin block, dengan 192 unit, dan telah diresmikan pada 2010 lalu; Sistem Penyediaan Air Minum Desa Mandangin yang berada di Pulau Mandangin, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, menggunakan teknologi Reserve Osmosis (RO), dan diresmikan pada 2012; lalu, Jalan Tol Bali Mandara, yang merupakan jalan tol pertama di atas laut di Indonesia, memiliki panjang 12 kilometer.

[caption id="attachment_335991" align="aligncenter" width="480" caption="Atas: Gagah di atas laut, Jalan Tol Bali Mandara nampak dari atas. (Foto: kabarnusa.com). Bawah: Jalan Tol Bali Mandara nampak dari darat. (Foto: antaranews.com)"]

1399918546282022481
1399918546282022481
[/caption]

Dikerjakan hanya dalam tempo 14 bulan, membentang di atas 35 ribu batang tiang pancang pada 14 ribu titik, Jalan Tol Bali Mandara ini diresmikan pengoperasiannya pada Agustus 2013. Tidak seperti jalan tol lainnya, sepeda motor disediakan lajur khusus yang terletak di sayap kanan dan sayap kiri. Terdapat juga kelengkapan keamanan berupa alat pengukur kecepatan angin, bilamana kecepatan angin menembus batas 40 kilometer per jam, maka untuk keamanan jalan tol ini akan ditutup. Suasana peresmian Jalan Tol Bali Mandara dapat disaksikan melalui tayangan video ini.

Dalam buku edisi luks berjudul Jelajah Infrastruktur PU 2013 yang diterbitkan oleh KemenPU dan dibagikan kepada seluruh peserta Nangkring Bareng disebutkan, Jalan Tol Bali Mandara yang menghubungkan tiga titik penting yaitu Bandara Internasional Ngurah Rai - Nusa Dua - Tanjung Benoa, amat memperhatikan aspek ramah lingkungan. Misalnya, pemasangan lampu penerangan LED (Light Emitting Diode) yang dianggap mampu memberikan efisiensi sebesar 60 persen jika dibandingkan menggunakan lampu biasa. Ada sebanyak 800 lampu LED yang terpasang pada 400 tiang yang tersebar di sepanjang 12 kilometer jalan tol yang dikerjakan oleh sekitar 3000-an tenaga kerja dan dilaksanakan sepenuhnya oleh anak-anak negeri sendiri. Selain itu, pihak pengelola juga melakukan penanaman kembali pohon bakau (mangrove) secara bertahap, sebanyak 16.000 batang pohon. Penanaman kembali ini bertujuan untuk menggantikan 6.000 batang mangrove yang rusak disebabkan oleh pembangunan tol. Ada pula rencana untuk menghutankan kembali mangrove.

Untuk mendalami pengetahuan dan wawasan apapun yang terkait Jalan Tol Bali Mandara, di Perpustakaan KemenPU, pengunjung dapat membaca atau meminjam buku berjudul Ternyata Kita Bisa - Tol Di Atas Laut Mahakarya Anak Bangsa di Bali --- atau membuka link resensi buku ini  ---, yang ditulis oleh Taufik Lamade, Rohman Budijanto, dan Drajad Hari Suseno, terbitan Expose, tahun 2013. Dengan kode pustaka SETJEN-08-B003956, buku yang terdiri dari tujuh bab ini, antara lain mengulas tentang teknologi yang digunakan dalam pembangunan Jalan Tol Bali Mandara yang mengadopsi konsep green, strong, and beautiful.

Selain itu, Sekjen KemenPU Agoes Widjanarko juga membeberkan capaian infrastruktur lain, yaitu Jembatan Kelok Sembilan yang berada di ruas jalan Bukittinggi (Sumatera Barat) - Pekanbaru (Riau) di Kabupaten Lima Puluh Kota KM 147 dari Kota Padang. "Jembatan yang dibangun menggunakan pondasi tahan gempa hingga kekuatan 10 Skala Richter ini mulai digarap pada tahun 2003 dan diresmikan pada tahun 2013. Total panjang jembatan adalah 964 meter, dengan pilar jembatan setinggi 58 meter," tuturnya. Simak di sini, tayangan video Jembatan Kelok 9 Untuk Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah persembahan KemenPU.

Proyek berikutnya adalah Denpasar Sewerage Development Project, yang sesuai namanya, melakukan pengolahan limbah air di Instalasi Pengolahan Air Limbah Suwung. Pembangunan proyek ini menggunakan cara clean construction, sehingga mengurangi gangguan terhadap lingkungan yang merupakan kawasan wisata. "Tahap pertama, proyek ini akan mampu melayani 30 persen penduduk di Denpasar, Sanur, dan Kuta. Sedangkan tahap kedua, diperkirakan bakal selesai pada tahun 2014 ini," urai Agoes.

[caption id="attachment_335992" align="aligncenter" width="480" caption="Atas: Seremoni pengisian awal Waduk Jatibarang oleh Menteri PU Djoko Kirmanto bersama sejumlah pejabat daerah terkait, pada 5 Mei 2014. (Foto: Humas Jateng). Bawah: Waduk Jatibarang yang diharapkan mampu meredam banjir di Kota Semarang. (Foto: seputarsemarang.com)"]

13999187591755164341
13999187591755164341
[/caption]

Infrastruktur lainnya adalah Waduk Jatibarang yang berlokasi di Semarang, Jawa Tengah. Mulai dibangun pada tahun 2011, dan akhirnya resmi dioperasikan bertepatan dengan peringatan Hari Air Sedunia, 5 Mei 2014. Seremoni pengoperasian atau pengisian waduk yang memiliki luas genangan 184 hektar ini, dilaksanakan oleh Menteri PU Djoko Kirmanto, didampingi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juwana Imam Santoso, Walikota Semarang Hendrar Prihadi, dan mantan Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo.

"Pembangunan Waduk Jatibarang ini didasari oleh bencana banjir besar yang melanda Kota Semarang pada tahun 1973, 1988, 1990, dan 1993. Pada tahun 1992 - 1993, Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah menciptakan master plan pembuatan waduk serba guna yang dialiri air dari Sungai Kreo yang merupakan anak Sungai Garang di Semarang Barat. Pada tahun 1990, korban jiwa mencapai 47 orang. Selain itu, bencana kekurangan suplai air baku terutama pada saat musim kemarau hampir setiap tahunnya," kata Menteri PU Djoko Kirmanto.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun