Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Infrastruktur PU Mengagumkan, Perpustakaan PU Mencerdaskan

13 Mei 2014   08:33 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:34 1834
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_335987" align="aligncenter" width="614" caption="KIRI: Proyek pembangunan Stadion Bung Karno di Senayan, Jakarta, pada tahun 1959. (Sumber: Buku 50 Tahun Departemen Pekerjaan Umum, 1995). KANAN: Stadion Gelora Bung Karno saat ini. (Foto: sport-arenas.ru)"]

1399918048452520739
1399918048452520739
[/caption]

Pada era 1950-1960, PU mengerjakan pembangunan Waduk Jatiluhur di Purwakarta (Jawa Barat), Proyek Air Minum Pejompongan (Jakarta), dan Cisangkui (Bandung), perencanaan dan pembangunan Kota Pekanbaru dan Palangkaraya, pembangunan pembangkit-pembangkit listrik, jembatan-jembatan besar, dan pembangunan jalan di berbagai daerah.

Sementara pada 1960-1965, PU menggarap pembangunan Jalan Trans Sumatera dan Trans Sulawesi tahap awal, Proyek Mandataris guna menyambut penyelenggaraan pesta olahraga Asian Games ke-IV di Jakarta -- diantaranya dengan membangun gelanggang olahraga terpadu, Jembatan Semanggi, Gedung DPR dan lainnya, termasuk, menggarap pembangunan Monumen Nasional (Monas).

"Jembatan Semanggi mulai dibangun pada awal 1961, dan baru selesai pada pertengahan 1962. Penggagasnya adalah Bung Karno, sementara konsep arsitekturnya dirancang oleh Ir Sutami yang kala itu menjabat sebagai Menteri PU. Nama Semanggi didasarkan dari bentuknya yang menyerupai Daun Semanggi. Adapun Jembatan Semanggi hasil renovasi dan pelebaran diresmikan pada tanggal 10 November 1989," ujar Agoes seraya menambahkan bahwa filosofi awal pembangunan proyek mercusuar Jembatan Semanggi adalah membuat kelancaran arus lalu-lintas empat arah di kawasan Semanggi, bebas tanpa hambatan seperti layaknya air yang mengalir.

Tautan informasi lebih detil mengenai proyek infrastruktur Jembatan Semanggi --- yang Tipe Bangunan Atasnya menggunakan Jembatan Beton Pratekan Tipe Box, dan Tipe Bangunan Bawahnya menggunakan Tiang Bor --- ini, bisa ditelusuri melalui Direktori Data dan Informasi Infrastruktur milik Perpustakaan KemenPU, berikut ini.

[caption id="attachment_335985" align="aligncenter" width="614" caption="KIRI: Kondisi Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta pada tahun 1950-an. KANAN: Jembatan Semanggi setelah dilakukan renovasi. Foto diambil pada tahun 1986. (Sumber: Buku 50 Tahun Departemen Pekerjaan Umum, 1995)"]

1399917789405060680
1399917789405060680
[/caption]

Sebelumnya, pada 8 Februari 1960, dilakukan pencanangan pembangunan kompleks olahraga untuk penyelenggaraan Asian Games ke-IV di Senayan, Jakarta, yang berlangsung pada 24 Agustus 1962 - 4 September 1962, dengan diikuti 1.460 atlet dari 16 negara, dan melombakan 15 cabang olahraga. "Tepat pada 21 Juli 1962, Stadion Utama berkapasitas 100 ribu penonton selesai pembangunannya. Stadion ini dikelilingi oleh jalan lingkar luar sepanjang 920 meter. Pada bagian dalam terdapat lapangan sepakbola berukuran 105 x 70 meter, berikut lintasan berbentuk elips, dengan ukuran sumbu panjang 176,1 meter, dan sumbu pendek 124,2 meter," urai Agoes sambil memperlihatkan sebuah foto bersejarah yang menggambarkan suasana saat pembangunan Stadion Gelora Bung Karno.

Masih di era 1960-an, PU juga membangun Jembatan Ampera di "kota empek-empek" Palembang, Sumatera Selatan, yang menghubungkan daerah Seberang Ulu dan Seberang Ilir yang terpisahkan oleh Sungai Musi. "Jembatan Ampera mulai dibangun pada April 1962, dan diresmikan pada 30 September 1965. Panjang jembatan ini adalah 1.100 meter, dan total lebar jembatan mencapai 22 meter," tutur Agoes sembari menampilkan slide foto Jembatan Ampera yang 'dijepret' pada 1960-an, lengkap dengan dua mobil angkutan umum gaek yang sarat sejarah, Oplet, di ruas jalan raya yang ada di sisi kiri jembatan. Tautan informasi terkait Jembatan Ampera --- yang Tipe Bangunan Bawahnya menggunakan Tiang Panca Baja Tipe H --- ini, bisa ditelusuri melalui Direktori Data dan Informasi Infrastruktur milik Perpustakaan KemenPU, di sini.

Saat memaparkan infrastruktur tahun 1970-an, Agoes menunjukkan secara visual foto Bendungan Sutami. "Bendungan ini berada di Desa Karangkates, atau 35 kilometer arah barat daya Kota Malang, Jawa Timur. Dibangun pada rentang tahun 1964 - 1973, dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tahun 1977. Ada juga yang menyebut bendungan ini sebagai Bendungan Karangkates. Kapasitas maksimalnya adalah 343 juta meter kubik, dan difungsikan sebagai pasokan air untuk irigasi, pembangkit listrik, pariwisata, serta perikanan air tawar. Nama Sutami dipilih sebagai bentuk penghargaan kepada Ir Sutami, Menteri PU pada masa tersebut," jelasnya.

Selain itu, pada masa 1970-an, dibangun pula jalan bebas hambatan (tol) pertama di Indonesia. "Yaitu, Jalan Tol Jagorawi (Jakarta-Bogor-Ciawi), yang mulai dilakukan pembangunan tahap pertamanya pada tahun 1974, dan diresmikan pengoperasiannya pada 9 Maret 1978, untuk ruas jalan Cawang - Cibinong. Panjang jalan tol ini mencapai 59 kilometer," katanya.

[caption id="attachment_335986" align="aligncenter" width="581" caption="Bendungan Sutami di Desa Karangkates, Malang, Jawa Timur, dibangun pada rentang waktu 1964 - 1973. Nama Sutami dipilih sebagai bentuk penghargaan kepada Ir Sutami, Menteri PU pada masa itu. (Foto: pustaka.pu.go.id)"]

13999178761837943760
13999178761837943760
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun