Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Kompasianer Arimbi Bimoseno Menyulam Kisah Inspiratif Jokowi

4 November 2014   21:18 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:41 1150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_371892" align="aligncenter" width="567" caption="Foto Jokowi di kala muda, ditampilkan pada halaman 139 buku Jokowi Rapopo Jadi Presiden. (Sumber foto: Buku Jokowi Rapopo Jadi Presiden)"][/caption]

Joko Widodo yang akrab disapa Jokowi, memang fenomenal. Muncul di era krisis kepercayaan, Jokowi justru hadir membawa semangat, kepedulian, dan asa. Asa yang penuh cita dan cinta yang hampir pudar itu pun lantas kembali bersinar. Tidak saja penampilan Jokowi yang penuh kesederhanaan dan bersahaja, atau tutur lisan yang santun tanpa menyebabkan hati terluka, Jokowi yang ndeso, Jokowi yang cungkring lagi ceking, Jokowi yang gemar menggulung lengan panjang kemeja putihnya, benar-benar mampu menyulap kondisi, habis muram terbitlah senang. Merujuk pada “habis gelap terbitlah terang” yang lebih dahulu lekat kepada sosok pahlawan nasional, Raden Ajeng Kartini.

Apa yang selama ini dikerjakan Jokowi, bukan semata teori. Bagi pria kelahiran Solo, 21 Juni 1961 ini, menjadi pejabat yang hanya teori melulu, bukan style khasnya. Malah, hadirnya Jokowi, mengunggah satu kata kerja dari bahasa local, yakni blusukan, menjadi punya pamor internasional. Bahkan, triliuner muda sekelas Mark Zuckerberg kepincut, penasaran ingin mengetahui lebih detil apa dan bagaimana blusukan ala Jokowi. Bermandi keringat, berdesak-desakan, berpanas ria, bermacet-macetan, bertemu langsung, dan menyimak keluhan serta harapan wong cilik, adalah content ‘mata kuliah’ blusukan yang akhirnya bakal dibawa juragan Facebook yang baru berusia 30 tahun ini, ketika kembali pulang ke negara asalnya.

Tak ayal, pesona dan karisma Jokowi memang sedang kinclong kemilau. Semangatnya untuk melakukan aksi nyata sembari meneriakkan semboyan “kerja, kerja, dan kerja”, telah berhasil membuahkan keteladanan. Bahkan, langkah politiknya yang selalu berusaha merangkul basis-basis massa dan rakyat secara keseluruhan, akhirnya juga menuai kegemilangan. Tepat, 20 Oktober 2014, Joko Widodo bersanding dengan Jusuf Kalla, menjalani prosesi pelantikan sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2014 – 2019.

[caption id="attachment_371894" align="aligncenter" width="567" caption="Foto Jokowi dan Iriana didampingi kedua orangtua Jokowi, ditampilkan pada halaman 132 buku Jokowi Rapopo Jadi Presiden. (Sumber foto: Buku Jokowi Rapopo Jadi Presiden)"]

1415084281584647998
1415084281584647998
[/caption]

Begitulah gambaran sosok Jokowi, suami dari Iriana, yang kini menjadi pemimpin dari 245 juta jiwa penduduk Indonesia, yang 11,25 persen diantaranya, masih termasuk belum sejahtera alias masyarakat miskin.

Buku ini berusaha mengulik Jokowi secara lengkap, melalui tujuh judul besar yang ditawarkan oleh penyusun buku ini. Mulai dari: Magnet Jokowi – Ahok; Cuti Paling Heroik; Lolos Dari Arena Tersengit Pemilu Indonesia; Ahok Mendadak Gubernur; Hidup Adalah Perjalanan; Gemini Yang Tidak Romantis; dan, Aku Rapopo. Secara menyeluruh, buku yang banyak menyisipkan foto-foto penunjang naskah ini memang bermaksud menyampaikan benang merah tentang Jokowi yang sangat inspiratif.

Melalui bab Prakata, penyusun buku ini dengan cerdas menuangkan sejatinya Jokowi melalui syair-syair yang puitis, seperti terbaca pada ilustrasi foto Arimbi Bimoseno, sang penyusun buku yang belasan tahun memiliki karier moncer sebagai jurnalis, dengan jabatan mentereng yang pernah disandangnya yakni Managing Editor Tabloid Wanita Indonesia. Selain melalui puisi yang penuh makna, penyusun buku ini juga mengungkapkan sanjung puji terhadap Jokowi. Menurutnya, Jokowi telah membukakan mata, bahwa tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Wong ndeso, tidak ngganteng, tidak gagah, tidak kaya, bukan darah biru, jauh dari ciri-ciri yang biasa dilekatkan pada sosok seorang idola.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun