Mohon tunggu...
Gan Pradana
Gan Pradana Mohon Tunggu... Dosen - Hobi menulis dan berminat di dunia politik

Saya orang Indonesia yang mencoba menjadi warga negara yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Rizal Ramli Gaduh Lagi, Kini Soal Beras

14 Februari 2018   23:41 Diperbarui: 15 Februari 2018   12:59 1360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
MANTAN Menteri Koordinator Kemaritiman, Rizal Ramli (KOMPAS.com/YOGA SUKMANA)

Saya tidak tahu persis rmoldotco salah kutip atau memang faktanya Rizal bicara seperti itu. "Jangan kebangetanlah. Saya mohon pejabat terkait minta ampunlah, tobatlah.

Masa musim panen impor. Kasihan petani kita yang jadi korban," katanya kepada wartawan usai menghadiri panen raya Kelompok Tani Serang di Desa Penggalang, Kecamatan Ciruas, Serang, Banten, Selasa (13/2).

Hah, dia menghadiri panen raya? Mendengar panen raya, saya kok jadi ingat tajuk rencana (editorial) sebuah koran nasional belum lama berselang. Diberi judul "Mempermainkan Perut Rakyat", koran itu menulis bahwa beras adalah perkara perut rakyat.

Rakyat ingin makan beras, bukan makan data mentereng produksi beras. Perut rakyat tak akan kenyang dengan data produksi beras yang katanya surplus dan bisa diekspor itu. Celakanya, para pejabat mencekoki rakyat dengan data kinclong produksi beras.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Ketua MPR Zulkifli Hasan, Ketua DPR Bambang Soesatyo, dan Kepala Staf Presiden Moeldoko beramai-ramai melakukan panen raya di Musi Banyuasin, Sumatra Selatan. Cuma berbekal momen yang katanya panen raya itu, tulis editorial koran itu, mereka menyatakan Indonesia surplus beras dan bisa ekspor.

Tampaknya Rizal Ramli juga terpukau dengan panen raya yang disaksikannya di Desa Penggalang, Banten. Orang Jawa bilang "gumunan". Boleh jadi karena Rizal jarang ke sawah, apalagi menjadi petani.

Terpukau dengan panen raya seremonial, kita pun dengan begitu gegabah -- termasuk Rizal -- menyimpulkan Indonesia sebenarnya bisa mengekspor beras.

Wow! Boro-boro ekspor, kata Kepala Bulog Divre Sumatra Selatan dan Bangka Belitung Bachtiar AS sebagaimana diberitakan media, panen raya itu tak kuasa memenuhi stok beras di gudang Bulog. Sumsel dan Babel masih bergantung pada kiriman beras dari Jawa Barat dan Sulawesi Selatan.

Fakta di lapangan memperlihatkan stok beras kita kritis. Per 3 Februari 2018, stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang, misalnya, tinggal 23 ribu ton. Padahal, stok amannya ada di angka 30 ribu ton sampai 35 ribu ton. Fakta lain menunjukkan banyak penggilingan padi di sentra-sentra produksi padi di Jawa berhenti beroperasi akibat ketiadaan pasokan gabah kering giling.

Nah, lo. Lalu dari mana Rizal Ramli mendapatkan data perberasan, sehingga ia begitu pede agar Menteri Perdagangan Enggartiasto minta ampun dan bertobat?

Sayang, sampai sebegitu jauh, Rizal tidak menunjukkan data, atau jangan-jangan wartawan yang malas bertanya dan enggan minta data kepada "sang ekonom"? Entahlah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun