Mohon tunggu...
Gan Pradana
Gan Pradana Mohon Tunggu... Dosen - Hobi menulis dan berminat di dunia politik

Saya orang Indonesia yang mencoba menjadi warga negara yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tips Menggulingkan dan Menggagalkan Ahok Menjadi DKI-1

22 April 2016   15:36 Diperbarui: 23 April 2016   00:09 4255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

6. Mengacu pada butir 5, kalian bisa saja membuat status disertai foto bahwa daerah kalian ada hujan lebat dan menyebabkan banjir. Kalau pendukung Ahok membantah atau meluruskan info dari kalian bahwa Jakarta tidak hujan, yakinkan bahwa waktu itu hujan di Jakarta memang tidak merata. Gitu aja kok repot!

7. Kalian pasti orang beriman, bukan? Berdoalah terus minta kepada Tuhan agar Dia menurunkan hujan paling tidak seminggu sekali di Jakarta. Semoga sih Tuhan mendengar doa kalian hai orang beriman. Berharaplah agar Jakarta banjir, tapi jangan keterusan, cukup sedengkul. Kalau banjirnya keterusan bikin repot banyak orang. Ya, cukuplah sedengkul. Setelah itu panggil kakek kalian. Suruhlah tengkurep sambil bertelanjang dada, sehingga banjirnya bisa kalian sulap jadi seleher orang dewasa. Bikin adegan kakek kalian sedang minta tolong seolah mau kelelep. Jadi deh tuh foto Jakarta banjir yang minta korban. Sebarkan ke medsos dan tambahkan kalimat macam begini: “Oh, ini toh gubernur yang janji membuat Jakarta bebas banjir?” Cara ini pasti ampuh untuk membuat pendukung Ahok klojotan.

8. Kalian juga bisa sebarluaskan “kegagalan” Ahok dalam mengatasi kemacetan lalu lintas di Jakarta. Faktanya Jakarta masih macet, kan? Jangan sekali-kali kalian memakluminya bahwa lalu lintas macet lantaran di kawasan Jl Senayan, Jl Sudirman dan sekitarnya sedang dibangun proyek MRT. Jadikan kemacetan lalu lintas di Jakarta sebagai mesiu untuk menggulingkan dan menjatuhkan Ahok. Siapkan kalimat-kalimat nyinyir. Kalau kalian anti-Ahok, jangan sekali pun berpikir bahwa kalian anak sekolahan atau anak kuliahan, sudah bergelar sarjana S-1, S-2, dan bahkan S-3. Kalimat nyinyir itu universal, berlaku untuk kelas apa pun.

9. Masih berkaitan dengan kemacetan lalu lintas, imbaulah dan ajaklah teman, saudara dan tetangga kalian agar menggunakan kendaraan pribadi saat ke Jakarta. Laranglah mereka naik commuter atau Transjakarta. Dengan begitu Jakarta makin macet, dan jangan lupa lampirkam foto suasana kemacetan lalu lintas tersebut lalu tambahkan kalimat nyinyir. Percayalah kalian tidak akan dilaporkan ke polisi sebab yang kalian ungkap adalah fakta, bukan fitnah. Ingat lho Ahok pernah berjanji bahwa ia mampu mengatasi kemacetan lalu lintas di Jakarta.

10.  Nah, buat kalian yang kecewa karena Ahok masih lolos dalam kasus RS Sumber Waras, jangan khawatir, masih ada cara untuk meyakinkan publik bahwa Ahok bersalah. Berunjukrasalah mendukung Ketua BPK Harry Azhar Azis bahwa dia telah berada di track atau jalur yang benar dalam melakukan auditing pembelian lahan RS Sumber Waras.  Saat berdemo jangan lupa teriakkan dan bawa spanduk besar-besar bahwa Harry Azhar Azis punya perusahaan di Panama itu fitnah besar. Katakan bahwa memfitnah Ketua BPK sama saja menghina negara dan melanggar UUD 1945.

11.  Soal penggusuran yang dilakukan Ahok yang oleh para pendukungnya diganti dengan istilah relokasi. Harap abaikan soal istilah tersebut. Gusur ya tetap gusur. Sebarkan foto anak-anak, ibu-ibu, bokap nyokap yang lagi nangis gara-gara nggak mau dipindahkan ke rumah susun ke medsos. Jangan lupa beri  judul atau komentar singkat: "Inikah gubernur yang peduli kepada rakyat kecil?" Nggak punya foto ratap tangis mereka? Jangan khawatir, kalian bisa memfoto anak tetangga yang nangis sambil guling guling karena emaknya nggak ngasih permen.

12.  Menguatkan butir 11,  kalian bisa pasang foto Ratna Sarumpaet saat sidak ke Kalijodo atau Luar Batang Penjaringan Jakarta Utara yang katanya prihatin dengan nasib warga di sana.  Jika dia tidak menangis, tetesi mukanya dengan air, sehingga terlihat ia sedang menangis “uhuk, uhuk, hiks, hiks, hiks....” Sebarkan foto ibu kita ini ke Facebook, Instagram, Twitter dan lain-lain. Dijamin efeknya bakal cespleng.

13.  Amati dan jangan lewatkan acara-acara di TV One. Jadikan acara-acara bertajuk seperti “Ahok di Pusaran Sumber Waras”, “Ahok di Pusaran Reklamasi”, “Ahok di Pusaran Transjakarta”, “Ahok di Pusaran Banjir”, “Ahok di Pusaran Bantaran Kali”, atau “Ahok di Pusaran Kemacetan” sebagai referensi. Acara-acara itu perlu kalian tonton agar kalian semakin pintar dan bijaksana, terutama itu lho acara Indonesia Lawyer Club (ILC) yang diasuh Karni Ilyas. Kalau dalam acara itu Ahok diserang, bertepuk tanganlah kalian.

14.  Video ala auditor palsu BPK Imam Supriyadi yang nantang Ahok juga perlu diperbanyak dan diviralkan di medsos. Cari tokoh yang lebih kontroversial dan wajahnya sangar. Tapi, harus hati-hati, apa yang akan diucapkan sebaiknya ditulis dan naskahnya diedit dulu. Jangan sampai keliru seperti si Imam yang menyebut CSR sebagai customer service relationship.

15.  Sebarluaskan berita-berita miring tentang Ahok, terutama ke pemilik akun di Facebook yang suka nyinyir kepada Ahok. Gampang, kok, mendeteksi pemilik akun nyinyir di Facebook. Kebiasaan kalian yang suka masuk ke grup pro-Ahok juga perlu dipertahankan, biar anggota grup itu blingsatan membaca postingan kalian.

16.  Jika kalian punya modal, boleh juga menjelang pilkada nanti, kalian menerbitkan tabloid seperti “Obor Rakyat” semasa pilpres tahun 2014 lalu. Terserahlah kalian mau beri nama tabloid tersebut apa. Yang penting namanya harus menarik dan gampang diingat warga. Jika kalian tidak punya modal, berkongsilah kepada orang-orang beken dan kaya yang selama ini dikenal benci banget sama Ahok. Siapa tahu mereka tertarik memodali kalian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun