[caption caption="Foto: Dok Pribadi"][/caption]HALO para pembenci (haters) Ahok, semoga kalian tetap bersemangat dalam upaya menggagalkan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pada Pilkada Serentak 2017 nanti, sehingga laki-laki itu jangan sampai terpilih lagi menjadi gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022. Syukur-syukur sih gagal mencalonkan diri lewat jalur perseorangan (independen).
Kunci kesuksesan kalian adalah semangat. Oleh sebab itu jangan kendurkan semangat kalian, meskipun sampai sekarang, calon unggulan kalian belum juga unggul. Jangan patah semangat. Yusril Ihza Mahendra, Sandiaga Uno, Ahmad Dhani, Haji Lulung, Mohamad Taufik, Roy Suryo, si “Wanita Emas”, Adhyaksa Dault, dan entah siapa lagi, masih terus berupaya mencari dukungan, kok.
Jika perlu kalian tiru, tuh, semangat anak-anak muda yang tergabung dalam Teman Ahok atau Muda Mudi Ahok yang mati-matian mendukung mantan bupati Belitung Timur tersebut untuk terpilih kembali menjadi gubernur DKI Jakarta. Cobalah rintis pendirian komunitas tandingan dengan nama misalnya “Sahabat Ihza”, “Gua Sandiaga”, “Tulung Si Lulung”, “Asyik Taufik”, “Suryo Purnomo”, “Jakarta Buat Adhyaksa”. Pokoknya bikin nama komunitas sekreatif mungkin. Nama komunitas yang rada-rada kampungan nggak apa-apalah. Ingat, lho, Jakarta, kan, pernah mendapat julukan “kampung besar”? Jadi, wajar, dong nama komunitas kalian berlabel kampungan. Biar membumi, gitu loh?!
Mendekati pilkada, pasti akan muncul nama tokoh baru yang bakal diusung oleh partai politik atau diri sendiri (karena PD abizzz). Nah, betul, kan? Farhat Abas mau ikutan “nyalon”. Jika tidak ada perubahan Partai Demokrat akan mengusung Ibas (anak SBY), PDIP akan menjagokan Syafrie Syamsuddin (mantan pangdam Jaya). Kalian harus siap mendukung mereka jika memang menginginkan Ahok tumbang.
Sabar! Ahok untuk sementara ini memang perkasa. Jangan resah, ingatlah pepatah roda selalu berputar ada kalanya di atas, kali lain di bawah. Sekarang ini Ahok, ibarat roda tadi, memang sedang berada di atas. Tapi, ada waktunya dia akan bergulir ke bawah. Nah, kalianlah yang bakal menggulirkannya ke bawah. Percayalah!
Bagaimana caranya? Berikut tips untuk menggulingkan dan menggagalkan Ahok menjadi DKI-1:
1. Nggak salah kalau kalian menuduh KPK telah dibeli Ahok. Buktinya Ahok nggak mengenakan rompi oranye setelah diperiksa 12 jam di KPK. Pertahankan kecurigaan bahwa Ahok telah membeli KPK. Pegang teguh (meskipun tanpa bukti) Ahok membeli KPK dengan duit dari sejumlah pengembang yang selama ini dipelihara Ahok dalam proyek reklamasi.
2. Untuk meyakinkan butir 1 di atas, kalian harus terus menerus demonstrasi di depan gedung KPK bahwa Ahok telah membeli KPK. Guna meyakinkan publik, kalian harus membawa barang bukti, yaitu para tahanan KPK yang belum sempat disidang di Pengadilan Tipikor, siapa tahu mereka kecipratan. Dalam berdemo, kalian juga harus membawa barang bukti lain, yaitu para karyawan, penyidik dan office boy, dan petugas cleaning service. Lha, iya dong, pimpinan KPK pasti adil, kalau lembaganya telah dibeli Ahok, mereka lazimnya akan membagi uang hasil penjualan KPK kepada seluruh personel KPK. Hitung-hitung dapat uang denger-lah.
3. Jangan lupa, ke KPK, kalian harus bawa dukun. Tapi, cobalah pilih dukun yang ampuh, jangan dukun amatiran yang cuma minta syarat ayam berbulu dan bermoncong hitam 10 ekor. Kalau dukun seperti itu yang kalian bawa, bersiaplah gagal dan tuah akan berbalik ke kalian. Jangan sampai kasus Mohamad Sanusi dan M Taufik (ia dibikin repot harus bolak balik ke KPK) terulang. Ingat, kalian adalah warga Jakarta. Carilah dukun canggih yang kalau minum kopi di mal dan harganya Rp 25.000-Rp 50.000 se cangkir. Pilihlah dukun dari kalangan sosialita yang mengajukan syarat paling tidak minta 10 ekor kerbau bermoncong belang-belang.
4. Ingat, ini Jakarta, Bung! Mengacu pada butir 3, saat melakukan ritual di KPK, itu dukun nggak usah mengenakan kostum aneh-aneh bernuansa hitam pakai ikat kepala segala. Cukup pakai kemeja putih berdasi, kalau perlu pakai jas. Ganti menyan dengan rokok dan korek api bermerek. Yang penting, kan, manteranya terkirim ke Ahok dan membuat dia puyeng tujuh keliling.
5. Kita hidup di era media sosial (medsos). Jangan pernah bosan melemparkan isu-isu yang tidak benar alias fitnah tentang Ahok di medsos. Untuk sementara ini halalkan dulu fitnah. Jadikan fitnah sebagai bagian dari “iman”. Terbukti fitnah cukup efektif untuk membuat pendukung Ahok geram dan lama-lama percaya dengan fitnah kalian.
6. Mengacu pada butir 5, kalian bisa saja membuat status disertai foto bahwa daerah kalian ada hujan lebat dan menyebabkan banjir. Kalau pendukung Ahok membantah atau meluruskan info dari kalian bahwa Jakarta tidak hujan, yakinkan bahwa waktu itu hujan di Jakarta memang tidak merata. Gitu aja kok repot!
7. Kalian pasti orang beriman, bukan? Berdoalah terus minta kepada Tuhan agar Dia menurunkan hujan paling tidak seminggu sekali di Jakarta. Semoga sih Tuhan mendengar doa kalian hai orang beriman. Berharaplah agar Jakarta banjir, tapi jangan keterusan, cukup sedengkul. Kalau banjirnya keterusan bikin repot banyak orang. Ya, cukuplah sedengkul. Setelah itu panggil kakek kalian. Suruhlah tengkurep sambil bertelanjang dada, sehingga banjirnya bisa kalian sulap jadi seleher orang dewasa. Bikin adegan kakek kalian sedang minta tolong seolah mau kelelep. Jadi deh tuh foto Jakarta banjir yang minta korban. Sebarkan ke medsos dan tambahkan kalimat macam begini: “Oh, ini toh gubernur yang janji membuat Jakarta bebas banjir?” Cara ini pasti ampuh untuk membuat pendukung Ahok klojotan.
8. Kalian juga bisa sebarluaskan “kegagalan” Ahok dalam mengatasi kemacetan lalu lintas di Jakarta. Faktanya Jakarta masih macet, kan? Jangan sekali-kali kalian memakluminya bahwa lalu lintas macet lantaran di kawasan Jl Senayan, Jl Sudirman dan sekitarnya sedang dibangun proyek MRT. Jadikan kemacetan lalu lintas di Jakarta sebagai mesiu untuk menggulingkan dan menjatuhkan Ahok. Siapkan kalimat-kalimat nyinyir. Kalau kalian anti-Ahok, jangan sekali pun berpikir bahwa kalian anak sekolahan atau anak kuliahan, sudah bergelar sarjana S-1, S-2, dan bahkan S-3. Kalimat nyinyir itu universal, berlaku untuk kelas apa pun.
9. Masih berkaitan dengan kemacetan lalu lintas, imbaulah dan ajaklah teman, saudara dan tetangga kalian agar menggunakan kendaraan pribadi saat ke Jakarta. Laranglah mereka naik commuter atau Transjakarta. Dengan begitu Jakarta makin macet, dan jangan lupa lampirkam foto suasana kemacetan lalu lintas tersebut lalu tambahkan kalimat nyinyir. Percayalah kalian tidak akan dilaporkan ke polisi sebab yang kalian ungkap adalah fakta, bukan fitnah. Ingat lho Ahok pernah berjanji bahwa ia mampu mengatasi kemacetan lalu lintas di Jakarta.
10. Nah, buat kalian yang kecewa karena Ahok masih lolos dalam kasus RS Sumber Waras, jangan khawatir, masih ada cara untuk meyakinkan publik bahwa Ahok bersalah. Berunjukrasalah mendukung Ketua BPK Harry Azhar Azis bahwa dia telah berada di track atau jalur yang benar dalam melakukan auditing pembelian lahan RS Sumber Waras. Saat berdemo jangan lupa teriakkan dan bawa spanduk besar-besar bahwa Harry Azhar Azis punya perusahaan di Panama itu fitnah besar. Katakan bahwa memfitnah Ketua BPK sama saja menghina negara dan melanggar UUD 1945.
11. Soal penggusuran yang dilakukan Ahok yang oleh para pendukungnya diganti dengan istilah relokasi. Harap abaikan soal istilah tersebut. Gusur ya tetap gusur. Sebarkan foto anak-anak, ibu-ibu, bokap nyokap yang lagi nangis gara-gara nggak mau dipindahkan ke rumah susun ke medsos. Jangan lupa beri judul atau komentar singkat: "Inikah gubernur yang peduli kepada rakyat kecil?" Nggak punya foto ratap tangis mereka? Jangan khawatir, kalian bisa memfoto anak tetangga yang nangis sambil guling guling karena emaknya nggak ngasih permen.
12. Menguatkan butir 11, kalian bisa pasang foto Ratna Sarumpaet saat sidak ke Kalijodo atau Luar Batang Penjaringan Jakarta Utara yang katanya prihatin dengan nasib warga di sana. Jika dia tidak menangis, tetesi mukanya dengan air, sehingga terlihat ia sedang menangis “uhuk, uhuk, hiks, hiks, hiks....” Sebarkan foto ibu kita ini ke Facebook, Instagram, Twitter dan lain-lain. Dijamin efeknya bakal cespleng.
13. Amati dan jangan lewatkan acara-acara di TV One. Jadikan acara-acara bertajuk seperti “Ahok di Pusaran Sumber Waras”, “Ahok di Pusaran Reklamasi”, “Ahok di Pusaran Transjakarta”, “Ahok di Pusaran Banjir”, “Ahok di Pusaran Bantaran Kali”, atau “Ahok di Pusaran Kemacetan” sebagai referensi. Acara-acara itu perlu kalian tonton agar kalian semakin pintar dan bijaksana, terutama itu lho acara Indonesia Lawyer Club (ILC) yang diasuh Karni Ilyas. Kalau dalam acara itu Ahok diserang, bertepuk tanganlah kalian.
14. Video ala auditor palsu BPK Imam Supriyadi yang nantang Ahok juga perlu diperbanyak dan diviralkan di medsos. Cari tokoh yang lebih kontroversial dan wajahnya sangar. Tapi, harus hati-hati, apa yang akan diucapkan sebaiknya ditulis dan naskahnya diedit dulu. Jangan sampai keliru seperti si Imam yang menyebut CSR sebagai customer service relationship.
15. Sebarluaskan berita-berita miring tentang Ahok, terutama ke pemilik akun di Facebook yang suka nyinyir kepada Ahok. Gampang, kok, mendeteksi pemilik akun nyinyir di Facebook. Kebiasaan kalian yang suka masuk ke grup pro-Ahok juga perlu dipertahankan, biar anggota grup itu blingsatan membaca postingan kalian.
16. Jika kalian punya modal, boleh juga menjelang pilkada nanti, kalian menerbitkan tabloid seperti “Obor Rakyat” semasa pilpres tahun 2014 lalu. Terserahlah kalian mau beri nama tabloid tersebut apa. Yang penting namanya harus menarik dan gampang diingat warga. Jika kalian tidak punya modal, berkongsilah kepada orang-orang beken dan kaya yang selama ini dikenal benci banget sama Ahok. Siapa tahu mereka tertarik memodali kalian.
17. Reklamasi Pantai Jakarta juga masih bisa kalian manfaatkan sebagai isu untuk menggulingkan Ahok dan menggagalkan dia maju menuju DKI-1. Ajak saja teman-teman kalian berdemo di lokasi reklamasi dan berpura-pura menjadi nelayan. Dijamin aksi kalian bakal diliput media, sebab sekarang ini banyak media yang asal menurunkan berita tanpa berpikir berita tersebut penting nggak untuk publik.
18. Ini yang kalian lupa. Kalian harus punya calon gubernur definitif yang benar-benar kalian dukung. Cari siapa pelawan tangguh Ahok. Yusril Ihza Mahendra bisa kalian dukung habis-habisan dan kapitalisasilah lewat medsos. Jika kalian tidak punya calon, yang bakal semakin populer justru Ahok. Berprinsip “asal bukan Ahok” sih sah-sah saja, tapi kalian juga harus bijak.
19. Tenggat pendaftaran bakal calon gubernur praktis tinggal dua bulan. Waktu dua bulan tidak cukup bagi Yusril dan yang lainnya untuk maju menuju DKI-1 lewat jalur perserorangan (independen). Nggak mungkin lagi Yusril mengumpulkan 500.000-an KTP dukungan. Kalian boleh saja nggak senang dan nggak percaya lagi kepada parpol, tapi demi menggulingkan Ahok, kalian kali ini tak apalah munafik berbaik-baik kepada parpol di luar Partai NasDem dan Hanura yang sudah mendukung Ahok. Ya, itulah langkah yang kalian harus ambil agar Ahok gagal dalam Pilkada Serentak 2017.
20. Hati-hati dengan SARA, sebab warga Jakarta sudah gak mempan dengan isu model beginian. Kalaupun kalian mau main SARA untuk menyerang Ahok, serahkan saja kepada ahlinya, yaitu Rizieq Shihab. Berkolaborasilah dengan FPI. Tugas kalian hanya menyiapkan TOA.
Itulah tips untuk kalian. Semoga bermanfaat. Silakan sebarluaskan ke kawan-kawan seperjuangan. Demi keamanan sebaiknya dicopy-paste, sebab siapa tahu admin kompasiana menghapus tips ini. Sayang, kan? []
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H