Mohon tunggu...
Gan Pradana
Gan Pradana Mohon Tunggu... Dosen - Hobi menulis dan berminat di dunia politik

Saya orang Indonesia yang mencoba menjadi warga negara yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tom & Jerry dalam Pilgub DKI

2 April 2016   06:12 Diperbarui: 2 April 2016   07:08 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Tom Jerry. Foto: Repro Youtube"][/caption]TOM & Jerry adalah film kartun yang saya sukai sejak kecil hingga dewasa. Tom digambarkan sebagai kucing dan Jerry seekor tikus. Keduanya tak pernah akur dan saling serang. Mirip dengan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan para pelawan Ahok.

Jika Tom dan Jerry berkelahi, pasti memancing penonton film kartun tersebut untuk tertawa. Begitu pula ketika Ahok dan pelawan-pelawannya “berkelahi”, pasti mengundang tawa. Banyak orang terhibur.

“Hiburan” itu bakal berlangsung hingga tahun 2017 mendatang saat hajatan Pilkada Serentak (pemilihan gubernur DKI Jakarta) digelar. Boleh jadi episode “Tom (musuh Ahok) dan Jerry (Ahok)” bakal berlanjut setelah Jakarta punya pemimpin baru pasca-pilkada.

Buat yang belum tahu, film kartun Tom & Jerry diciptakan, ditulis, dan disutradarai dua orang animator: William Hanna dan Joseph Barbera. Serial kartun kocak ini pertama kali diproduksi tahun 1940-1957.

Pada tahun 1980-1990-an beberapa stasiun televisi di Indonesia menayangkan serial film kartun tersebut. Belakangan serial itu tidak boleh lagi disiarkan televisi karena dinilai mengandung unsur kekerasan, sehingga tidak layak ditonton anak-anak. Namun, VCD dan DVD Tom & Jerry sampai sekarang bebas dijualbelikan.

Dalam film tersebut, Tom (kucing berwarna abu-abu berbelang putih di bagian depan) dilukiskan sebagai “tokoh”  jahat, licik  tapi banyak akal. Misinya adalah mengalahkan dan mengakali Jerry yang digambarkan sebagai makhluk yang cerdas tapi selalu di-bully si Tom, dan di akhir cerita, Jerry selalu beruntung.

Namanya juga film kartun lucu-lucuan. Adegan perseturuan antara Tom dan Jerry hampir selalu lebay. Tak masuk akal. Jika sedang marah, tubuh Tom kontan berwarna abu-abu atau merah. Saat kejar-kejaran, tubuh Jerry yang kecil dengan leluasa menyelinap ke dalam pipa. Tom kerap memaksakan diri. Melihat itu Jerry lantas menendang bokong Tom hingga tubuh Tom masuk ke pipa dan begitu keluar, tubuhnya berbentuk pipa. Sering pula Tom tertabrak pintu hingga badannya pipih mirip papan.

Demikian pula jika telapak kaki Tom dipukul Jerry dengan palu, mendadak telapak kaki Tom bengkak mendadak berukuran besar berdenyut layaknya jantung. Tom sering tak mau kalah dan terus membalas dengan tujuan akhir Jerry mati kutu.

Adegan lucu-lucuan dalam Tom & Jerry juga terlihat manakala Ahok terlibat “perseteruan” dengan mereka yang tidak senang dengan mantan bupati Belitung Timur ini.

Jika Tom dan Jerry memperebutkan keju, maka dalam kasus Ahok, yang diperebutkan adalah jabatan gubernur DKI Jakarta yang saat ini masih dikuasai dan akan dipertahankan Ahok sampai tahun 2022 nanti.

Apa yang sudah, sedang dan akan dilakukan Ahok (Jerry) pasti akan membuat panas “musuh-musuh” Ahok (Tom). Ahok dan pelawan-pelawan Ahok saling serang dan praktis kedua belah pihak tidak pernah akur.

Hanya lantaran bernafsu menjegal “Jerry” Ahok, “Tom” sering melakukan aksi demonstratif yang kerap mencelakakan diri sendiri dan menjadi cemoohan banyak orang. Mirip dengan Tom di film yang kerap melakukan sesuatu ibarat memercikkan air terkena muka sendiri.

Begitu mengetahui “Jerry” akan menggusur Kalijodo yang banyak rumah mesumnya, “Tom” (diperankan banyak tokoh) justru malah beramai-ramai  dan menari-nari di sana seolah bersimpati kepada warga Kalijodo. Ancaman “Tom” kepada “Jerry” bahwa akan ada aksi demo 1.000 PSK telanjang di Kalijodo pun malah membuat “Jerry” tertawa terkekeh-kekeh. Dasar guoblok!

“Tom” pun menantang “Jerry” keluar dari tempat persembunyiannya di Balai Kota ke Kalijodo. Eh, “Jerry” malah menanggapi enteng: “Ngapain gua ke sana, emangnya mau main kungfu?” Mendengar itu, “Tom” makin panas dan kepalanya puyeng tujuh keliling!

Lagi-lagi “Tom” nggak mau kalah. Kreativitasnya dimainkan. Mereka meledek “Jerry” punya mainan kasus pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras. “Tom” berkoar-koar ke seantero jagad bahwa “Jerry” korupsi.

Membawa konco-konconya, “Tom” ke gedung KPK. “Tom” dan kawan-kawan mendesak agar KPK memeriksa “Jerry”. Lagi-lagi “Tom” dibuat jengkel, sebab “Jerry” tenang-tenang saja dan malah menertawakan si “Tom” dan kawan-kawan.

“Tom” semakin jengkel. Pasalnya, setelah memeriksa berkas jual beli lahan Rumah Sakit Sumber Waras, KPK menyatakan tidak ada indikasi “Jerry” melakukan korupsi.

Bukan “Tom” kalau menyerah begitu saja. “Tom” terus berjalan berjingkat-jingkat dalam rangka membuat “Jerry” tak berdaya. Akal dan ide “Tom” tiada habis-habisnya.  Dalam soal akal-akalan, “Tom” memang kreatif.

Persis seperti dalam film Tom & Jerry, kali ini “Tom” mengeluarkan jurus pamungkas, yaitu menyewa dukun untuk meruwat KPK agar lembaga antirasuah itu segera menangkap “Jerry” dan menjadikannya sebagai tersangka. Disebut-sebut, para dukun itu juga dibayar “Tom” agar menyantet “Jerry”.

Sangar, kurang ajar! “Jerry” masih melakukan perlawanan. Si “Jerry” malah menantang: “Kalau mau nyantet saya ngapain bawa dukun ke KPK.  Bawa itu dukun-dukun ke Balai Kota. Santet saja, gue nggak takut.”

Dasar dukun goblok, nggak tahu ilmu apa yang dipakai, yang kena santet kok  justru “Tom”. Loh ... loh, bagaimana ini? Kok, malah “Tom” yang kena perangkap tikus yang dipasang KPK? Dasar dukun begok.

Sebelumnya “Tom” lainnya juga kena tulah oleh permainannya sendiri. Si “Tom” yang pernah berkoar-koar bakal bisa mengalahkan “Jerry” kini tak berdaya lantaran ia ditendang sang tuan rumah karena si “Tom” belakangan sering ngamuk dan “ngeong-ngeong” tak karuan.

“Tom” yang sebelumnya maco berkepala plontos tapi berjambul  itu kini tak berdaya, sesenggukan mirip makhluk jantan tapi berkutang.

Kita tunggu episode “Tom & Jerry” berikutnya, kapan “Tom” melepas kutang dan kembali berjingkat-jingkat  mengendap-endap,  mengintip,  untuk mengetahui apa lagi yang akan dilakukan “Jerry”. []

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun