Mohon tunggu...
Gan Pradana
Gan Pradana Mohon Tunggu... Dosen - Hobi menulis dan berminat di dunia politik

Saya orang Indonesia yang mencoba menjadi warga negara yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Parpol Segeralah Putuskan Dukung Yusril

31 Maret 2016   15:21 Diperbarui: 31 Maret 2016   16:03 703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terakhir Yusril dikabarkan sudah bertemu dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto untuk minta restu agar partai itu sudi mencalonkannya. Wajar kalau Yusril sowan ke sesepuh Gerindra, sebab Gerindra punya 15 kursi di DPRD DKI.

Lho, bukankah Gerindra sudah punya calon sendiri, Sandiaga Uno, yang belakangan sudah melakukan aksi “simpatik” pungut sampah di Bundaran HI? Saya yakin, semangat luar biasa Yusril yang bernafsu mengalahkan Ahok dan berhasrat menjadi gubernur Jakarta, akan mendorong laki-laki itu mengatakan: “Ah, emangnya gue pikirin.” Maklumlah, dalam soal pemerintahan, Yusril pasti jauh lebih unggul dan berpengalaman dibanding Sandiaga.

Jika memang pinangan Yusril ke Gerindra diterima, maka guna meramaikan proses pencalonan gubernur Jakarta, Partai Gerindra akan mengandeng “kekasihnya” yang selama ini setia di Koalisi Merah Putih, yaitu Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang punya 11 kursi di DPRD. Total 26 kursi sudah cukup bagi Gerindra dan PKS mengusung Yusril. Gerindra tidak perlu mengajak partai-partai lain.

Yusril pastinya juga cocok dengan PKS, sebab partainya, PBB, juga bernapaskan ideologi Islam. Sejarah membuktikan sebelum para petingginya terlibat korupsi, PKS pernah berjaya di DKI dalam setiap ada hajatan pemilu.

Belakangan Yusril juga sudah bermanuver untuk menarik simpati umat Islam di DKI yang dianggapnya “bodoh” dengan melemparkan fitnah bahwa Ahok akan menggusur sebuah masjid di Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara. Sementara itu kakak Yusril  (Yusron) juga sudah menghembus-hembuskan informasi berbau SARA di media sosial untuk mendiskreditkan Ahok.

Ah, sudahlah, jangan kita menagih janji ke Yusril yang tempo hari mengatakan bahwa ia tidak akan menggunakan isu SARA dalam proses pencalonan gubernur DKI.

“Itu, dulu Bung. Hari ini, mah, sudah beda.” Mungkin itulah jawaban yang disiapkan Yusril jika orang mempertanyakan mengapa ia kok tidak bisa lagi menjaga kesantunan untuk menarik simpati publik.

Jangan juga bertanya, mengapa ia tidak lagi mengikuti jejak “Sarimin pergi ke pasar” dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan elektabilitasnya.

Mari kita kembali ke survei yang dilakukan Charta Politika. Survei membuktikan elektabilitas Yusril bertengger di nomor 2. Dialah yang paling berpeluang mengalahkan Ahok. Ya, Yusril. Bukan Risma, Ganjar Pranowo, Sandiaga Uno, Hidayat Nur Wahid, atau Ahmad Dhani, apalagi Haji Lulung. Ah, itu masa lalu, sudah lewat!

Sudahlah, para petinggi parpol jangan lama-lama berpikir. Ingatlah Yusril. Ya, Profesor Yusril. Ayo, ciptakanlah sejarah bahwa Jakarta pernah memiliki seorang gubernur bergelar profesor yang santun dan tidak pernah memfitnah pesaingnya. Ini kalau Anda percaya, lho?[]

  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun