Mohon tunggu...
Gan Pradana
Gan Pradana Mohon Tunggu... Dosen - Hobi menulis dan berminat di dunia politik

Saya orang Indonesia yang mencoba menjadi warga negara yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Politik

'Barang Rongsokan' untuk Melawan Ahok

2 Maret 2016   15:38 Diperbarui: 2 Maret 2016   15:49 851
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain Adhyaksa, ada pula Yusril Ihza Mahendra. Namun, laki-laki yang telah menceraikan istri pertamanya itu, kini terus berupaya melupakan komitmennya “nyalon” menjadi gubernur DKI Jakarta lewat jalur independen.

Besar kemungkinan dia sudah sadar bahwa mengumpulkan KTP dukungan sebanyak 1.000.000 seperti yang pernah dia ungkapkan tidak semudah membalik berkas dokumen gugatan kliennya saat ia melakoni sebagai pengacara.

Dalam soal begituan, Yusril mesti banyak belajar dari anak-anak muda yang tergabung dalam komunitas Teman Ahok dan Muda Mudi Ahok yang hingga hari ini (Rabu 2 Maret) getol mengumpulkan KTP dukungan buat Ahok.

Sampai sedemikian jauh, Yusril masih bermain cantik, yaitu melakukan road show ke petinggi-petinggi partai, antara ke Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan minta belas kasihan: “Calonkan saya, dong, Pak.”

Mumpung belum keduluan yang lain, ada baiknya Yusril segera sowan ke Ketua Umum PDIP Megawati. Eh, siapa tahu, Ibu Mega berkenan, apalagi sampai sekarang partai ini pun belum menentukan sikap siapa calon gubernur Jakarta yang didukung atau diusung.

Menghadapi fenomena Ahok, partai itu tampaknya jual mahal, dan masih mikir-mikir jika akan mengikuti jejak Partai NasDem yang terang-terangan mendukung Ahok tanpa syarat.

Pengalaman membuktikan jika akan mendukung seorang calon, partai itu pasti mengajukan syarat.  Harap maklum, di Jakarta, partai ini punya modal, yaitu 26 kursi. Artinya, tanpa harus berkoalisi dengan partai mana pun, ia bisa bersolo karier mengajukan calon sendiri.

Seorang kader PDIP sempat nyeplos di medsos dan menulis status seperti ini: “Ahok hati-hatilah bicara, jangan menyakiti hati orang. PDIP nggak punya tradisi atau bakat jadi partai cheer leaders, pemandu sorak....”

Jika memang PDIP punya kebiasaan seperti itu, maka boleh jadi, PDIP bakal menjadikan Ahok sebagai musuh. Ini peluang buat Yusril. Sekali lagi, eh, siapa tahu beruntung.

Kalau pun kemudian Yusril tetap bisa “nyalon” tanpa lewat jalur independen, tapi lewat jalur partai-partai gurem, sangat mungkin Yusril akan menggunakan jurus mabuk, mendaur ulang barang rongsokan, SARA. Apes.[]

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun