Mohon tunggu...
Gan Pradana
Gan Pradana Mohon Tunggu... Dosen - Hobi menulis dan berminat di dunia politik

Saya orang Indonesia yang mencoba menjadi warga negara yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Surat Terbuka Buat Ahok (1): Tahan Emosi

1 Maret 2016   14:55 Diperbarui: 1 Maret 2016   15:43 1357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Posisi Bapak yang demikian tinggi, ibarat pohon, Bapak akan sering tertiup angin kencang. Jika Bapak tidak kuat, maka sangat mungkin Bapak akan tumbang. Jangan lawan angin kencang itu dengan kesombongan, sebab Tuhan sering menjatuhkan umat-Nya karena ia sombong.

Kemarin saya menonton talk show di televisi (salah seorang pembicaranya politikus dari PDIP) yang mengungkapkan bahwa Bapak bisa saja akhirnya benar-benar tidak disukai warga Jakarta lantaran Bapak salah ucap/keseleo lidah (slip of the tounge) ketika lawan politik Bapak menyerang Bapak dengan isu-isu SARA. Nara sumber ini tentu mengkhawatirkan hal itu akan terjadi setelah melihat ucapan-ucapan Bapak yang selama ini dikesankan kasar dan tak beretika.

Ada baiknya Bapak simak. Mulailah berbicara lembut, jangan saat mendekati pilkada, tapi selamanya. Saya percaya Bapak bisa.

Seorang teman juga mengingatkan bahwa hari-hari ini hingga pilkada nanti, banyak lawan politik Bapak yang kerap dan sengaja melemparkan kulit pisang di dekat Bapak. Harapan mereka, Bapak menginjaknya dan akhirnya Bapak terpeleset dan jatuh. Repotnya, kulit pisang itu bermuatan SARA.

Melalui surat terbuka ini, saya berharap, Bapak hati-hati. Kendalikanlah emosi Bapak. Jika terpaksa harus menanggapi, tanggapilah dengan santun dan senyum, jangan dengan muka yang tegang.

Ada baiknya Bapak ingat bahwa mendekati hari-hari penting yang akan Bapak jalani, cobaan dan godaan untuk menjatuhkan Bapak akan sering Bapak alami. Iblis kerap menggoda.

Tak ada salahnya Bapak mengikuti atau meneladani cara Yesus saat digoda iblis agar Ia mengubah batu menjadi roti, atau menerjunkan diri dari puncak bukit ke bawah agar bisa menguasai sebuah kota (kerajaan).

Saya percaya Bapak sangat paham dengan kisah di atas bahwa saat iblis menggoda-Nya, Yesus sama sekali tidak terpancing. Ia hanya memberikan jawaban yang sangat diplomatis.

Saya membayangkan saat menanggapi godaan iblis itu, Yesus berkata sambil tersenyum. Ya, Dia santai sekali. Saya percaya Bapak punya bakat seperti ini, sehingga tidak harus berteriak lantang seperti orang-orang pada zaman itu “salibkan Dia!”  yang penuh dengan dendam kesumat.

Demikian surat terbuka dan ungkapan dari saya (mungkin juga banyak orang). Selamat bertugas dan melayani sebagai gubernur DKI Jakarta. Salam untuk Ibu Veronica dan anak-anak. Tuhan memberkati.[]

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun