Pembentukan Panja “Papa Minta Saham” memang terkesan idealis, yaitu mengawasi Jaksa Agung Prasetyo yang sempat “di-bully” para anggota dewan saat rapat kerja dengan Komisi III.
Halo para wakil rakyat! Anda itu wakil kami, sedangkan rakyat yang sesungguhnya adalah kami. Rakyat sudah pintar. Ah, sudahlah, ayolah jujur, Azis Syamsuddin, Anda ngotot membentuk Panja sebenarnya bukan untuk mengawasi Kejaksaan Agung, tapi menekan Jaksa Agung agar tidak melanjutkan niat untuk memeriksa ketua fraksi Anda, kan?
Ketika raker dengan Kejagung, Prasetyo waktu itu ingin menyampaikan pendapatnya berkaitan dengan pembentukan Panja. Namun, Azis tidak mengizinkan. "Ini catatan tidak perlu meminta persetujuan. Saya hanya menyampaikan saja kepada mitra, ini hasil lobi kami secara internal. Nantinya kami dari Komisi III akan mengundang dari intansi-instansi terkait, apakah jaksa muda atau yang lain," ungkap Azis.
Halo Bung Azis, kelakuan Anda saat itu, mudah ditebak, apa yang Anda lakukan ada udang di balik batu. Panja akan Anda manfaatkan untuk membela Novanto dengan dalih “menghormati” konstitusi.
Lazimnya, panja dibentuk untuk membongkar sesuatu kasus yang ditutup-tutupi, bukan justru untuk menutup-nutupi sesuatu yang harus dibongkar. Hidung rakyat dengan mudah langsung bisa mengendus bahwa pembentukan panja “papa minta saham” yang diprovokasi Azis Syamsuddin tempo hari berbau busuk.
Logikanya sangat sederhana. Dari sisi etika, Novanto telah melakukan pelanggaran. Ini sudah sangat terang benderang. Apakah cuma sampai di sini? Sungguh bodoh bangsa ini jika pemufakatan jahat yang dilakukan Novanto dan Muhammad Riza Chalid dibiarkan dan tak tersentuh hukum.
Maka bisa dipahami jika Prasetyo khawatir panja “papa minta saham” justru akan mengesahkan kecurigaan rakyat bahwa DPR mengintervensi upaya penegakan hukum.
Omong kosonglah jika ada anggota DPR yang berdalih bahwa panja “papa minta saham” bisa bisa menjadi amunisi bagi Kejagung mengusut kasus Novanto. Itu cuma manis di bibir, namun racun di hati.
Jika memang DPR punya niat baik dan berkehendak mengawal Kejagung membereskan kasus “papa minta saham”, kita tunggu Azis Syamsuddin berani tidak mengantarkan bosnya, Setya Novanto yang selama ini mangkir diperiksa ke Kejaksaan Agung. Kita tunggu Azis serius atau cuma membacot.[]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H