RB: Ya, benar-benar. Saya menduga memang seperti itu. Tidak mungkin Bapak menyuap pribadi Presiden dan Wapres dengan saham 11 persen dan 9 persen. Setya Novanto sebagai negarawan tidak mungkin melakukan perbuatan senaif itu.
SN: Benar yang mulia. Saya tidak seperti yang dituduhkan banyak orang. Saya berniat menolong, kok malah dijatuhkan. Orang-orang di luar sana memang keterlaluan dan sentimen dengan saya.
RB: Benar, saya setuju dengan apa yang Bapak ungkapkan. Mereka adalah musuh Bapak yang sentimen kepada Bapak. Saya berharap Bapak jangan sempat berpikir mundur sebagai ketua DPR.
SN: Terimakasih yang mulia atas dukungan kepada saya. Saya memang tidak berniat mundur, baik sebagai anggota DPR atau ketua DPR. Saya lakukan itu semua demi bangsa dan negara.
RB: Dalam rekaman pembicaraan juga disebut-sebut bahwa Muhammad Riza Chalid memberikan uang Rp 500 miliar untuk Koalisi Merah Putih. Apakah Bapak tahu itu?
SN: Saya tidak tahu yang mulia.
RB: Oh, ya sudah, sebab saya memang mengharapkan jawaban seperti itu, sehingga MKD nantinya tidak memberikan sanksi apa-apa kepada Bapak.
GILIRAN Â SUPRATMAN ANDI AGTAS DARI FRAKSI GERINDRA MINTA WAKTU BERTANYA. KARENA YANG MEMIMPIN SIDANG KONCONYA SENDIRI, YAITU ABDUL KAHAR MUZAKIR, MAKA SUPRATMAN PUN LANGSUNG DIPERSILAKAN BERTANYA KEPADA SETYA NOVANTO.
Supratman Andi Agtas (SAA): Mengapa Bapak begitu peduli kepada bangsa dan negara, sehingga Bapak merasa perlu untuk membantu memperpanjang kontrak PT Freeport?
SN: Terus terang saya prihatin, jika kontrak usaha PT Freeport tidak diperpanjang, maka akan merugikan Indonesia. Di sana ada 30.000 orang Indonesia yang bekerja. Jika mereka nantinya menganggur, siapa yang bertanggung jawab. Memangnya orang-orang yang sekarang membully saya mau bertanggung jawab?
SAA: Berandai-andai jika perundingan atau lobi yang Bapak lakukan berhasil, Bapak tidak mendapatkan imbalan satu sen pun, kan?