Mohon tunggu...
Gan Pradana
Gan Pradana Mohon Tunggu... Dosen - Hobi menulis dan berminat di dunia politik

Saya orang Indonesia yang mencoba menjadi warga negara yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Berharap Olok-Olok Terhadap Prabowo Segera Berlalu

30 Juli 2014   20:52 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:50 796
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

4.Data KPU diretas hacker dari Korea Selatan: Karena panik, Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Hatta, Yunus Yosfiah menuding ada hacker dari Korea Selatan (Korsel) yang meretas data KPU saat lembaga itu melakukan penghitungan suara. Tuduhan ini tak urung membuat Korsel tersinggung dan dubes Korsel di Indonesia merasa perlu menemui Yunus Yosfiah untuk melakukan klarifikasi bahwa peretasan itu tidak mungkin dilakukan Korsel. Kasus ini pun jadi bahan tertawaan para netizen, sebab mana mungkin penghitungan yang dilakukan secara manual di KPU diretas oleh hacker? Lagi pula apa kepentingan Korsel dengan aksi seperti itu? Sampai-sampai ada netizen yang saking gemas dengan kubu Prabowo menyebarluaskan foto seorang laki-laki bertelanjang dada sedang mengetik dengan mesin ketik lalu di atasnya diletakkan pesawat televisi (diibaratkan sebagai layar monitor komputer).

5.Membawa dukun ke MK: Saat menyerahkan “dokumen kecurangan”, tim Prabowo membawa serta dukun ke MK. Di salah satu bagian gedung MK, sang dukun menggelar ritual, dibantu dengan seorang perempuan. Mereka membakar kemenyan dan mulutnya komat kamit membaca mantra. Aksi dukun ini tentu saja mengundang reaksi miring dari masyarakat dan mengibaratkan kekalahan Prabowo dengan kasus seorang yang tengah putus cinta: “Cinta ditolak dukun bertindak.”

6.Data kecurangan tidak akurat: Meskipun sudah diberi kesempatan oleh MK untuk diperbaiki, data dalam berkas dokumen gugatan yang diajukan ke MK, tetap saja tidak akurat dan membuat para netizen geleng-geleng kepala dan tak habis pikir, apa sih maunya kubu Prabowo? Di sana sini terdapat angka yang tidak akurat, seperti jumlah prosentase yang tidak klop 100 persen, perolehan suara yang tidak logis, bahkan ada kalimat yang menyebutkan bahwa yang melakukan kecurangan di sebuah daerah adalah pasangan presiden nomor urut 1. Terkesan dokumen disusun asal-asalan, yang penting masuk ke MK, benar tidaknya urusan nanti. Para netizen memerkirakan, jika karena faktor ini, MK nantinya menolak gugatan, mereka pasti akan berdalih “jangan lihat teksnya, tapi lihatlah konteks (substansi)-nya.” Ujungnya-ujungnya, mereka akan menuduh hakim MK tidak objektif dan memihak kepada KPU karena telah menerima sogokan.

7.Memalsukan 7 situs/portal berita: Guna mengacaukan opini publik, pendukung Prabowo tega-teganya memalsukan nama 7 (tujuh) portal berita dan menyajikan berita-berita fiktif. Ketujuh portal berita yang dipalsukan adalah: detik.com, trubunnews.com, kompas.com, tempo.co, liputan6.com, antaranews.com, dan inilah.com. Banyak anggota masyarakat yang terkecoh, sebab pemalsu portal berita tersebut menambah kata (-news.com) di akhir nama yang dipalsukan. Yang menggelikan, pendukung Prabowo sempat pula mengedarkan/menyebarluaskan link berita fiktif yang dimuat di portal berita palsu tersebut lewat Twitter dan Facebook.

8.Membuat petisi menggugat KPU cuma didukung 1.300 orang: Rupanya, kubu Prabowo tidak kurang akal. Anggota tim sukses Prabowo, Fahri Hamzah lewat Twitter Politikus Partai Keadilan Sejahtera Fahri Hamzah, menyebarluaskan petisi lewat change.org berisi gugatan putusan KPU yang memenangkan Jokowi-JK. Petisi ini diluncurkan Selasa 22 Juli. Namun sampai 28 Juli berdasarkan pantauan Tempo.co, petisi tersebut baru mendapatkan dukungan 1.304 orang. Petisi diluncurkan mengatasnamakan Komunitas Masyarakat Peduli Demokrasi. Petisi itu menyatakan terjadi kecurangan dalam pemilu presiden yang merugikan pasangan nomor urut satu, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Di dalam petisi juga dicantumkan video kecurangan dan pidato Prabowo yang menyatakan mundur dari proses penghitungan suara di Komisi Pemilihan Umum. Banyak netizen yang mengolok-olok: “Kalau sudah kalah, cobalah legowo.”

9.Pesan video Prabowo Subianto: Guna meyakinkan kepada para pendukungnya bahwa Prabowo berada di pihak yang benar dan menang, Prabowo pada tanggal 25 Juli mengunggah video yang diberi judul “Pesan Video Prabowo Subianto” di Youtube. Silakan lihat di sini: http://www.youtube.com/watch?v=S9pfcbCzprU. Melalui video ini, Prabowo mengajak kepada para pendukungnya agar terus kompak mendukungnya sebagai presiden dan mengungkapkan ketidakrelaannya kalah dalam penghiutungan suara di KPU. Kekalahannya ini semata-mata karena Prabowo merasa dicurangi. Hingga catatan ini saya buat, video ini telah ditonton 688.376 orang. Dari jumlah itu, 14.119 orang memberikan suka (like), sedangkan yang tidak suka dengan video itu ada 19.336 orang. Artinya yang tidak suka dengan tayangan itu lebih banyak daripada yang suka. Fakta seperti ini kemudian dijadikan olok-olok di media sosial: “Jangan-jangan Prabowo nanti protes kepada Youtube, karena Youtube telah melakukan kecurangan.” Ada pula netizen yang menyimpulkan dalam video itu, Prabowo mengajak perang.

Tentu masih banyak aksi lain yang dilakukan pendukung Prabowo yang mengundang olok-olok baru di sosial media. Saya berharap, olok-olok itu segera berakhir seiring dengan keputusan MK tanggal 21 Agustus nanti. Namun, selagi kita menunggu keputusan MK, akan lebih bagus kalau kita bisa menahan diri. Saya berharap Pak Prabowo dan terutama para pendukungnya tidak memantik korek api dan apinya membakar benda-benda yang ada di sekitarnya.

Halo para pendukung Pak Prabowo, kasihihanilah capres pilihan Anda. Jangan membuat laporan-laporan palsu dengan prinsip asal bapak senang (ABS). Cobalah Anda berdiam diri dulu sejenak.

Begitu pula kepada pendukung Jokowi-JK, janganlah Anda mengada-ada dan memposting berita-berita basi yang memojokkan Prabowo. Saya masih melihat ada sementara pendukung Jokowi mencantumkan link berita negatif di akunnya yang mengarah ke Prabowo dan partai-partai pendukungnya. Saya berharap olok-olok terhadap Prabowo segera berlalu.

Ah, sudahlah, masa lalu biarlah berlalu. Mari kita tatap masa depan. Mari kita beriman (apa pun keyakinan dan agama Anda) bahwa Tuhan sudah menetapkan siapa calon pemimpin bangsa ini lima tahun ke depan. Apa pun yang dilakukan manusia, jika Tuhan sudah berkehendak, kita mau apa? Terimalah dan bersyukurlah.[]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun