Dulu saya sempat melihat postingan foto teman saya di facebook dengan latar belakang sebuah patung dewa Hindu berwarna emas yang sangat besar, saya pikir berlokasi di Thailand atau Myanmar, setelah mencari tahu ternyata di Malaysia dan Gratis. ketika ada kesempatan untuk berkunjung ke Malaysia lagi saya putuskan untuk mengunjunginya. Batu Caves adalah bukit batu kapur yang terdapat beberapa gua dan kuil yang berlokasi di distrik Gombak 13 kilometer dari utara Kuala lumpur, Malaysia. Dinamakan Batu Caves diambil dari sungai Batu atau Batu river, yang mengalir melalui bukit, Batu Caves juga merupakan sebuah nama dari Desa terdekat. Batu Caves adalah salah satu tempat peribadatan hindu yang populer di luar India. jika ingin tahu informasi lebih lengkap mengenai sejarah Batu Caves bisa klik disini. Untuk mencapai Batu Caves ini sangat mudah, Malaysia memang sudah dikenal dengan alat transportasinya yang sudah sangat baik, dari KL Sentral kita tinggal naik KTM Komuter mengantri di bagian tiketing Batu Caves dan membayar tiket kurang lebih sejumlah RM 1, murah kan? kita bertiga hanya membayar RM 3, KTM Komuter atau kita bilang saja Kereta ya, kondisinya sangat terawat bersih, semua lampu menyala baik, tiap gerbong terdapat layar tv menampilkan iklan yang silih berganti, sangat wah untuk tiket yang hanya RM 1. dan jalannya itu sangat halus, kita duduk mundur tapi tidak terasa pusing. Perjalanan ternyata tidak selama yang saya kira, sekitar 45 menit kereta sudah sampai di stasion Batu Caves, tidak perlu transit atau naik kendaraan lagi, keluar station sudah terlihat bukit kapur yang menjulang tinggi, memasuki area ini ternyata benar Gratis, tidak ada konter tiket di bagian pintu masuk.
Pertama masuk gerbang coba tengok ke belakang, terdapat patung Hanoman berukuran raksasa berwarna hijau terlihat sedang mengepalkan kedua tangannya di dadanya dengan wajah fokus kedepan posisi terjaga, agak sedikit berbeda dengan hanoman yang saya tahu berwarna putih.
Jalan beberapa meter kedepan sudah tampak patung Hindu emas berukuran besar yang diketahui ternyata bernama patung Dewa Murugan, sebuah patung Murugan tertinggi di dunia, sebuah patung dewa Hindu, terbuat dari 1550 meter kubik beton, 250 ton baja bar dan 300 liter cat emas yang didatangkan dari tetangga Thailand. didepannya terdapat pelataran luas yang disambut dengan burung merpati yang berterbangan dan sesekali mendarat untuk memakan pakanan yang di berikan pengunjung, yang indah di mata belum tentu enak di hidung, indahnya burung merpati yang berterbangan terdapat juga kotoran burung yang menghiasi pelataran tersebut, aromanya hummpt, karena suasana tersebut jarang kami alami kami pun menyempatkan berfoto bersama burung-burung itu sambil menghiraukan bau aroma disekitarnya. Tidak lupa foto dengan latar belakang patung Dewa Murugan dan bukit adalah hal yang wajib.
Setelah puas berfoto didepan patung kami melanjutkan kunjungan dengan menaiki tangga yang menjulang tinggi, sekitar 272 anak tangga yang harus di daki ditemani beberapa monyet yang duduk dan lalu lalang mencoba mencari perhatian para pengunjung berharap di beri sebuah pisang atau mengambil sesuatu yang dianggapnya menarik, dimana-mana monyet memang terkenal dengan keusilannya, maka dari itu kita harus tetap siaga dan menyimpan perlengkapan yang kemungkinan mudah untuk diambil.
Perjalanan ke atas sempat terhenti karena terhalang monyet berukuran besar yang terlihat sedang tidak bersahabat, beberapa turis asing ketakutan dan berpindah ke tangga satu lagi untuk melanjutkan perjalanan. Saya pun sempat terhenti sejenak dan menunggu sabar sampai monyet berpindah kesisi lain sambil beristirahat dan saya pun melanjutkan mendakian, hal kecil bisa membuat suasanan berkesan ya. selama pendakian sempat berhenti sejenak karena untuk menarik nafas, pas lihat kebelakang terlihat pungung patung dewa Murugan yang menghadap pemukiman seolah mengawasi aktifitas yang sedang terjadi.
Sesampainya di atas kami disambut dengan mulut Gua berukuran besar jalan masuk kedalam dan terdapat ruangan yang sangat besar yang diterangi lampu secukupnya suasana cukup lembab, sesakali tetesan air menetes dari atap gua, sambil berjalan kedalam terlihat beberapa warga lokal yang sedang beribadah, sampai bertemu lagi dengan anak tangga berikutnya, cukup sedikit trauma mengingat anak tangga yang baru saya naiki tapi ini tidak begitu tinggi kok, sesampainya diatas terdapat ruangan lagi dengan atap yang terbuka, sangat menakjubkan. tak henti-hentinya mulut saya menyebut kebesaran nama Tuhan.
Puas memandangi kondisi gua saya pun turun dan menemui dua teman saya lagi, oya mereka terlalu kecapean untuk ikut ke gua yang atapnya terbuka. turun memang lebih mudah dibandingkan naik. tidak terasa sudah sampai ke tempat terbuka lagi, istirahat sejenak dan kembali melanjutkan perjalanan lagi. Sungguh sebuah tempat wisata yang saya bilang wajib atau tidak ada salahnya untuk dikunjungi jika berada di Malaysia toh gratis, ongkos murah, lokasi yang tidak terlalu memakan waktu dan pengalaman baru yang tidak terlupakan selama di Gua, patung Dewa Murugan dan burung-burung itu juga pastinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H