Mohon tunggu...
Gani Sipayung
Gani Sipayung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirasawasta

Desain Grafis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Keturunan Raja Silahi Sabungan 8 Turpuk

3 Juli 2024   00:37 Diperbarui: 14 Agustus 2024   05:22 627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gani Sipayung [2024] :  Setelah Munas II yang dilakukan oleh Panitia Pembangunan Tugu Dan Makam Raja Silahi Sabungan di Silalahi Nabolak, Panitia yang diketuai oleh Bupati Dairi pada saai tu, Bpk. Victor Immanuel Silalahi, kemudian menugaskan Seksi Tarombo untuk membuatkan sebuah buku [literatur] untuk mendokumentasikan rangkaian kegiatan pembangunan dan peresmian Tugu Dan Makam Raja Silahi Sabungan [buku Memori TUMARAS]. Tarombo Raja Silahi Sabungan telah tuntas disusun dan dilanjutkan dengan Peremian Tugu dan Makam Raja Silahi Sabungan di Silalahi Nabolak [1981]. 

Suka atau tidak suka, keputusan bersama telah diambil seluruh Raja-raja Turpuk dan semua Perwakilan Daerah Keturunan Raja Silahi Sabungan dalam Mubes, dan itu sebagai acuan bagi generasi muda saat ini. Penuh dinamika dan perjuangan panjang dan menguras tenaga dan pikiran selama 14 Tahun [1967-1981], akhirnya Tarombo Raja Silahi Sabungan berhasil ditegakkan sampai hari ini. Dengan mengakomodir semua masukan dan pendapat dari berbagai pihak, komunikasi dan semangat yang tidak pantang menyerah, didasari dengan kesehatian demi sebuah tekad yang sama, Tugu dan Makam Raja Silahi Sabungan telah berdiri megah di Silalahi Nabolak sampai saat ini.

Silalahi Nabolak awalnya bernama Huta Lahi, sesuai dengan nama pemilik tanah/bius ini, Silahi Sabungan. Penambahan Raja didepan nama Silahi Sabungan [menjadi Raja Silahi Sabungan] adalah  yang disematkan sebagai gelar kehormatan [sering juga disebut Ompu Raja Silahi Sabungan] sebagai Raja Bius di Silalahi Nabolak. 

Bius Silalahi Nabolak terbagi atas delapan sesuai jumlah anak-anak keturunan Silahi Sabungan, yaitu : Loho Raja, Tungkir Raja, Sondi Raja, Butar Raja, Dabariba Raja, Debang Raja, Batu Raja dan Tambun Raja [cikal baka sebutan Ualu Turpuk atau Delapan Kelompok keturunan Raja Silahi Sabungan]. Penegasan Ualu atau Delapan anak-anak Raja Silahi Sabungan diabadikan pula dalam situs Poda Sagu-sagu Marlangan. 

Artinya, penyematan Ualu Turpuk bagi keturunan Raja Silahi Sabungan adalah sesuai dengan Poda/Uhum yang masih dipegang sakral oleh seluruh keturunan Raja Silahi Sabungan, yaitu Poda Sagu-sagu Marlangan.

Sumber : Majalah Holong
Sumber : Majalah Holong

Selanjutnya, dalam permusyawarahan Pomparan Raja Silahi Sabungan seluruh Indonesia di negeri Silalahi, telah memutuskan Tarombo Raja Silahi Sabungan seperti yang saat ini diabadikan pada Tugu dan Makam Raja Silahi Sabungan. 

Perbedaan pandangan dan pendapat mengenai Tarombo yang kembali mencuat kepermukaan dan kembali menyisakan polemik bahkan kontra bagi beberapa kalangan tertentu yang tidak bisa menerima keputusan Tarombo yang sudah diputuskan. Hanya dengan penuh hormat atas setiap pemikiran dan kerja keras semua pihak, dengan keyakinan bahwa kesehatian dan pikiran kepala dingin disertai roh kebersamaan telah membuahkan hasil yang patut disyukuri [terlepas dari para pihak yang tidak menerima atau kontra].

Memang, sekelompok marga Silalahi dari Pangururan, Samosir [menamakan identitasnya sebagai Silalahi Raja atau klan Silahi Raja] yang notabene melakukan walk-out ketika Mubes di Silalahi Nabolak karena tidak terima dengan kesepakatan Tarombo Raja Silahi Sabungan saat itu, kelompok ini memilih tidak terima dengan hasil Mubes dan seluruh kesepakatannya, artinya mereka tidak mengakui Tarombo Raja Silahi Sabungan hasil Mubes Silalahi Nabolak [1968] dan memilih memiliki/membuat Tarombo versi mereka sendiri. Memang wajar, semua orang punya hak untuk konsisten dengan identitasnya. Sekarang ini, [tidak ingin disebut sebagai upaya konstruktif dan sistematis] setelah sekian jauh, sekelompok kalangan yang menyebut mereka sebagai keturunan Siraja Tambun, bersama kelompok klan Silalahi Raja, bersama-sama menolak Tarombo Raja Silahi Sabungan hasil Muber 1968 di Silalahi Nabolak.  Bahkan seolah mengatakan juga bahwa Siraja Tambun tidak sama dengan Tambun Raja, seperti yang disebutkan di Tarombo Raja Silahi Sabunagan hasil Mubes 1968. 

Jelas, bagi keturunan Raja Silahi Sabungan Ualu Turpuk, hal ini bukan ranah untuk menjadi persoalan di internal Ualu Turpuk. Tarombo Ualu Turpk Keturunanan Raja Silahi Sabungan sudah "clear" pada Mubes II 1968 di Silalahi Nabolak. Sepenggal kisah ini merupakan dinamika kehidupan, dan keturunan Raja Silahi Sabungan Ualu Turpuk secara konsisten juga melakukan perhelatan tahunan [setiap tahun] sebagai peringatan pesta peresmian Pesta Tugu, kemudian disebut juga Pesta Budaya dan Luhutan Bolon Pomparan Raja Silahi Sabungan, Ualu Turpuk.

Tugu Makan Raja Silahi Sabungan mulai dikerjakan sejak tahun 1967, ditengah gejolak pro dan kontra, namun berkat semangat dan kegigihan disertai tekad bulat seluruh Raja-raja Turpuk di Silalahi Na Bolak bersama para tokoh keturunan Raja Silahi Sabungan dari berbagai perwakilan daerah, barulah secara resmi peletakan batu pertama pada tanggal 12 April 1969 oleh bupati Dairi di era itu, Bpk. Victor I. Silalahi, dan didapuk sebagai Ketua Umum Pembangunan Tugu Silahi Sabungan saat itu. 

Perjalanan panjang dan penuh dinamika, pembangunan Tugu dan Makam Raja Silahi Sabungan akhirnya dapat dirampungkan dan diresmikan pada Tahun 1981, maka sejak itu setiap tahun diadakan perhelatan budaya dan tradisi Raja Silahi Sabungan oleh semua keturunannya dari berbagai daerah di nusantara bahkan dunia. Jauh sebelum peresmian Tugu dan Makam Raja Silahi Sabungan (disingkat : TUMARAS).

Sepenggal Kisah Relief Tugu dan Makam Raja Silahi Sabungan

Mangatar Tambunan  , Sumber : Majalah Holong
Mangatar Tambunan  , Sumber : Majalah Holong

Saksi Hidup ini bernama Mangatar Tambunan, tingal di Pematang Siantar Provinsi Sumatera Utara, suatu kenyataan dalam hidupnya setelah selesai mengerjakan dan membentuk relief bangunan Tugu/Makam Raja Silahi Sabungan dan siap untuk diresmikan (diresmikan bulan November 1981) diapun menemukan jodohnya dan langsung menikah.

Mangatar Tambunan, kala itu seorang lajang, berdoa secara khusuk kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk meminta petunjuk agar dalam ilham penglihatannya dapat digambarkan semua, yaitu tentang bagaimana awal mula perjalanan demi perjalanan maupun peristiwa demi peristiwa yang pernah dilalui Raja Silahi Sabungan di masa hidupnya. 

Setelah mendapatkan ilham, Mangatar Tambunan menceritakannya, semua dapat terbentuk relief bangunan Tugu Dan Makam Raja Silahi Sabungan dan tertata rapi menggambarkan kisah-kisah perjalanan kehidupan Raja Silahi Sabungan. Ilham rangkaian relief peristiwa, selanjutnya menjadi acuan bagi Pomparan Raja Silahi Sabungan sampai saat sekarang. Dan untuk lebih mengetahui apa dan bagaimana sebenarnya kisah perjalanan  dan peristiwa yang dialami Raja Silahi Sabungan semasa hidupnya terlihat dengan jelas di relief bangunan Tugu/Makam Raja Silahi Sabungan. 

Selain itu, Mangantar Tambunan mengenang sebuah kisah yang paling unik, apabila apa yang dikerjakan tidak sesuai dengan perjalanan dan peristiwa yang dilalui Raja Silahi Sabungan semasa hidupnya, maka apa dan bagaimanapun usaha yang dilakukan untuk mengerjakan atau mengukir reliefnya, pekerjaan itu tidak akan pernah berbuah hasil, malah sebaliknya menjadi hancur berantakan.

Sejak perhelatan peresmian Tugu dan Makam Raja Silahi Sabungan pada tahun 1981, sebutan bagi perhelatan keturunan Raja Silahi Sabungan ini cukup dinamis. Dimulai dari Pesta Tugu, Pesta Budaya Luhutan Bolon, Partangiangan dan Pesta Luhutan Bolon, namun kesemuanya hanya merupakan sebagai judul atas ungkapan syukur dan kesatuan seluruh keturunan Raja Silahi Sabungan, mengadakan perhelatan yang didorong rasa syukur dan mengingat akan warisan leluhur dan memperkenalkan tradisi dan budaya Raja Silahi Sabungan kepada generasi muda.

Sebutan Ualu Turpuk kepada puak keturunan Raja Silahi Sabungan, tidak lain, merujuk kepada Poda Sagu-sagu Marlangan dan Tarombo dari Raja Silahi Sabungan. Dalam bahasa Toba, Ualu berarti delapan dan Turpuk berarti kelompok, grup atau puak. Menurut Tarombo Raja Silahi Sabungan, yang terabadikan di Tugu dan Makam Raja Silahi Sabungan di Silalahi Na Bolak, bahwa Raja Silahi Sabungan memiliki 2 Isteri dan 8 Delapan anak.

Dalam Poda Sagu-sagu Marlangan dari Raja Silahi Sabungan disebutkan bahwa tongka (pantang_red) bagi keturunan Raja Silahi Sabungan menyebutkan bahwa mereka berasal dari dua ibu, tetapi mereka (keturunan_red) adalah satu, artinya anak Raja Silahi Sabungan memang ada delapan, namun mereka adalah satu. 

Maka dengan itu pula, keturunan Raja Silahi Sabungan sangat tepat untuk tidak memamakai istilah "parsadaan" atau persatuan, karena keturunan Raja Silahi Sabungan yang teridiri dari delapan anak Raja Silahi Sabungan - keturunan dari delapan anak ini kemudian terbentuk delapan kelompok/turpuk- namun mereka adalah satu, dimanapun dan sampai kapanpun. Kira-kita seperti itu representasi Poda Sagu-sagu Marlangan yang diwariskan oleh Raja Silahi Sabungan kepada keturunannya, dahulu, sekarang dan masa yang akan datang. Sampai saat ini, keturunan Raja Silahi Sabungan telah tersebar diseluruh nusantara bahkan dunia. 

Dengan Pesta Budaya dan Luhutan Bolon setiap Tahun, warisan tradisi budaya dan kearifan Raja Silahi Sabungan dapat terus diperkenalkan kepada seluruh keturunan dari generasi ke generasi. Dalam tahun 2024 ini, adalah giliran turpuk Tambun Raja sebagai Panitia Pelaksana, atau disebut Bolahan Amak. Dengan semangat dan roh kebersamaan seluruh keturunan Raja Silahi Sabungan, kiranya perhelatan 2024 terlaksan dengan baik dan terus menanamkan nilai-nilai positif diantara semua keturunan Ualu Turpuk Pomparan Raja Silahi Sabungan. Horas Tondi Madingin, Pir Tondi Matogu.

Kampayekan melalaui Twibbon di ... https://twb.nz/prsut2024btr, https://twb.nz/pbplprsut2024, https://twb.nz/pprsut2024tambunraja, https://twb.nz/pprsuttambunraja

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun