Mohon tunggu...
Gani Sipayung
Gani Sipayung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirasawasta

Desain Grafis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Raja Silahi Sabungan : Kearifan Lokal Silalahi Nabolak

8 Maret 2022   02:30 Diperbarui: 2 Juli 2024   15:52 6533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : gani sipayung

sumber : gani sipayung
sumber : gani sipayung

KEARIFAN LOKAL KETURUNAN RAJA SILAHISABUNGAN

Posa Sagu-sagu Marlangan merupakah landasan falsafah kehidupan bagi seluruh marga keturunan Raja Silahi Sabungan sampai hari ini. Landasan Kearifan Lokal dari Poda Sagu-sagu Marlangan dengan jelas menegaskan :

  • Raja Silahi Sabungan memiliki 2 istri, 8 putra [anak] dan 1 putri [boru].
  • Pantang [tongka/tokka] memisahkan keturunan Raja Silahi Sabungan berdasarkan ibu yang melahirkan, bahwa sebutan untuk garis keturunan marga-marga dari keturunan [pomparan] Raja Silahi Sabungan di Silalahi Nabolak adalah berasal dari 8 kelompok [turpuk] induk, sebagai keturunan se-ayah dan se-ibu.
  • Seluruh keturunan Raja Silahi Sabungan agar memegang teguh falsafah Poda Sagu-sagu Marlangan, bahwa sesama marga keturunan Raja Silahi Sabungan tidak boleh [pantang/tongka/tokka] saling kawin-mengawini.
  • Mengedepankan musyawarah dan mufakat bersama diantara semua marga keturunan Raja Silahi Sabungan, dalam menyikapi dan menyelesaikan masalah internalnya. Ini sangat penting, tidak mengedepankan egoisme personal/kelompok, tetapi saling menguasai diri dan tetap menjungjung nilai-nilai kearifan, kekeluaragaan dan kesatuan.

Meski tergolong dalam rumpun keturunan yang berasal dari Balige, Toba, tetapi dalam beberapa nilai-nilai sosial budaya dan hubungan kekerabatan, keturunan Raja Silahi Sabungan di Silalahi Nabolak memiliki perbedaan dengan sosial budaya dan kekerabatan masyarakat Toba pada umumnya. Hal ini sekaligus sebagai kekhasan yang membedakan keturunan Raja Silahisabungan dengan masyarakat Toba umumnya.

  • Keturunan Raja Silahi Sabungan tidak mengenal istilah kekekerabatan [Toga] atau Parsadaan (istilah parsadaan bisa digunakan dalam konteks organisasi/lembaga), karena seluruh keturunan Raja Silahi Sabungan adalah satu, satu Anak dan satu Boru [sisada anak, sisada boru], dan tidak bisa saling kawin mengawini. Berbeda dengan umumnya marga-marga dari Toba, memekai istilah kekerabatan Toga, karena dahulu ada tradisi boleh saling kawin-mengawini meski masih dalam satu garis keturunan. Meski demikian, zaman modern sekarang ini, kebiasaan tersebut sudah semakin ditinggalkan.
  • Ulos Silahi Sabungan memiliki motif atau pattern yang berbeda dengan ulos Toba umumnya, contoh : Ulos Gobar, Ulos Simangkat-angkat, Ragi Siantar, dan lain-lain.  Walau memang tidak bisa dipungkiri, ulos Toba secara umum lebih populer dijumpai dibandingkan dengan ulos Silahi Sabungan, karena ulos Silahi Sabungan hanya dikenal dan dipakai oleh keturunan Raja Silahi Sabungan. Sedangkan uolos Toba bebas bisa dipakai secar umum.
  • Panggilan kekerabatan [partuturan] Anak [kelompok pria] dalam kekerabatan marga-marga keturunan Raja Silahibungan sedikit berbeda, dimana panggilan kekerabatan [partuturan] berdasarkan urutan 8 marga-marga induk keturunan Raja Silahi Sabungan, dengan demikian kedudukan urutan kekerabatan bisa terlihat melalui panggilan kekerabatan [partuturan], sekalipun lebih tua, panggilan bisa akan menjadi lebih muda bila bertemu dengan marga-marga keturunan Raja Silahisabungan lainnya. Nah, untuk generasi muda keturunan Raja Silahi Sabungan zaman ini, ini menjadi penting untuk diketahui sehingga Poda Sagu-sagu Marlangan tetap lestari oleh keturunan Raja Silahi Sabungan yang mewarisinya.
  • Pemakaian marga Silalahi, seiring perkembangan zaman, dari beberapa marga induk keturunan Raja Silahi Sabungan dari Silalahi Nabolak  atau dari Samosir, adalah umum dan jamak menggunakan marga Silalahi, namun tetap konsisten dengan menunjukkan garis keturunan marga induk yang diwarisinya. Berbeda juga dengan marga Silalahi dari Balige, bahkan juga dari Samosir, umunya adalah keturunan Raja Parmahan yang menggunakan juga marga Silalahi. Namun intinya adalah untuk selalu ada kemauan untuk memahami garis keturunan marga induknya.
  • Penulisan yang benar untuk konteks menunjukkan seorang pribadi adalah Raja Silahi Sabungan, namun penulisan Silahisabungan adalah untuk konteks  menunjukkan tempat negeri Silalahi Nabolak atau Kecamatan Silahisabungan.

Negeri Silalahi Nabolak telah ditetapkan Pemerintah Republik Indonesia melalaui Pemerintah Kabupaten Dairi sebagai sebuat otonomi kecamatan tersendiri, yaitu Kecamatan Silahisabungan. Pembangunan Tugu Makam Raja Silahi Sabungan di Silalahi Nabolak adalah untuk tujuan menghormati leluhur dari semua kaum yang menghargai dan menghormati nilai-nilai warisan leluhurnya. Salam "Rap Renta Pomparan Raja Silahi Sabungan"  dimanapun berada.  Saat ini, sesuai dengan Pada Sagu-sagu Marlangan, istilah Ualu Turpuk [delapan kelompok] digaungkan sebagai sebutan dan  indentitas keturuanan/pomparan Raja Silahi Sabungan, baik itu Anak, Boru, Bere dan Ibebere.

Mauliate Godang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun