Mohon tunggu...
Gani Sipayung
Gani Sipayung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirasawasta

Desain Grafis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Raja Silahi Sabungan : Kearifan Lokal Silalahi Nabolak

8 Maret 2022   02:30 Diperbarui: 2 Juli 2024   15:52 6533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : gani sipayung

Sebuah kutipan dari buku Memori Tumaras ... sejak peresmian Tugu dan Makam Raja Silahi Sabungan (disingkat : TUMARAS) di Huta Lahi atau saat ini dikenal dengan sebuatn Silalahi Nabolak, pada tanggal 23-27 Nopember 1981, belum ada sebuah referensi baku (literatur) sebagai dasar literasi atau sumber informasi bagi keturunan Raja Silahi Sabungan. Dengan dukungan berbagai pihak dari seluruh keturunan Raja Silahi Sabungan, maka diterbitkan buku MEMORI TUMARAS yang ditulis oleh Guru Patimpus atau Op. Poltak atau Djabangsa Sihaloho, B.A., yang terbit pada tahun 2000.

Pembangunan Tugu Makam Raja Silahi Sabungan di Silalahi Nabolak adalah untuk tujuan menghormati leluhur dari semua kaum yang menghargai dan menghormati nilai-nilai warisan leluhurnya.

Minimnya literasi pada zaman itu, sehingga tidak banyak ditemukan fakta literatur yang bisa menjelaskan tentang kehidupan Raja Silahi Sabungan, yang terkenal sebagai DATU BOLON yang konon sangat terkenal dan disegani kala itu. Tidak ada tarikh atau penanggalan yang valid, kapan Silahisabungan mendiami negeri Dairi, Silalahi Nabolak. Sementara itu menurut hikayat turun-temurun [turi-turian] tentang garis keturunan, sebagaimana umumnya dalam budaya Toba atau sering disebut TAROMBO [bahasa Toba].  Dengan minimnya sumber manuscrift, maka hikayat turun-temurun [turi-turian] yang diwariskan hanya secara oral menyebabkan ragam versi cerita, beda daerah [negeri] bisa saja menjadi berbeda alur cerita dan hal ini umumnya menjadi ajang silang pendapat [miss-leading] dan beda faham.  

Bersyukurnya, di Silalahi Nabolak masih ditemui beberapa situs yang mendukung cerita warisan [legenda] tentang kehidupan Raja Silahi Sabungan, seperti tanah ulayat [Bius] sipungka huta Silahi Sabungan, fakta geografis letak kampung [lumban] hunian kelompok keturunan, tempat permandian, batu pengadilan "batu sijongjong-sigadap" dan penemuan tempat yang dianggap sakral lainnya, dan semua itu masih ada dan lestari sampai saat ini. Dalam kepercayaan masyarakat dahulu juga masih mempercayai ritual mistis, yang masih bisa dilakukan dan diakui sebagai cara yang umum untuk menyingkapkan misteri yang dianggap rumit untuk dipecahkan, yaitu ritual pemanggilan arwah leluhur oleh orang-orang yang dianggap kompeten melakukannya. Dan semua usaha ini mengerucut pada keyakinan dalam usaha menetapkan TAROMBO Raja Silahi Sabungan.

Keinginan untuk membuat sebuah ketetapan sosial-budaya kearifan lokal untuk seluruh keturunan  Raja Silahisabungan sebenarnya sudah mencuat menjelang diselenggarakannya MUBES menuju persiapan pembentukan Panitia pembangunan Tugu Makam Raja Silahsabungan di Silalahi Nabolak. Menurut kesepakatan pendapat seluruh keturuan Raja Silahisabungan dalam MUBES-I dan II, bahwa TAROMBO garis keturunan ditetapkan, bahwa : Raja Silahi Sabungan memiliki 2 Isteri, yaitu Pingganmatio Padangbatanghari dan Siboru Nailing (putri) Nairasaon. Kemudian dari kedua istri ini, Raja Silahisabungan memiliki keturunan 8 anak Laki-laki dan 1 anak Perempuan. Dari kedelapan anak inilah kemudian keturunan Raja Silahisabungan, dari generasi ke genarasi, berpencar (merantau) ke beberapan daerah dan bahkan turut pula beradaptasi dengan kearifan setempat, seperti ke Toba, Angkola, Mandailing, Simalungun, Karo, Dairi, Humbang, Barus, Deli, Aceh dan sebagainya.

Turi-turian tentang asal-usul Raja Silahi Sabungan adalah keturunan pasangan Sorbanibanua dan putri [boru] Pasaribu, yang berdiam di Lumban Gorat, Balige, Toba. Silahi Sabugan sendiri memiliki saudara bernama Sibagotni Pohan, Sipaettua dan Siraja loan. Turi-turian juga mengisahkan, dalam sebuah kisah diceritakan sikap Sibagotnipohan yang kurang menghargai adik-adiknya, yaitu Silahi Sabungan, Sipaettua dan Sirajaoloan, dimana Sibagotni pohan telah mengambil keputusan sepihak tanpa melibatkan mereka. Karena merasa tidak dihargai, Silahi Sabunganm Sipaettua, Sirajaoloan, menjadi sakit hati dan kemudian bermufakat untuk meninggalkan tanah leleuhur mereka, Balige [Toba], dan kemudian mencari tempat lain untuk mereka diami. Sipaettua memilih tinggal di daerah sekitar Porsea. Sedangkan Siraja Oloan, awalnya menetap di Muara, berpindah ke Panruruan Samosir, dan kemudian ke negeri Bakkara. Silahi Sabungan kemudian ke Pakpak dan mendirikan Huta Lahi [atau Silalahi Nabolak, Kab. Dairi, saat ini].

...saya selaku mantan Ketua Umum Panitia Pembungan Tugu Makam Raja Silahi Sabungan, turut memberikan bahan dan dorongan kepada Jabangsa Sihaloho, B.A., untuk menyusun buku MEMORI TUMARAS ini. Sungguh menakjubkan, semangat dan kesatuan keturunan Raja Silahisabungan untuk membangun sebuah monument yang cukup megah, menjadi kebanggan tersendiri dan memotivasi generasi penerus... Tarombo Raja Silhisabunganyang disajikan merupakan sebuah langkap yang terpuji untuk mempersatukan persepsi yang sempat kabur tergerus oleh zaman... dengan terbitnya buku MEMORI TUMARAS ini kami harapkan semangat persatuan dan kesatuan kita galakkan ... "Rap Renta Pomparan Raja Silahi Sabungan"  [ kutipan Kata Sambutan buku MEMORI TUMARAS oleh Bapak Viktor Immanuel Silalahi, Mantan Bupati TK.II Kabupaten Dairi 1974-1979, Mantan Ketum Panitia Pembangunan Makam Tugu Raja Silahisabungan].

Dari buku MEMORI TUMARAS mencatat kronologis perjalanan sejarah Pembangunan Tugu Makam Raja Silahi Sabungan di Silalahi Nabolak, ada banyak tantangan, suka dan duka, yaitu sebagai berikut :

MUBES PERTAMA (1967)

Pada tanggal 9-12 Desember 1967 dilangsungkan MUBES-1 keturunan Raja Silahi Sabungan di Silalahi Nabolak, yang dihadiri utusan dari Kabupaten Dairi, Karo, Simalungun, Tapanuli Utara, Samosir, Deli Serdang, Langkat, Kodya Medan dan Kodya Pematang Siantar. Pada MUBES-1 ini memutuskan : 

  1. Membentuk Panitia Pusat Tugu dan Tarombo Raja Silahisabungan disingkat menjadi PPTTS berpusat di Sidikalang dengan susunan pengurus sebagai berikut : Ketua Umum : VIKTOR IMMANUEL SILALAHI,  Ketua I : PHILIPPUS  SILALAHI, Ketua II : S.A.S. TAMBUNAN,  Ketua III : T.D. SILALAHI, Sekretaris Umum : A. TAMBUNAN,  Ketua I : S.D. SIPAYUNG, B.A., Ketua II : P. SILALAHI, Ketua III : B. TAMBUNAN, dan Bendahara Umum : St. J. SIJABAT. b) Membangun Tugu Makam Raja Silahisabungan di Silalahi Nabolak
  2. Membentuk Panitia Tarombo untuk menyusun turasi dan Tarombo Raja Silahisabungan.
  3. Motto "Rap Renta Pomparan ni Raja Silahi Sabungan" sebagai semboyan keturunan Raja  Silahi Sabungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun