Pada akhirnya, krisis ekonomi yang dialami Sri Lanka akhirnya menyebabkan ketidakmampuan mereka dalam membayar hutang luar negeri kepada China. Namun, China sendiri memiliki andil dalam kegagalan Sri Lanka tersebut. Pemerasan berkedok bantuan pembangunan BRI di Sri Lanka merupakan salah satu penyebab kegagalan perekonomian negara tersebut. Krisis ekonomi tentunya berdampak besar pada sosial dan politik dalam negeri Sri Lanka.Â
Hal ini ditandai dengan munculnya berbagai permasalahan baru di masyarakat dan aksi protes masyarakat pada pemerintah. Pemerintah Sri Lanka mulai membatasi impor beberapa komoditas penting, untuk mempertahankan cadangan devisa negara. Akibatnya, harga barang kebutuhan pokok naik, inflasi mencapai angka 25%. Terjadi pula pemadaman listrik selama 13 jam per harinya imbas dari ketidaksanggupan pemerintah dalam memasok listrik untuk masyarakat Sri Lanka. Kondisi ini menyebabkan terjadinya banyak aksi protes oleh Masyarakat Sri Lanka akibat tidak puas dengan pemerintah. Sebagian besar Masyarakat sudah kehilangan kepercayaan dengan pemerintah.
Kondisi perekonomian Sri Lanka saat ini ditandai dengan tantangan yang signifikan. Negara ini telah mengalami kontraksi PDB, dengan perekonomian menyusut sebesar 3,1% pada kuartal kedua tahun ini dan proyeksi kontraksi lebih lanjut sebesar 4,3% sepanjang tahun 2023. Kemerosotan ekonomi dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kekurangan input, gangguan rantai pasokan, dan krisis neraca pembayaran yang parah. Ketidakseimbangan utang dan fiskal negara juga berkontribusi terhadap tantangan perekonomian, sehingga berdampak negatif terhadap pertumbuhan dan pengentasan kemiskinan.Â
Tingkat inflasi berfluktuasi, dengan sedikit kenaikan pada bulan Oktober 2023, dan diperkirakan akan turun pada tahun 2024. Pemerintah telah menyusun proposal untuk merestrukturisasi utang dari kreditor-kreditor besar, dan pengumuman baru-baru ini mengenai proyek infrastruktur oleh Tiongkok dan A.S. diharapkan dapat meningkatkan investasi dan membantu pemulihan ekonomi. Secara keseluruhan, perekonomian Sri Lanka sedang menghadapi kesulitan yang signifikan, dan diperlukan upaya bersama untuk mengatasi ketidakseimbangan yang ada dan mendukung pertumbuhan berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H