Mohon tunggu...
gania desierra
gania desierra Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi universitas nahdlatul ulama sidoarjo

saya mahasiswi universitas nahdlatul ulama sidoarjo yang ingin belajar dan interesting dengan dunia content writing

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Masyarakat Melawan AI

9 Juli 2023   17:09 Diperbarui: 9 Juli 2023   17:31 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Artificial Intelligence. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Gerd Altmann

Apa yang kamu bayangkan saat pertama mendengar AI (Artificial intelligence) tentu saja sebuah temuan luar biasa yang memudahkan kehidupan  kita. Menurut sejarah AI / Artificial Intelligence Idikemukakan oleh seorang profesor berasal dari Massachusetts Institute of Technology yaitu John McCarthy di tahun 1956 pada konverensi yang dimana para peneliti AI datang dan hadir.

John McCarthy mengatakan, AI untuk mengetahui dan memodelkan teknik berpikir manusia dan mendesain mesin agar dapat menirukan perilaku manusia. Cerdas, yang memiliki arti pengetahuan ditambah pengalaman, pikiran (bagaimana membuat keputusan dan mengambil tindakan), moral yang baik

Artificial Intelligence atau AI merupakan teknologi terkini yang dikembangkan untuk memudahkan manusia. Kehadiran teknologi AI mampu merevolusi seluruh aspek kehidupan, termasuk dalam dunia pekerjaan. Teknologi AI memberikan kesempatan bagi komputer untuk mempelajari data besar sehingga dapat melaksanakan tugas kompleks. Artificial Intelligence juga efektif mengoptimalkan pekerjaan yang dilakukan secara mandiri maupun kelompok

Penggunaan kecerdasan buatan AI semakin meluas di berbagai aspek kehidupan manusia. AI mampu memproses data dengan cepat dan akurat, sehingga banyak organisasi dan perusahaan menggunakannya untuk mempermudah pekerjaan mereka. Namun, di balik manfaatnya, AI juga memiliki ancaman yang perlu diwaspadai oleh masyarakat.

Salah satu ancaman AI yang paling umum adalah penggantian pekerjaan manusia. Seiring dengan kemampuan AI yang semakin canggih, beberapa pekerjaan yang tadinya dilakukan oleh manusia bisa dilakukan oleh mesin dengan lebih efisien dan murah. Sebagai contoh,

Desain Grafis

Pada Harvard Business Review bulan Desember, tiga profesor menyatakan Dall-E sebagai ancaman bagi industri desain grafis. Dall-E adalah alat AI yang bisa menghasilkan gambar secara cepat.

Akuntan

Brett Caraway dari Universitas Toronto mengatakan tenaga kerja intelektual bisa terancam dengan keberadaan AI. Selain pengacara, ada juga akuntan yang digantikan oleh mesin.

Layanan Konsumen

Chatbot sudah mulai dipekerjakan untuk menelepon atau mengobrol dnegan layanan konsumen. Studi tahun 2022 dari perusahaan riset teknologi Gartner memperkirakan chatbot akan mendominasi 25% saluran tersebut pada 2027 mendatang.

di beberapa pabrik sudah banyak menggantikan pekerja manusia dengan robot untuk mempercepat produksi dan mengurangi biaya produksi. Hal ini tentunya berdampak pada ketersediaan lapangan kerja bagi masyarakat.

Namun, Artificial Intelligence bukanlah sebuah sistem yang sempurna, sehingga tidak hanya menawarkan kelebihan tetapi juga ada beberapa kekurangan dari Artificial Intelligence. Sebuah kecerdasan ini seringkali ditambahkan pada sistem yang telah diatur mengikuti konteks ilmiah atau dikenal juga dengan sebutan intelegensi artifisial.

Teknologi tersebut mampu meniru fungsi kognitif pada manusia sehingga kecerdasan buatan pasti mempunyai kemampuan untuk analisis data, pemahaman pola, dan juga pengenalan pada lingkungan sekitar maupun membuat keputusan. Adalah anggapan yang kurang tepat jika artificial intelligence adalah robot. Hal ini karena kecerdasan buatan juga muncul dalam bentuk komputer, perangkat, dan bisa tanpa wujud.

BIAYA TINGGI

Mesin yang bergerak menggunakan sistem kecerdasan buatan pasti butuh biaya pengembangan secara spesifik dan mahal. Apalagi pembuatannya juga melibatkan banyak sumber daya sehingga proses pembuatannya juga memakan waktu yang sangat lama. Proses tersebut menuntut ketelitian para pembuatnya sehingga membuat artificial intelligence diwujudkan tetapi dengan biaya tinggi.

TIDAK KREATIF

Apa yang dilakukan oleh artificial intelligence adalah tugas-tugas yang sudah pernah dikerjakan atau direncanakan manusia. Sehingga, kalau pada suatu saat manusia membutuhkan sebuah perubahan besar atau inovasi, maka mereka harus mengatur kembali seluruh mesin tersebut. Apalagi mesin artificial intelligence tidak mempunyai perasaan maupun kreativitas.

TIDAK MEMILIKI ETIKA

Apapun pekerjaan yang dilakukan oleh manusia tidak hanya membutuhkan tenaga ataupun pikiran. Akan tetapi, relasi dalam lingkungan kerja pasti akan lebih kuat jika terdapat etika. Inilah keuntungan jika sampai saat ini banyak perusahaan yang masih menggunakan manusia sebagai para pekerjanya. 

Mereka dapat melatih dan memberdayakan para pegawai tersebut agar bisa melayani secara ramah, sopan, dan membuat para pelanggan betah. Berbeda jika dalam perusahaan tersebut sudah banyak menggunakan mesin artificial intelligence. Walaupun sistem tersebut mampu membantu pekerjaan dalam perusahaan lebih efektif dan lebih singkat, tetapi karena tidak mempunyai emosi, perasaan, maka terkesan tidak peka atau tidak punya etika.

SARAN

Berdasarkan data di atas, dapat kita lihat masih banyak peluang dan kesempatan dalam berbagai bidang dengan adanya kekurangan dari AI itu sendiri, Sebagai masyarakat kita tentunya tidak ingin tergerus oleh kecanggihan teknologi yang berkembang begitu pesat, kita harus terus mengupgrade diri sendiri dari berbagai aspek, salah satu nya adalah Emotional Intelligence/ EI. Emotional Intelligence akan berperan sebagai pembeda sekaligus penentu dalam mengoperasionalkan pekerjaan bedasarkan 75% keberhasilan kerja berasal dari EI/ EQ sedangkan 25% dari IQ. (Sc.youtubeEIDanielgoleman)

Menurut Salovery dan Mayer definisi kecerdasan emosional atauyang sering disebut EQ sebagai, “himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan memantau perasaan sosial yang melibatkan kemampuan pada orang lain, memilah- milah semuanya dan menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran dan tindakan’’

LIMA DASAR KEMAMPUAN DALAM TEORY KECERDASAN EMOSI MENURUT DANIEL GOLEMAN

  • Self Awareness kesadaran seseorang akan emosinya sendiri, Contohnya apabila anda menyadari bahwa anda sedang marah sebaiknya anda menenangkan diri mencari informasi lebih dalam sebelum anda mengambil keputussan, tidak membuat keputusan saat anda sedang marah.
  • Emotional Managing Kemampuan untuk menghibur diri sendiri untuk melepaskan kemurungan dan kecemasan. Kemurungan, ketersinggungan dan akibat- akibat yang di timbulkan serta kemampuan untuk bangkit dari perasaan yang menekan (pressure) kemampuan seseorang dalam menangani perasaan agar dapat mengungkapkan dengan tepat sehingga tercapai keseimbangan dalam diri seseorang , menjaga agar emosi yang merisaukan dapat terkendali.
  • Self Motivation Tetap pada tujuan yang di inginkan , mengatasi impulsi emosi negative dan mampu menahan diri terhadap kepuasan sementara dan memiliki motivasi yang positif atau antusiasme optimis dan keyakinan diri , yakni suatu usaha akan berhasil sekalipun banyak halangan dan tantangan.
  • Empathy/ Mengenali emosi orang lain Kemampuan untuk mengenali memahami dan sensitif dengan perasaan orang lain, dapat merasakan apa yang dirasakan dan diinginkan orang lain, seseorang yang memiliki kemampuan empati lebih mampu menangkap sinyal” social yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa” yang di butuhkan orang lain sehingga ia lebih mampu menerima sudut pandang orang lain, peka terhadap perasaan orang lain dan lebih mampu untuk mendengarkan orang lain .
  • Handling relationship Kemampuan membangun situasi social lancar dalam berinteraksi dengan orang lain dan membentuk jaringan dapat menuntun emosi dan tindakan orang lain kemampuan dalam membina hubungan merukan suatu keterampilan yang menunjang popularitas kepemimpinan keberhasilan sesame, keterampilan dalam berkomunikasi merupakan kemampuan dasar dalam keberhasilan membina hubungan, membaca isyarat nonverbal dari sikap yang diperlihatkan teman bicara dapat mengartikan gesture seseorang.

Dengan terus belajar dan mengasah diri baik dari segi IQ maupun EQ dapat meningkatkan self value sebagai masyarakat yang layak mendapat peluang kerja dan tetap di pertimbangkan dalam dunia kerja di era gempuran Artificial Intelligence.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun