Mohon tunggu...
Ganesha AfnanAdipradana
Ganesha AfnanAdipradana Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Hobi membaca dan mencoba belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jika Presiden Jokowi Dimakzulkan, Apakah Penggantinya adalah Wapres Maruf Amin?

6 Februari 2024   22:21 Diperbarui: 6 Februari 2024   23:16 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemakzulan adalah proses hukum yang ditetapkan untuk mencopot seorang kepala negara atau pejabat pemerintahan dari jabatannya. Meskipun jarang terjadi, pemakzulan merupakan instrumen penting dalam sistem demokrasi untuk memastikan akuntabilitas dan kepatuhan terhadap hukum oleh pemimpin negara.

Sejarah Pemakzulan

Sejarah pemakzulan dapat ditelusuri kembali ke masa lalu, terutama di Amerika Serikat. Pemakzulan pertama kali diatur dalam konstitusi Amerika Serikat pada akhir abad ke-18. Sejak itu, hanya sedikit presiden AS yang menghadapi proses pemakzulan, dengan Andrew Johnson, Bill Clinton, dan Donald Trump menjadi presiden yang telah diadili oleh Dewan Perwakilan Rakyat AS.

Di luar AS, praktik pemakzulan juga ada dalam beberapa negara, meskipun proses dan mekanismenya dapat bervariasi. Biasanya, pemakzulan melibatkan tuduhan serius terhadap pejabat yang dianggap melanggar konstitusi, hukum, atau etika moral yang diperlukan untuk menjabat.

Signifikansi Pemakzulan

Pemakzulan memiliki signifikansi yang besar dalam konteks politik dan hukum sebuah negara. Beberapa aspek signifikan dari pemakzulan termasuk:

  • Menggarisbawahi Kepatuhan Hukum: Proses pemakzulan menekankan pentingnya kepatuhan terhadap hukum dan konstitusi oleh pejabat publik. Ini membantu memastikan bahwa tidak ada pejabat yang dikecualikan dari akuntabilitas, bahkan presiden atau kepala negara.
  • Menjaga Keseimbangan Kekuasaan: Pemakzulan adalah mekanisme penting untuk menjaga keseimbangan kekuasaan antara cabang-cabang pemerintahan. Dalam sistem demokrasi yang sehat, tidak ada pejabat yang di atas hukum, dan pemakzulan memastikan bahwa eksekutif tidak dapat bertindak sewenang-wenang.
  • Menghormati Suara Rakyat: Proses pemakzulan sering kali mencerminkan aspirasi dan kekhawatiran rakyat terhadap kinerja dan integritas pemimpin mereka. Ini memberikan wadah untuk menyuarakan ketidakpuasan dan meminta pertanggungjawaban atas tindakan-tindakan yang dianggap tidak pantas.

Pemakzulan bukanlah langkah yang diambil secara ringan, tetapi merupakan instrumen penting dalam menjaga prinsip-prinsip demokrasi dan menegakkan supremasi hukum dalam suatu negara. Dengan memahami sejarah dan signifikansi pemakzulan, kita dapat lebih memahami kompleksitas politik dan hukum di berbagai negara.

PROSEDUR PEMAKZULAN

Proses pemakzulan bervariasi dari satu negara ke negara lain, tergantung pada sistem politik dan hukum yang berlaku. Namun, secara umum, ada beberapa tahapan dan prosedur yang umumnya terjadi dalam proses pemakzulan:

1. Inisiasi
Proses pemakzulan biasanya dimulai dengan inisiasi dari anggota parlemen atau badan legislatif yang memiliki wewenang untuk mengusulkan pemakzulan terhadap pejabat yang dituju. Inisiasi ini bisa berasal dari anggota parlemen, fraksi politik, atau komite khusus yang ditugaskan untuk menyelidiki dugaan pelanggaran.

2. Penyelidikan dan Pembuktian
Setelah inisiasi, biasanya dilakukan penyelidikan dan pembuktian terhadap dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh pejabat yang dituju. Ini dapat melibatkan penyelidikan oleh komite khusus atau lembaga pengawas yang ditunjuk, pemeriksaan bukti-bukti, dan pendengaran saksi-saksi.

3. Penyusunan Artikel Pemakzulan

Jika terdapat bukti yang cukup untuk mendukung tuduhan pelanggaran, maka artikel pemakzulan akan disusun. Artikel pemakzulan berisi pernyataan resmi tentang tuduhan pelanggaran yang dilakukan oleh pejabat yang dituju, dan biasanya diadopsi oleh badan legislatif yang bersangkutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun