Mohon tunggu...
Ganesha AfnanAdipradana
Ganesha AfnanAdipradana Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Hobi membaca dan mencoba belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

AI Mengatur Lampu Lalu Lintas. Apa Benar Lebih Ampuh Mengatasi Kemacetan dibanding Kendaraan Umum?

8 Juli 2023   15:18 Diperbarui: 8 Juli 2023   15:28 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penting bagi kita untuk mengkaji kebijakan yang diambil oleh pemerintah dan dampaknya terhadap perekonomian dan kehidupan masyarakat. 

Dalam hal ini, kita akan membandingkan dua kebijakan yang berbeda yang diterapkan oleh pemerintah Jakarta. 

Pertama, pembangunan jalan pedestrian dan sepeda dengan tujuan mendorong peralihan dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum. 

Kedua, penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk mengatasi kemacetan di kota. 

Artikel ini akan menganalisis keuntungan dan kerugian dari masing-masing kebijakan serta melakukan perhitungan berdasarkan analisis ekonomi untuk menentukan mana yang lebih menguntungkan bagi perekonomian masyarakat Jakarta.

Kebijakan Pembangunan Jalan Pedestrian dan Sepeda

Pemerintah Jakarta sebelumnya meluncurkan kebijakan pembangunan jalan pedestrian dan sepeda dengan tujuan utama mempromosikan penggunaan kendaraan umum dan mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi. 

Pembangunan jalur pedestrian dan sepeda ini memberikan akses yang lebih baik bagi pejalan kaki dan pengendara sepeda, mengurangi kemacetan, meningkatkan kualitas udara, dan meningkatkan kesehatan masyarakat.

Dalam sebuah artikel yang diterbitkan oleh Tempo.co, Mantan Gubernur  Anies Baswedan meresmikan pembangunan jalur pedestrian bawah tanah pertama di Indonesia. 

Pembangunan infrastruktur ini bertujuan untuk meningkatkan mobilitas pejalan kaki dan pengendara sepeda, serta memperkuat sistem transportasi publik di Jakarta. 

Selain itu, perpindahan dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum juga dapat mengurangi biaya transportasi individu dan memperbaiki efisiensi penggunaan bahan bakar.

Namun, saat ini, pemerintah Jakarta di bawah kepemimpinan yang baru telah membongkar sejumlah jalan pedestrian dan sepeda. 

Menurut penjelasan Heru Budi Hartono, Gubernur DKI Jakarta saat ini, penghapusan ini dilakukan untuk memberikan ruang yang lebih luas bagi kendaraan bermotor dan memperbaiki kinerja lalu lintas di sekitar area tersebut. 

Keputusan ini menuai kontroversi dan kritik dari para penggiat lingkungan dan pendukung transportasi berkelanjutan, yang berpendapat bahwa hal ini merupakan langkah mundur dalam mendukung transportasi berkelanjutan dan perlindungan lingkungan.

Pemanfaatan Teknologi AI untuk Mengatasi Kemacetan

Selain kebijakan pembangunan jalan pedestrian dan sepeda, pemerintah Jakarta juga telah mengadopsi teknologi AI untuk mengatasi masalah kemacetan di kota. 

Dalam artikel yang diterbitkan oleh Kompas.com, Heru Budi Hartono menjelaskan bahwa teknologi AI telah terbukti mengurangi kemacetan hingga 15-20%. 

Teknologi ini menggunakan data lalu lintas yang dikumpulkan melalui sensor dan kamera untuk menganalisis dan memprediksi pola lalu lintas, mengoptimalkan waktu perjalanan, dan memberikan rekomendasi rute alternatif kepada pengendara.

Pemanfaatan teknologi AI dalam mengatasi kemacetan memiliki beberapa keuntungan. 

Pertama, penggunaan teknologi ini dapat mengurangi waktu perjalanan dan kemacetan di jalan raya, yang pada gilirannya akan meningkatkan produktivitas dan efisiensi ekonomi. 

Kedua, teknologi AI dapat membantu pemerintah dalam merencanakan dan mengelola infrastruktur transportasi dengan lebih efektif, sehingga mengurangi biaya pembangunan dan pemeliharaan jalan.

Namun, penggunaan teknologi AI juga memiliki beberapa kendala. Pertama, teknologi ini membutuhkan investasi yang signifikan dalam pengembangan infrastruktur dan sistem monitoring yang canggih. 

Selain itu, adopsi teknologi ini juga memerlukan ketersediaan data yang akurat dan terintegrasi. Keberhasilan teknologi AI dalam mengatasi kemacetan juga bergantung pada kerjasama antara pemerintah, pengelola transportasi, dan masyarakat.

Analisis Ekonomi dan Perhitungan

Untuk melakukan analisis ekonomi dan perhitungan, kita perlu mempertimbangkan beberapa faktor seperti jumlah anggaran yang dibutuhkan oleh pemerintah, waktu yang diperlukan, dan dampak ekonomi pada masyarakat Jakarta.

1. Pembangunan Jalan Pedestrian dan Sepeda: 

Pembangunan jalan pedestrian dan sepeda memerlukan investasi dalam pembangunan infrastruktur dan pemeliharaan. 

Biaya ini mencakup pembangunan jalur, pengadaan peralatan dan fasilitas yang dibutuhkan, serta pemeliharaan rutin untuk memastikan kondisi yang baik. 

Namun, pembangunan jalan pedestrian dan sepeda dapat memberikan manfaat jangka panjang dalam hal peningkatan mobilitas, penurunan kemacetan, dan peningkatan kualitas hidup. 

Selain itu, peralihan dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum dapat mengurangi biaya transportasi individu, seperti biaya bahan bakar dan pemeliharaan kendaraan pribadi. 

Hal ini dapat memberikan efek positif pada perekonomian masyarakat Jakarta secara keseluruhan.


2. Pemanfaatan Teknologi AI: 

Penggunaan teknologi AI untuk mengatasi kemacetan juga memerlukan investasi yang signifikan dalam pengembangan infrastruktur dan sistem monitoring yang canggih. 

Investasi ini mencakup pengadaan perangkat keras dan lunak yang diperlukan, pengembangan sistem, dan pelatihan personel terkait. 

Meskipun investasi awal yang diperlukan mungkin lebih besar dibandingkan dengan pembangunan jalan pedestrian dan sepeda, pemanfaatan teknologi AI dapat memberikan manfaat jangka panjang dalam hal peningkatan efisiensi transportasi, penurunan kemacetan, dan peningkatan produktivitas ekonomi. 

Dengan memanfaatkan data lalu lintas secara akurat, teknologi AI dapat memberikan solusi yang lebih efektif untuk mengatasi kemacetan dan mengoptimalkan penggunaan jalan raya.

Perhitungan Ekonomi

Untuk melakukan perhitungan ekonomi yang komprehensif, perlu dilakukan studi yang lebih rinci dan data yang akurat. Namun, kita dapat melakukan analisis kasar berdasarkan asumsi data rerata Jakarta yang disebutkan dalam permintaan Anda.

1. Kerugian Akibat Kemacetan: 

Berdasarkan asumsi bahwa kemacetan di Jakarta menyebabkan kerugian sebesar 71,4 triliun rupiah, dapat kita hitung nilai tersebut sebagai biaya langsung dari kemacetan. 

Kerugian ini meliputi waktu yang terbuang, biaya bahan bakar yang meningkat, biaya operasional kendaraan yang tinggi, dan dampak negatif pada produktivitas ekonomi.

2. Biaya Fasilitas Kendaraan Umum: 

Dalam konteks pembangunan jalan pedestrian dan sepeda, biaya fasilitas kendaraan umum meliputi pembangunan jalur pedestrian dan sepeda, pengadaan peralatan dan fasilitas yang diperlukan, serta pemeliharaan rutin. 

Biaya ini dapat dihitung berdasarkan perkiraan anggaran yang dialokasikan oleh pemerintah.

3. Biaya Pengembangan Teknologi AI: 

Dalam konteks pemanfaatan teknologi AI untuk mengatasi kemacetan, biaya pengembangan teknologi ini meliputi pengadaan perangkat keras dan lunak yang diperlukan, pengembangan sistem, dan pelatihan personel terkait. 

Biaya ini dapat dihitung berdasarkan perkiraan anggaran yang dialokasikan oleh pemerintah.

Selain faktor anggaran, perlu juga mempertimbangkan waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kebijakan tersebut.

 Pembangunan jalan pedestrian dan sepeda mungkin memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan implementasi teknologi AI, yang dapat segera dimulai setelah infrastruktur yang diperlukan tersedia.


Analisis Keseluruhan

Pada akhirnya, perhitungan mana yang lebih baik dari segi analisis ekonomi akan tergantung pada data yang akurat dan studi yang lebih mendalam. 

Namun, berdasarkan prinsip dasar ekonomi dan keberlanjutan, kebijakan yang mendorong peralihan dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum dan mengurangi kemacetan cenderung lebih menguntungkan bagi perekonomian dan kualitas hidup masyarakat Jakarta secara keseluruhan.

Pembangunan jalan pedestrian dan sepeda dapat meningkatkan mobilitas, mengurangi kemacetan, dan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat. 

Selain itu, peralihan ke kendaraan umum dapat mengurangi biaya transportasi individu dan dampak negatif pada lingkungan. 

Namun, dalam konteks perkembangan teknologi AI, penggunaan teknologi ini dapat memberikan solusi yang lebih efektif dalam mengatasi kemacetan dengan biaya dan waktu yang lebih efisien.

Oleh karena itu, penting bagi pemerintah Jakarta untuk melakukan studi lebih lanjut dan menggabungkan kedua kebijakan ini.

Pendekatan yang terintegrasi antara pembangunan infrastruktur jalan pedestrian dan sepeda dengan pemanfaatan teknologi AI untuk mengatasi kemacetan dapat memberikan solusi yang komprehensif dan berkelanjutan bagi masyarakat Jakarta. 

Dalam hal ini, kerjasama antara pemerintah, pengelola transportasi, dan masyarakat juga sangat penting untuk mencapai tujuan tersebut.

Perbandingan ini harus dilakukan dengan mempertimbangkan efek jangka panjang pada perekonomian, kualitas hidup, dan lingkungan.

Semoga bermanfaat Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun