Mohon tunggu...
Ganesha AfnanAdipradana
Ganesha AfnanAdipradana Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Hobi membaca dan mencoba belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

[Opini] Solusi Permasalahan Piala Dunia U20 2023 Tidak Terulang Lagi

25 April 2023   16:24 Diperbarui: 25 April 2023   17:25 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ajang Olahraga. Sumber Ilustrasi: Freepik.com/Freepik

Indonesia dari tahun ke tahun belum pernah mengikuti ajang olahraga sepak bola paling bergengsi yaitu piala dunia. Namun tanpa disangka pada tahun 2019, lebih tepatnya pada tanggal 24 oktober 2019 Indonesia diberi kesempatan menjadi tuan rumah piala dunia U-20. Hal ini membuat pemain muda sepak bola dapat merasakan bertanding dengan pemain elit-elit di piala dunia. Kesempatan mengikuti piala dunia U20 ini bukan tanpa usaha karena butuhnya mengungguli negara-negara yang berpeluang menjadi tuan rumah saat itu yaitu Peru, Brasil, Bahrain, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.

Hal ini membuat persiapan panjang untuk membuat sukses sebagai tuan rumah piala dunia U20. Namun, awal-awal Indonesia dibatalkan menjadi tuan rumah piala dunia U20. Hal ini bukan tanpa sebab tapi ada beberapa faktor yang mendorong Indonesia tidak jadi menjadi tuan rumah. Faktor utamanya adalah beberapa politikus dan partai politik menolak Israel mengikuti piala dunia U20 di Indonesia. FIFA memiliki dua pilihan yaitu menolak Israel mengikuti Piala dunia U20 atau Indonesia batal menjadi tuan rumah piala dunia U20. Dan ternyata FIFA memutuskan pilihan kedua yang cukup merugikan. Bagaimana tidak Indonesia sudah mempersiapkan sebagai tuan rumah piala dunia U20 yang bergengsi. Kerugian yang dirasakan Indonesia kehilangan debutnya sebagai kontestan sekaligus tuan rumah piala dunia U20. Selain itu, Indonesia kehilangan kesempatan memanen keuntungan ekonomi dengan kedatangan para pemain dan supporter negara-negara lain. Padahal Indonesia telah menghabiskan banyak uang untuk investasi untuk menunggu momen sangat menguntung bagi ekonomi nasional.

Dilansir dari sport.tempo.co, Indonesia memang bukan yang pertama yang dicabut sebagai tuan rumah piala dunia. Negara-negara yang pernah mengalami pembatalan sebagai tuan rumah adalah Nigeria (1991), Yugoslavia (1993), Nigeria (1995),Irak (2003).

Dilansir dari akurat.co, negara-negara tuan rumah yang pernah menolak Israel saat ajang olahraga selain Indonesia adalah Uni Emirat Arab, Arab Saudi, dan Malaysia. Uni Emirat Arab sebagai tuan rumah ajang olahraga tenis WTA Tour melakukan aksi boikot terhadap Israel. Aksi ini menyebabkan Uni Emirat Arab mendapat sanksi berupa denda sebesar 300 ribu dolar AS oleh WTA. Malaysia pun pernah mengalami hal yang sama diajang World Para Swimming Champion 2019 dan akhirnya Malaysia dibatalkan dari tuan rumah ajang olahraga tersebut.

Selain Piala Dunia U20 2023, Indonesia juga mendapat kesempatan tuan rumah World Beach Games. Namun lagi-lagi dihebohkan oleh dua pemimpin provinsi yaitu Provinsi Bali dan Jawa Tengah. Ganjar Pranowo dan Wayan Koster tetap kukuh bahwa menolak Israel bermain di Indonesia.

Hal ini membuat Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) baru, Ario Bimo Nadito Ariotedjo atau Dito Ariotedjo memiliki beban dan tanggung jawab dengan adanya penolakan Israel tapi harus memastikan Indonesia dapat sukses dan berhasil sebagai tuan rumah ajang olahraga tersebut.

Dari permasalahan Piala dunia U20 sebelumnya, ditakutkan Indonesia mengalami hal yang sama pada World Beach Games. Bagaimana Menpora baru akan membuat langkah baru agar tidak terulang lagi kerugian ganda.

Apa itu World Beach Games?

Dilansir dari liputan6.com, World Beach Games adalah ajang olahraga internasional  yang diadakan oleh Association of National Olympic Comittees (ANOC) yang pertama kali diadakan pada tahun 2019 di Qatar. Ajang olahraga terdiri dari gabungan beberapa olahraga yang dilaksanakan di pantai.

 Alasan Indonesia menolak Israel

Sama seperti piala dunia U20, World Beach Games 2023 diadakan di Indonesia dan juga Israel juga ikut berpartisipasi sebagai kontestan. Ditambah lagi para politisi yang telah menolak Israel di piala dunia U20 juga menolak lagi di ajang olahraga ini.

Alasan beberapa politisi yang menolak Israel ikut berpartisipasi dalam ajang olahraga di Indonesia adalah sesuai dengan cita-cita UUD 1945 dan juga mengikuti sikap Soekarno terhadap Penjajahan. Karena Israel terus menginvasi Palestina dan tidak mengakui kemerdekaannya. Sedangkan konstitusi Indonesia menolak segala macam penjajahan.

Tapi benarkah alasannya adalah seperti itu? Bagaimana dengan Era Orde Lama yang telah berdiplomasi dengan Perancis dan Inggris pada 1950. Padahal Perancis dan Inggris adalah negara penjajah di negara-negara tetangga kita. Contoh Malaysia dijajah hingga 1957 dan Brunei Darussalam dijajah hingga 1984 oleh Inggris. Sedangkan Laos dijajah hingga 1975 dan Kamboja hingga 1953 oleh Perancis. Bukankah Soekarno sendiri memiliki hubungan berdiplomasi dengan negara-negara penjajah yang berlawanan dengan prinsipnya. Tapi berbeda ketika membicarakan Israel.

Mungkin penulis masih awam sehingga masih ada aspek yang mendasari Israel pantas ditolak. Namun jika alasannya penjajahan sepertinya Pemerintah Indonesia telah melanggar UUD 1945 sendiri.

Apakah Indonesia masih dapat menjadi tuan rumah

Kita lepas dari alasan politik karena penulis bukanlah di bidangnya. Lalu hal yang paling penting adalah Indonesia masih adakah kesempatan untuk menjadi tuan rumah pada ajang World Beach Games? Penulis rasa masih ada kesempatan. Mungkin Pemerintah Indonesia dapat mengakali dan bernegosiasi agar status tuan rumah tidak terancam.

Misalkan yang jika yang ditakutkan adalah keamanan maka tingkatkan persiapan dan mencegah faktor-faktor yang menyebabkan ancaman.

Solusi Belajar dari Kasus Olimpiade Tokyo 2020

Mungkin dapat menjadi referensi saja sebagai solusi. Pada Olimpiade Tokyo 2020 terdapat salah satu negara yang dilarang bermain saat itu adalah Rusia. Tapi apakah Jepang sebagai tuan rumah benar-benar menolak tim Rusia. Tidak. Lalu bagaimana Jepang mengakalinya? Cara Jepang mengakalinya adalah dengan cara melarang atas nama negara. Tim kontestan dari Rusia mengubah menjadi tim ROC dengan bendera netral serta dinyanyikan lagu kebangsaan.

Maka Jika Indonesia memang menolak Israel sebagai negara maka dapat mengakali dengan meminta tim untuk tidak mengatasnamakan Israel dan menggunakan bendera netral dan dilarang menyanyikan kebangsaan.

Mungkin bisa jadi cara Indonesia untuk berdiplomasi dengan Israel secara halus untuk menolak penjajahan atas Palestina dan bisa jadi menjadi cara termudah Indonesia agar mengakui negara Palestina. Jika dapat menyelesaikan perang dengan diplomasi mengapa tidak. Bukankah alasan utama menolak Israel adalah masalah penjajahan dan kemanusiaan.

Semoga bermanfaat dan jika ada yang ditambahkan dapat diskusi di kolom komentar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun